123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Selasa, 24 Mei 2016

Hipokrit


Tidaklah kamu ingat sekeping coklat di bulan Pebruari

Berbentuk hati dengan pita merah terikat simpul diatas kemasannya

Penuh harap aku menggapaimu

Walau aku tahu tak mudah, setidaknya itu tanda bukti bahwa coklat adalah simbol
Cinta

Masih teringat senyummu dan harapan yang kau berikan padaku

Setiap dentuman jam hingga berganti hari hanya harum bunga yang kau berikan

Saat hati dimana aku mulai penat menggantung di pusaran angin

Ku suguhkan sebait sajak, seolah itu tanda kalau aku ingin kau melengkapi puzzle hatiku yang kosong

Kemudian kau bilang, “Kau adalah sahabat terbaikku”

Ku ambil sebilah pisau, ku robek-robek lembaran kisah kita yang sebentar itu

Sengaja aku sakit agar tak pedih selamanya

Kini, saat kau telah bertuan, kau coba mendekat dan mempersilahkanku untuk mencurimu

Hei, tidaklah kau ingat ? Kita sahabat, jangan biarkan aku merobohkan dinding yang telah kau bangun dengan tuanmu. Jika itu ku lakukan, panggilku penghianat!

Aku tidak akan mencuri


Sebab, tidak ada alasan terbaik untuk membela pencuri

Kamis, 05 Mei 2016

Terlambat


Aku mengenal waktu saat umurku menginjak lima tahun
Ibuku yang mengajariku untuk paham pada angka di lingkaran jam di tembok kamar yang telah retak
Kelak supaya aku tidak terlambat sekolah
Atau menepati suatu janji

Ayahku yang memberikanku sebuah jam tangan
Agar aku tahu setiap waktu yang terlewatkan selalu kita genggam
Saat ku dewasa, aku tahu bahwa waktu adalah harta paling berharga
Aku pernah menjadi orang pertama datang ke sekolah karna menghargai waktu

Bukan menyembah waktu, tetapi bagaimana cara mengaturnya dengan baik
Saat aku mengerti cinta, waktu itu pun banyak terlewatkan dengan harum aroma kasih sayang
Kemudian saat aku sakit hati, waktu itu hilang menjadi rindu atau berubah menjadi wadah kesedihan paling dalam
Sekali waktu aku mencoba menyusuri hutan penuh pohon-pohon tua

Ditengah hutan tumbuh sangat bijak sebuah pohon apel muda yang kutanam dari bibit di tengah pohon-pohon yang sudah uzur
Mendekatinya tuk menggapai buah apel yang bergantung di pohon itu
Akan sangat manis bila ku makan apel tersebut

Ketika belum sempat menyentuhnya aku terhenti beranjak
Termenung pada sebuah penyesalan
Ku tatap nanar batang pohon yang sudah kosong tanpa apel
Batang itu tergoyang lunglai oleh angin

Kali ini waktu ternyata mendahuluiku
Aku terlambat
Aku tidak datang pada saat yang tepat
Bibit yang ku tanam dan waktu yang kurawat ternyata menghinatiku

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone