123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Selasa, 11 Februari 2014

Asal usul Jamban

Kita nggak pernah lepas dari orang yang pernah berjasa dalam hidup kita. Contohnya Thomas Alfa Edison., seorang yang agak kurang kerjaan mencoba bereksperimen dan akhirnya membuahkan sebuah bola lampu pijar yang sekarang sering disebut lampu.

Sempet sih gue kasian sama Si Thomas ini. Dia selalu di gembor-gemborkan sebagai seorang penemu bola lampu. Penemu ? gue nggak suka sebutan penemu ini. Permasalahannya, tadi gue juga abis nemu duit ditengah jalan. Apa iya gue disebut penemu duit dan  nama gue bakal ada di buku-buku anak SD sebagai penemu dunia yang paling berjasa ? Dan foto gue dengan satu jari dibibir akan terpampang dibuku itu. 
Namun kalo itu terjadi, gue agak ragu kalo buku itu bakal laku keras. Yang ada bukunya malah distop Kemendikbud dan ditarik lagi dari toko-toko obat.

Nah, disini gue mau membicarakan tentang penemuan yang menurut gue menakjubkan. Kadang-kadang gue selalu berpikir Kok bisa ya ? siapa si yang buat itu pertama kali ?

Pertama kali yang membuat gue agak tercengang lalu berpikir ini siapa si yang buat ? yaitu, Jamban. Terdengar sepele. Apalagi kalo udah disuruh beol disitu, bawaannya mau nyemplung aja ke empang.
Tapi pernah nggak sih kalian berpikir kalo penemu jamban pertama kali itu adalah seorang kontraktor jenius ? pernah nggak ?. Kalo gue sih nggak pernah. Lagi pula pembuat jamban waktu itu kayaknya kurang pandai dalam desain penempatan jambannya. Di atas empang.

Biasanya kalo ngedenger jamban itu pasti langsung berpikir, terbuka, terbuat dari kayu, diatas empang. Kenapa harus diatas empang, coba ? Kayak nggak ada tempat lain aja. Kenapa nggak diatas gedung atau nggak di atas genteng. KENAPA HARUS DI ATAS EMPANG ?!!

Ada asap pasti ada api. Kayaknya pepatah ini yang cukup pantas untuk mengklarifikasi sebuah jamban. Kenapa jamban harus di empang ? dibalik sebuah pertanyaan ini gue mau menceritakan asal-usul pembuatan jamban. Gue agak gelisah dengan diri gue sendiri yang mulai bingung kenapa jamban pernah hidup dan berkembang di dunia ini.

Pada suatu pagi di desa kong-kalingkong, terlahir seorang bayi dari rahim ibunya yang bernama Kartinem. Kartinem ini adalah sosok ibu yang cocok untuk menjadi nenek. Toh sekarang umurnya saja sudah 60 tahun. Dia mendapat keajaiban dari tuhan karna masih bisa melahirkan dan punya anak.

Ia tinggal sendiri dirumahnya. Karna suaminya sudah meninggal dua tahun yang lalu. Bisa tepatnya, dia janda. Julukkannya sebagai janda itulah yang akhirnya membuat warga desa kong-kalingkong menuduh Kartinem ini sebagai wanita penghibur.

Hujatan dan hinaan yang menjurus ke kata-kata kasar selalu di utarakan dari para mulut warga desa. Sampai-sampai pada tengah malam. Seorang laki-laki dengan baju hitam-hitam (sepertinya dia abis nyelawat) bersama dua temannya datang kerumah Kartinem.

Di dalam rumah yang sudah agak reot dan terbuat dari bambu bekas. Kartinem sedang menyusui bayinya. Karna teteknya udah agak kendor sampe ke perut. Ia pun menyerahkan tugas menyusui ini ke kambing peliharaannya. Anaknya itu pun meminum susu kambing. Kasihan bayi Kartinem. Takutnya pas sudah gede dia malah ngakuin kalo kambing itu adalah orang tua aslinya. Dan Kartinem adalah orang yang telah memisahkannya dengan orang tuanya. Yaitu, kambing.

Kembali ke laki-laki dan teman-temannya yang sudah berada didepan rumah Kartinem. Laki-laki ini adalah pak RT yang telah memperkosa Kartinem. Malam ini pak RT mau bertemu dengan Kartinem sekaligus bertemu dengan bayinya.

Dua ajudannya pun menunggu di depan rumah Kartinem.

Diawali dengan ketukan pelan lalu pak RT masuk kerumah Kartinem. Sial bagi pak RT ternyata ia salah masuk rumah. Karna yang dimasukinya itu, rumah tetangganya Kartinem yang lagi nyusuin. Nyusuin suaminya.

“Hehehe.. maaf salah alamat” pak RT cengengesan.

“Iya gapapa, mau juga pak ? ” ujar ibu-ibu menawari.

Pak RT pun segera melengos kerumah Kartinem. Ketika ia masuk dia tercengang melihat kejadian aneh. Yang seharusnya ia tidak melihatnya. Karna ia sedang melihat istrinya dengan laki-laki lain.

“Eh papah, ngapain pah disini ?”

Pak RT langsung mendobrak pintu tersebut. Ia kesal, marah, update “Istriku menghianatiku”. Ia tidak percaya kalo istrinya itu akan menghianatinya. Padahal apa salah dia ? (kayaknya Pak RT lupa deh). Ia pun menangis sejadi-jadinya ditepi empang.

Malam semakin larut. Perut pun menandakan alarm kemulesan. Kebetulan karna sudah malem, pak RT pun bingung mau beol dimana. Saat itu ia mencari-cari pasir, namun tidak ada. Pandangannya mengelilingi kesekitar empang yang dipinggirnya banyak sekali pohon-pohon yang masih rindang sampai akhirnya pandangannya pun terpaku ketika melihat kuntilanak diatas pohon mangga, sedang ngopi.

“Hihihi… mas ngopi mas biar nggak ngantuk”

“Se…se…SETAN POCONG !!!”

“Woii gue bukan pocong” kuntilanak kesel.

Pak RT lari muter-muter mengelilingi empang. Puterannya semakin nggak jelas. Seiring dengan pelarianya dari kuntilanak, perutnyanya pun semakin mules. Ia akhirnya berhenti ditempat yang sama.
Perutnya semakin tak terkendali. Terus menerus mengocok. Seakan perutnya itu berisi berbagai macam makanan dan diblender didalamnya. Semuanya tercampur aduk.

Ia meringis kesakitan sambil mengelus terus menerus perutnya.

Tiba-tiba datang seorang anak muda, namanya zam zam. Sampai dipinggir empang ia langsung menyiapkan alat pancingnya.

“Mas…tolong” suara rintihan pak RT

Zam-zam mencari suara tersebut. Ia panik.

“Siapa disana ? SIAPA DISANA ?!!!” ia semakin panik sambil menebaskan pancingannya ke udara.

“Say…saya pak RT” pak RT bangkit dengan rambut acak-acaknnya dan mulut menganga.

“Wah.. pak RT toh. Bikin takut aja”

Prett….Suara kentut pak RT yang baunya kayak sampah kadaluarsa. Udah sampah kaduarsa pula.

Zam-zam menutup hidungnya “Bapak mau beol yak ?”

“Hehehe, iya Jam, saya mau beol tapi nggak tau dimana”

“Yaudah beol ajah disitu” Zam zam menunjuk kepinggir empang.

Pak RT menggelengkan kepala.

Nggak tega ngeliat pak RT meringis dan kentut-kentut terus. Demi menjaga paru-parunya dari polusi kentut pak RT. Akhirnya zam-zam dengan cekatan melihat kayu. Pada saat itu kebetulan ia membawa peralatan kuproy. Ia pun bereaksi dengan membuat sebuah kotak dari kayu itu.

Selang waktu sepuluh menit lewat 3 detik. Kayu-kayu yang tadi didapatkan zam-zam pun sudah menjadi sebuah kotak alakadarnya diatas empang. Lalu ia pun menyuruh pak RT beol disitu. Setelah lega dan kentutnya juga udah nggak mengontaminasikan udara yang cukup sejuk ini. Pak RT pun berterimakasih dengan zam-zam.

Keesokkan harinya. Pak RT pun meresmikan tempat beol yang dibuat zam-zam tersebut. Warga desa sangat antusias dengan kotak diatas empang tersebut. Tapi sepertinya kurang afdol kalo kotak tersebut belom diberi nama.

Semua warga desa dan pak RT saling bertukar pendapat untuk menamakan kotak tersebut.

“Gimana kalo kotak beol ?”

“Nggak bagus, mendingan square of pup ”

“Jangan, terlalu kebarat-baratan. Kalo nggak nih aja nih. Kan yang buat ini namanya si jam-jam, dan yang 
punya empang ini pak Bandeng, gimana kalo namanya Jamdeng ? ”

“Bagus sih, tapi kayaknya ada yang kurang.” Salah satu warga berpikir sambil bertopang dagu “hmm…jammm…”

“Ban..ban..ban”

“Jam…ban..”

“NAH!! Itu dia” pak RT antusias sambil mengangkat satu jarinya ke udara “Saya tahu, gimana kalo JAMBAN ?!!!” pak RT teriak keras.

Semua warga mengangguk lalu tersenyum riang. Semua senang dan setuju dengan pemberian nama tersebut. Perkembangan jamban pun terus mengalami perubahan. Dari yang sudah ada gentengnya, penggunaan lampu bila ada yang beol malam hari supaya tidak kegelapan. Atau penggunaan spanduk XL dengan gambar ariel menjadi inovasi yang semakin menarik di awal tahun 2000 hingga 2010an.

Namun seiring jalannya waktu dan perkembangan jamban hingga sekarang. Jamban dengan bentuk orisinil sudah hampir lenyap diseluruh empang. Jangankan jambannya yang nggak ada, empangnya aja sekarang sudah kebanyakan ilang. Penyebabnya apa ? pembangunan rumah disana-sini.

Sungguh memilukan. Padahal jamban adalah satu-satunya fitur beol ter-tradional yang pernah ada. Malah sekarang banyak orang yang lebih memilih wc jongkok atau duduk yang terkadang nggak ada gregetnya.
Maka dari itu, mulai lah dari sekarang mencipta. Ciptakan apa saja yang menurut kalian itu bakal berguna buat orang-orang. Jangan Cuma menggunakan. Tapi kalo bisa kalian yang buat. Buat apa kek. Buat masalah atau nggak buat orang marah. Kan gampang tuh ?

Okee at the end, saya tutup dengan quote “Dimana kita menahan semua isi didalam perut, pada saat itulah kita harus cepat-cepat mencari wc umum” Salam Silum !!

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone