123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Minggu, 30 Juni 2013

Friend Be Love

Yoyo lari tunggang langgang mengejar kopaja demi sampai sekolah tepat waktu. Walaupun sudah berusaha berlari sekuat tenaga. kopaja itu tetap tidak dapat terkejar dan menjauh dari pandangannya. Ia berdiri dipinggir jalan menunggu kopaja berikutnya datang. Sambil sesekali melirik arlojinya untuk memastikan kalau ia belum terlambat. Lima belas menit berlalu, belum ada kopaja yang datang. Hingga ia pun akhirnya bosan dan bergegas kembali kerumah.
Diperjalanannya menuju rumah tepatnya ditrotoar terdengar suara yang begitu jelas memanggilnya. Ia mencari-cari pusat suara itu berasal. Dari sebrang jalan seorang perempuan berkrudung lengkap dengan seragam sekolah menunggangi motor matik merah melambaikan tangan kearahnya. Perempuan itu adalah Maudy. Ia mantan gebetan Yoyo sewaktu smp. Kulitnya putih, pipinya terdapat lesung pipi yang membuatnya terlihat manis jika dilihat dari segala arah.
“ Yoyo sini !!.” Perintah Maudy kepadanya.
Yoyo mengangguk lalu menghampiri perempuan itu. “ Maudy ? Lu ko nggak sekolah ? ” tanyanya heran.
“ Loh lu sendiri kenapa disini ?.  ” tanya Maudy heran lebih heran dari Yoyo.
Yoyo menjelaskan kalau dia tadi tidak dapat kopaja dan nggak mungkin berangkat sekolah. Karena sama saja kalau sampai disekolah lebih dari jam setengah tujuh pintu pagar tidak dapat dibuka dan ia pasti disuruh pulang.
Maudy mengangguk. Lalu ia mengajak Yoyo ikut dengannya pergi ke mall. Yoyo yang tidak suka ke mall, bingung mau menjawab apa. Kalau menjawab enggak, pasti Maudy akan kecewa. Sedangkan kalau jawab “ iya ”, lebih parah lagi. Yoyo seketika terjebak dalam dua buah pilihan. Sambil membuka dompet, ia akhirnya mengiyakan ajakan Maudy untuk pergi ke Mall. Walaupun dalam hatinya agak gondok. Tapi tidak masalah kalau sekali-kali.
Sampai mereka di Mall. Mereka berdua hanya terdiam diatas motor karena lupa kalau Mall itu biasanya buka jam sepuluh. Dan sekarang masih jam setengah delapan. Mereka bingung mau pergi kemana lagi.
Yoyo memberi saran “ Gimana kalau kita ke taman ajah ? “
Maudy berfikir sejenak. “ Ngapain ?.”.
Tanpa menjawab pertanyaan Maudy, Yoyo langsung menjalankan motor. Diperjalanan Maudy terus bertanya kalau sebenarnya mereka ingin kemana. Tapi Yoyo tetap keukeh tidak menjawab. Sampailah mereka di sebuah taman dengan pohon-pohon yang begitu rimbun, dilengkapi juga perosotan, jungkat-jungkit, dan ayunan. Yoyo menarik tangan Maudy kearah pohon beringin seakan ia tidak sabar ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa kepada Maudy.
“ Masih inget ini nggak ?.” Tunjuk Yoyo kearah batang pohon beringin yang sudah terukir dengan tulisan “ M & Y ”.
Maudy menganga tak percaya sambil mengucek-ngucek matanya. “ Gilak ini kan udah lama banget. Udah tiga tahun masih ada ajah ya.
Mereka lalu duduk bersandar di batang pohon beringin sambil ngobrol sekaligus flashback masa-masa smp mereka. Dimana saat itu Yoyo mau menembak Maudy tidak jadi karena ada tukang es krim yang menggodanya sehingga Yoyo mengurungkan niatnya sampai saat ini. Terbesit dalam hatinya untuk mengungkapkan rasa itu saat ini juga. Tapi dia sadar, tidak mungkin sekarang karena waktunya belum tepat. Perlu waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa itu.
Sudah berlama-lama ditaman. Mereka pun pergi meninggalkan taman. Tidak lupa Yoyo meminta nomor handphone Maudy sebelum ia pergi.
Sejak saat itu, mereka jadi lebih sering smsan dan telponan. Tidak jarang mereka jalan-jalan ketaman, nonton bioskop, dan makan bareng. Mereka sudah seperti pasangan yang sudah lama berhubungan. Tapi faktanya sih belum. Namun, Yoyo sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk Maudy. Dan tidak akan dapat dilupakan.
***
Disekolah, Yoyo memiliki teman yang sangat baik bahkan saking baiknya ia rela menjadi tempat sampah curhatan Yoyo. Dia itu Widya, rambutnya tergerai sebahu berwarna hitam lebat, bola matanya coklat, namun kebiasaan buruknya mengambil uang ATM orang tuanya secara diam-diam. Itu sering ia lakukan kalau sudah tanggal tua.
Bel masuk kelas berbunyi. Semua murid masuk kekelas masing-masing begitu juga dengan Yoyo dan Widya. Jam pelajaran pertama yaitu, matematika dimulai. Bukannya mendengarkan atau memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru. Yoyo malah curhat ke Widya yang duduk tepat disebelahnya tentang pertemuannya dengan Maudy kemarin.
“ Berarti lu kemarin nggak masuk gara-gara jalan sama mantan gebetan lu itu ?. Jadi lu lebih mementingin ketemuan sama cewe dari pada sekolah ?. Huh !  ” Ujar Widya sinis. Karena Yoyo tidak biasa curhat tentang percintaannya Wajar saja Widya sinis toh ia juga menyimpan rasa dengan Yoyo tapi dia malu mengungkapkannya. Alasannya sih karena ia cewek, gak mungkin memulai duluan.
“ Dih, lu kok jadi sinis gitu sih ? kan gua cuman mau curhat sama lu. Biasanya juga lu doyan dengerin curhatan gua Wid. ” Ujar Yoyo memandang Widya sambil senyum-senyum genit.
“Senyum-senyum lagi lu. Curhat ajah noh sama penghapus.” Widya melempar penghapus warna hitam tepat mendarat kewajah Yoyo.
Yoyo lalu mengambil penghapus yang dilemparkan Widya dan seakan-akan dapat berbicara dengan benda mati itu “ penghapus, kamu mau gak dengerin curhatan aku ?. Aku mau curhat nih tentang temen aku yang satu ini. Kalo lagi ngambek galak banget deh apalagi mukanya tuh kaya shaun the sheep hehe.. ”. Ledek Yoyo dengan mengkrucutkan mulutnya.
“ GILAK !! .” Ketus Widya sambil mencatat apa yang dijelaskan Pak Edi ( guru matematika ).

Kembali lagi ke Maudy. Hari ini ia sudah janji dengan Yoyo untuk menemani Yoyo membeli buku pelajaran yang dibutuhkan untuk lebih banyak lagi bahan belajar karena sebentar lagi akan UN. Di toko buku, Yoyo mondar mandir kesana kemari mencari buku yang dibutuhkannya. Tapi sayangnya belum ia dapatkan. Maudy menghampiri Yoyo dengan membawa buku yang tebalnya tidak karuan.
“ Buku ini kayaknya cocok deh buat kamu.” Sekarang Yoyo dan Maudy sudah berani ngomong aku kamu satu sama lain.
“ Mana coba liat ?. ” Yoyo mengambil buku itu dari tangan Maudy lalu membuka lembar demi lembar buku itu. Sudah menilai kalau buku itu bagus dan cocok untuk bahan pelajarannya. Ia segera membayarnya ke kasir.
Mereka tidak langsung pulang tetapi mampir dulu ke restoran steak. Maudy memesan Chicken steak dan minumnya Lemon tea. Tidak mau ribet, Yoyo ikut-ikutan memesan makanan dan minuman yang sama. Yoyo memang tipe pria romantis plagiat. Selalu menjiplak apa yang disukai pasangannya supaya dianggap serasi.
Setelah melahap habis makanan dan minuman. Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Tujuannya selanjutnya kebioskop. Maudy hobi sekali nonton. Film yang yang paling ia sukai adalah film action. Bukan karena adegan-adeganya yang extreme. Menurut Maudy biasanya pemeran utama cowok film action itu ganteng plus macho.
Menuruti keinginan Maudy. Akhirnya Mereka menonton film refrain. Kebetulan hari ini tidak ada film action. Maudy memilih film ini karena katanya aktor utamanya diperankan oleh Afgan. Setelah selesai nonton, mereka lalu bergegas pulang. Tepat melintas di toko boneka, Maudy berhenti dan memandangi boneka beruang berwarna ping sambil menggenggam hati bertuliskan love dipajang dari dalam toko.
“ Ihh.. lucu !!.” Maudy meraba-raba kaca toko.
Yoyo memanggil Maudy supaya tidak lama-lama karena hari sudah larut malam. Maudy lalu meninggalkan toko boneka itu dengan raut wajah kecewa.
***
Hari yang ditunggu Yoyo akhirnya tiba. Tepat di hari ulang tahun Maudy yang ke 17 ia akan mengucapkan isi hatinya kepada Maudy. Sudah satu bulan dari pertemuan mereka di tengah jalan raya sangat tidak terasa berlalu. Untuk menghadiahi Maudy. Yoyo telah menyiapkan boneka beruang yang diminati Maudy tempo hari yang lalu saat menemaninya membeli buku. Ia berharap boneka ini menjadi saksi cintanya dengan Maudy.
Sudah berkali-kali Yoyo menghubungi Maudy tetapi tidak ada jawaban. Ditelpon malah operator yang menjawab. Tapi Yoyo tetap berfikir positif kalau Maudy sedang sibuk dan pasti ia akan datang. Memang saat terakhir mereka jalan berdua. Maudy sudah jarang menghubungi Yoyo bahkan tidak pernah sama sekali. Ketika terakhir pertemuan dengan Maudy itu, Yoyo sudah mengajak Maudy supaya merayakan ulang tahunnya berdua ditaman.
Yoyo mencoba sms Maudy sekali lagi untuk memastikan.
“ Aku tunggu kamu ditaman tempat kita biasa berdua. Aku harap kamu datang. HAPPY BIRTHDAY MAUDY J. ” SENT.
Ditaman, Yoyo menunggu sambil duduk bersandar di pohon beringin dengan memeluk boneka beruang yang akan diberikan ke Maudy. Sudah satu jam Yoyo menunggu ketidak pastian ini. Menunggu, menunggu, dan menunggu. Itulah yang dapat dilakukan Yoyo saat ini. Sudah menunggu selama sebulan untuk hari ini tidak mungkin ditinggalkan begitu saja olehnya. Karena ini momentum yang tidak bisa dilewatkan oleh Yoyo sendiri.
Sekali lagi Yoyo mencoba sms Maudy.
“ Aku tunggu kamu ditaman tempat kita biasa berdua. Aku harap kamu datang. HAPPY BIRTHDAY MAUDY J. SENT.
Awan hitam menyelimuti langit hingga matahari harus mengalah menjadikan langit begitu gelap kelabu. Begitu juga petir yang menggelegar membahana mengingatkan akan datangnya hujan deras. Yoyo tetap menunggu kedatangan Maudy.
Dua jam berlalu ia mencoba lagi menguhubungi Maudy. Lagi-lagi Maudy tidak dapat dihubungi. Hanya suara operator yang menyambut panggilannya. Bersamaan dengan itu, hujan sedikit demi sedikit turun hingga deras. Sampai membasahi tubuh Yoyo dan boneka beruang dipelukannya. Ia tetap setia. Setia menunggu kedatangan Maudy.
“ Kamu kemana Maudy ? . Kamu lupa sama aku ?.” Lirih Yoyo.
Drrrtt…Drrrt… Getaran handphone Yoyo.
Yoyo dengan cekatan mengambil handphonenya yang disimpannya dikantong celana. Dibukanya handphone. Betapa gembiranya Yoyo saat itu, ketika melihat bahwa sms itu dikirim dari Maudy. Tanpa berfikir panjang ia lalu membuka sms dari Maudy.
“ Yoyo maaf aku gak bisa datang. Makasih udah ngucapin.”.
Sontak handphonenya terjatuh ketanah tenggelam oleh genangan air hujan. Yoyo tampak tak memperdulikannya. Ia bak seperti orang gilak yang lupa akan kehidupan.
“ KENAPA ? KENAPA KAMU PERGI DAN MENINGGALKAN AKU MAUDYY…..!!!”  Teriak Yoyo sampai urat-urat dilehernya timbul. Begitu juga boneka beruang yang akan diberikan kepada Maudy langsung dibuang olehnya.
Ia masih duduk lemas bersandarkan dibatang pohon beringin. Air hujan pun mulai reda tapi hanya disekitar tubuh Yoyo saja. Dipadangannya hujan masih turun sangat deras.
“ Yo..Aku sayang sama kamu .” Ujar perempuan dari balik tubuh Yoyo dengan nada lembut.
Yoyo memutar haluan dan kaget melihat perempuan itu yang sedang memayunginya. Dia seperti tidak percaya apa yang sedang terjadi saat ini.
“ Ka..Ka..Kamuu ?? .” Tanya Yoyo heran. “ Ini bukan mimpi kan ? ” lanjutnya.
“ Iya ini aku dan ini bukan mimpi ko. ” Ujar perempuan itu.
“ Ah ini pasti mimpi. Ini boongan pasti ini bukan kamu. ” Yoyo memastikan sambil mencubit tangan perempuan itu. Lantas perempuan itu meringis kesakitan “awww..sakit tau. ”.
Yoyo masih tidak percaya. Kalau sebenarnya perempuan yang dihadapannya ini adalah Widya. Teman baiknya. Dan sekarang menyatakan cinta kepadanya.
“ Jadi kamu bener sayang sama aku ?.”. Tanya Yoyo sambil beranjak dari duduknya lalu memandang wajah Widya.
Tanpa sepatah kata apapun Widya hanya menganggukkan kepalanya. Memastikan kalau dirinya memang sungguh memiliki rasa yang spesial dengan Yoyo.
“ Tapi kalau aku nggak sayang sama kamu gimana ?.” Ledek Yoyo membuat jengkel Widya.
Wajah Widya mulai memerah. Widya malu kalau dia akan ditolak oleh Yoyo mentah-mentah. Tidak ingin ketahuan kalau ia sebenarnya malu. Ia berpura-pura tidak peduli “ Yaudah kalo nggak mau. Aku nggak maksa tuh.”.
“ Bener nih ? nggak nyesel ?. ”  Goda Yoyo sambil mengelus dahu Widya.
“ Ihh..apaan sih.” Widya mengkrucutkan bibirnya.
Iseng, Yoyo mencubit pipi Widya. Lalu ia berlari menembus hujan menghindari balasan yang akan dilakukan kepadanya. Larinya pun begitu cepat meninggalkan Widya sambil berteriak “ Widya aku juga sayang kamu. ”. Dari belakang Widya pun mengejarnya dengan wajah yang berbunga-bunga.
Boneka beruang yang seharusnya diberikan untuk Maudy ditinggalkan begitu saja terendam oleh kubangan air hujan yang begitu kotor. Dugaan Yoyo benar kalau boneka itu akan menjadi saksi cintanya . Walaupun tidak dengan Maudy.

-TAMAT-
kita nggak pernah tau siapa yang akan menjadi cinta kita.
Kita mampu berusaha dan mengira kalau orang yang kita cintai akan menjadi cinta kita.
Tapi kita tidak tahu pasti apakah orang itu akan benar-benar menjadi cinta kita.
Bahkan apa yang tidak terpikirkan oleh kita akan datang menjadi cinta kita, meski dia sahabat kita sendiri.





Sabtu, 15 Juni 2013

Cinta sejati

CINTA. Lima huruf penuh dengan arti. Hingga tak dapat di jelaskan lagi dengan kata-kata. Dari cinta kita dapat lupa segalanya. Dari lupa makan, minum, sahabat, hingga orang tua atau mungkin bila terlalu kecanduan kita dapat lupa napas. Lupa napas karna cinta ? apa itu yang dinamakan cinta mati ?.
Menurut gue cinta mati itu gak ada. Cinta mati itu hanya mitos belaka yang belum dapat dibuktikan sampai sekarang. Kenapa ? pasti kalian nanya begitu. Tapi gue nanya balik ke kalian. Apa mungkin saat kita mati kita membawa cinta ?. Nggak kan ?. Saat mati kita hanya membawa pahala dan dosa.
Jadi, cinta mati itu gak ada. Yang ada hanya cinta sejati. Kalau ngomongin cinta sejati, kita pasti menganggap cinta sejati kita itu adalah orang yang kita sayang dan orang yang kita sayang itu juga sayang dengan kita.
Kita rela melakukan apapun demi cinta sejati kita itu. Meski harus menyebrangi samudra atlantik yang begitu dingin mungkin kita rela melakukannya demi cinta sejati kita bahagia. Saat cinta sejati kita itu tersenyum, pasti hati kita tenang. Tapi bila cinta sejati kita itu sedang marah, hati kita gelisah dan kita pasti rela mengalah demi cinta sejati dapat tersenyum kembali.
Semua yang kita lakukan tulus hanya untuk cinta sejati. Cinta sejati mengalahkan semuanya.dan Cinta sejati sudah bagaikan jantung bagi kita. Bila cinta sejati itu pergi, kita akan kehilangan hidup. Tapi bila cinta sejati kita itu tetap dengan kita, kelangsungan hidup kita juga akan terus berjalan.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi. Cinta sejati sudah seperti makhluk hidup yang butuh dengan keperluannya. Saat cinta sejati sangat perlu dengan kita. Pasti kita akan mengisi keperluannya. Walaupun kita sedang sibuk, pasti kita bela-belain buat menomor satukan keperluan cinta sejati kita itu.
Ketika cinta sejati kita pergi selamanya. Kita merasakan kesedihan yang mendalam. Air mata pun tak dapat dibendung. Sifat ketegaran juga tak dapat menutupi kesedihan. Sewaktu cinta sejati pergi, hanya doa dan kenangan yang dapat ia bawa.


Jumat, 07 Juni 2013

Surat Untuk Ibu


Pagi sejuk dengan siulan burung burung kecil di ranting ranting pohon. Begitu juga sang surya yang mulai beranjak dari tidur peristirahatannya dan hendak memulai hari dengan sinar terangnya.
Roman terburu buru karena arlojinya telah menunjukkan pukul setengah tujuh. Berarti ia sudah telat datang kesekolah.” Ah !! ibu kenapa nggak bangunin Aku sih ?! aku jadi telat kan. Gara gara ibu nih ” Gerutu Roman dengan wajah ketus yang tidak enak untuk dipandang. “ Ibu tadi sudah bangunin kamu man, tapi kata kamu nanti nanti ajah ” ibu membela. “ Sudah lah bu, banyak alasan ibu ini. Kalo nggak mau bangunin aku bilang ajah !!” Roman lalu berjalan keluar rumah dengan seragam yang amburadul.
“ oia uang jajan aku mana ?  ” Roman mengatungkan tangan kirinya. Ibu Roman mengeluarkan uang selembar 5 ribu rupiah dari dompetnya “ Nih man,uang jajannya ”. “ Hah ? ibu lagi nggak bercanda kan ?  ” keluh Roman sambil menggantungkan uang 5 ribuan diudara supaya ibunya melihat uang yang ia apegang. Ibu Roman hanya menggelengkan kepala sambil menunjukkan wajah memelas. 
“ Uang goceng mah sampe depan gang juga udah abis bu. Kalo kayak gini terus gimana mau pinter belajarnya ? Uang ajah mandet mandet mulu ” Roman marah, lalu ia beranjak dari rumah tanpa pamit terlebih dahulu dengan ibunya. “ Hati hati man ” ujar ibu dari dalam rumah.
Bukannya datang kesekolah Roman malah melancong ke warnet. Ia kewarnet karena untuk datang kesekolah sudah pasti telat. Dari pada datang telat lalu dihukum lebih baik tidak masuk sekalian nggak dihukum paling parah juga hanya alfa.
Selesai ngegame diwarnet Roman pulang kerumah. Dirumahnya tidak ada satu orang pun dirumahnya. “ Etdah, ibu kemana sih nggak tau apa anaknya lagi kelaperan ? ” Keluh Roman sambil tiduran diatas lantai yang hanya dilapisi karpet yang tidak begitu tebal.
CKLEKK..!!
Ibu Roman datang dengan membawa kantung plastik hitam berisi nasi padang. “ Wah ini dia yang gua tunggu tunggu ” Senang Roman melihat ibunya membawa kantung berisi makanan.
“ Bawa makanan bu ? ” tanya Roman masih dengan posisi tidurnya. “ Iya nih ada nasi padang tadi dikasih sama majikan ibu man. Loh ko kamu sudah pulang ? , Pasti kamu bolos lagi ya ? ” Ibu Roman dengan wajah curiga. “ Nggak ko bu, Roman nggak bolos. tadi disekolah ada rapat gituh, terus di suruh pulang dah.” Ujar Roman memberi penjelasan ke ibunya dengan kalimat bohongnya. Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Roman kalau berbohong kepada ibunya. Itu malah sudah seperti tradisi yang wajib baginya jika sudah kepepet.
“ Buat aku ya bu ? aku belom makan dari tadi. Lapar nih bu ” Roman mengelus mengelus perutnya. Ibu Roman langsung memberikan kantong plastik hitam itu ke Roman. Walaupun sebenarnya ia sejak tadi belum makan. Tapi bagi seorang ibu seperti Ibu Roman, lebih baik menyenangkan anaknya terlebih dahulu dari pada menyenangkan diri sendiri. “ Yaudah nih man buat kamu saja man. Ibu juga sudah kenyang ”
Roman merenggut dengan kasar kantong plastik itu dari tangan ibunya “ SINIHH Bu !!! ”

Seusai makan Roman menghampiri Ibunya yang sedang sibuk menjait.“ Bu, kapan nih aku di beliin motor ? ” Tanya Roman serius. “ Ibu belom punya uang man. Ini juga uangnya cuman cukup buat kita makan seminggu ” ujar ibu sambil sibuk menjait celana Roman yang sobek. “ Ahilah bu, sampe kapan Roman jalan kaki mulu ? sampe kaki Roman pengkot ? ” Kesal Roman. “ Ibu juga udah usahain. Tapi belum ada rejeki, kalo ada rejeki pasti ibu beliin kamu motor ko. Ibu janji ” “ Ibu mah cuman janji janji doang !! Capek aku nunggu janji ibu ” “ Doain ibu ajah supaya bisa dapat nepatin janji ibu buat beliin motor kamu ” “ Doa ? buat apa doa ? yang penting tuh uang buat beli motor. Bukan doa bu ” “ Asstgfirulloh man, kamu nggak boleh ngomong gituh ” Ibu Roman menghentikan jaitannya lalu memandangi Roman dengan wajah marah. “ Ngapain ibu ngeliatin Roman kayak gitu ? Nggak suka sama kata kata Roman ? kalo nggak suka buang ajah noh ketempat sampah ” Roman menunjuk kearah tempat sampah yang berada di teras rumahnya.

Roman jalan kaki pergi kewarkop langganannya. Hampir setiap hari ia datang kewarkop ini untuk ngopi, ngeroko, dan juga makan gorengan sekedar mengisi perutnya bila sedang kelaparan.
Diwarkop, ia memesan 1 gelas kopi abc moka dan 1 batang rokok. Lalu ia bakar Rokok yang sedang ia gantungkan di mulutnya. Setiap hari bisa sampai 1 bungkus Roman menghabiskan rokok. Memang Roman sudah pecandu rokok berat dari smp. Sebelumnya, ia sangat dilarang merokok oleh ibunya. Tapi karena ia keras kepala ibunya pun capek untuk menasehatinya dan akhirnya Roman pun bisa leluasa merokok.
Dari belakang tanpa sepengetahuan Roman. Seseorang menepuk pundaknya “ Man, dipanggil ibu lu tuh dirumah katanya penting banget ” perintah Jeri teman baik Roman sejak kecil. “ Ah, lu Jer. Ganggu orang lagi nikmatin surge dunia ajah ” Roman menghembuskan asap rokoknya kearah wajah Jeri. Jeri mengibas ngibaskan asap rokok Roman  “ uhug….uhug sialan lu man. Gua alergi banget asep roko. eh malah lu semprot gua pake asep rokok ” Jeri mengernyitkan dahi. “ HAHAHa” Roman tertawa kegirangan. “ Ko, lu malah ketawa ? itu nyokap lu nungguin ” “ iya iyaa . Bacod banget lu kayak janda ” Roman beranjak dari kursi. “ Mang gue ngutang dulu yak. Gabungin ajah sama yang kemaren ntar dibayar ibu gua ” ujar Roman ke Mang Jono si pemilik warkop.  
Sampai dirumah, Roman terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. “ Ini bukan mimpi kan ? ”. Roman lalu menjemput motor yang berada di teras rumahnya. Ia mengecek motor dari ujung ban sampai ujung stang.
Ibu Roman datang “ Motor itu kan yang kamu mau man ? ” Tanya Ibunya tersenyum. Roman membalikkan haluan memandang ibunya “ mm,..gimana ya ? sebenarnya sih nggak bagus. Tapi ya mau gimana lagi ? Bagus bagusin ajah dah bu” ujar Roman santai. “ Maafin ibu kalau motornya jelek. Uang ibu memang cukup untuk beli motor itu saja. Itu pun masih hutang.” Ujar ibu Roman dengan wajah penyesalan. Ibu Roman sedih karena apa yang dia telah lakukan tidak direspon dengan baik oleh Roman. Bukannya berterima kasih Roman malah mengkritik motor yang telah diberikan Ibu kepadanya.
Mimpi Roman mempunyai motor  akhirnya terwujudkan juga. Niatnya untuk ugal-ugal pun tersampaikan. Begitulah yang dilakukan Roman saat ini. Ugal-ugalan dijalan Raya yang ramai. Ia tidak mengikirkan hal apa yang terjadi saat ia ngebut-ngebut di jalan Raya. Yang terpikir dalam otaknya hanya “ Ngebut Is My Life”.
Dipersimpangan, Roman tetap melaju dengan kecepatan tinggi. Sebuah truk melaju dengan cepat dari arah yang berlawanan. Ia pun kehilangan kendali untuk menghindari truk itu. Ia langsung membanting stir kekanan. Lantas ia berhasil menghindari truk yang dapat meregut nyawanya itu. Walaupun berhasil menghindari truk. Roman harus menghindari anak-anak kecil yang sedang melinta ditrotoar. Tapi Roman tidak berhasil seperti meghindari truk. Anak-anak kecil itu tertabrak motor Roman. Dua dari lima anak kecil itu meninggal dunia ditempat dan yang lainnya hanya mengalami luka ringan. Roman juga hanya mengalami luka ringan di dengkulnya.
Seketika semua orang yang berada disekitar kejadian dengan cepat menghampiri dan membantu sebisanya. Hingga akhirnya polisi datang lalu Roman di bawa kekantor polisi untuk memberikan penjelasan apa yang terjadi tadi.
Oleh Polisi Roman divonis sebagai tersangka dengan alasan kecerobohan saat sedang mengemudi. Lima tahun ia harus mendekam di penjara. Roman menyesal atas semua kejadian yang terjadi ini. Kejadian ini tidak lepas dari kelakuannya terhadap ibunya sendiri. Yang selalu melawan dan membantah.
Ibu Roman yang mengetahui apa yang terjadi dengan Roman. Ia segera menjenguk anaknya itu dikantor polisi. Sayangnya, saat dikantor polisi. Ibu Roman dilarang menjenguk karena jam besuk sudah lewat. Ibu Roman tetap keukeh hingga melawan polisi yang melarangnya masuk. “ Awas saya mau ketemu anak saya. Anak saya tidak bersalah. ”. “ Bu..jam besuk sudah lewat. Ini sudah peraturan yang tidak dapat dilanggar. Ibu bisa datang lagi besok. ” ujar polisi.
Jeri yang melihat Ibu Roman sangat keras kepala. Ia mencoba menenangkan “ Bu..kita bisa datang lagi besok. Roman mungkin sekarang juga sedang istirahat. Kalau kita ganggu dia malah stress.” . “ Benar juga nak Jeri. Besok kota datang lagi kesini.” Ibu Roman akhirnya luluh dan niat untuk bertemu dengan Roman ditunda sampai besok.
Didalam penjara, Roman menulis sebuah surat untuk ibunya. Surat itu berisi semua penyesalannya terhadap ibunya. Ia sadar kalau selama ini apa yang dia lakukan kepada ibunya itu adalah dosa besar yang tidak dapat dimaafkan.
Surat itu berisi..
Ibu..maafin Roman kalau selama ini aku selalu menyakiti hati ibu. Aku memang anak durhaka yang pantas dimasukkan kedalam neraka. Aku nggak pernah nurutin apa yang dikatakan ibu ke aku. aku hanya mementingkan diri aku sendiri. Kepentingan ibu aku nomor duakan.
Seharusnya aku berterima kasih kepada ibu bukan malah memaki dan menghina. Semua yang ibu berikan ke aku adalah kado terindah dalam hidup aku. Tapi aku nggak pernah merasakan kado terindah itu. Mungkin karena aku tidak pernah memaknai tulusnya pemberian ibu kepada aku.
Ibu selalu rela berkorban demiku. Ibu rela nggak makan seharian demi aku. Ibu rela berkeringat demi aku. Ibu rela sakit sakitan demi aku. Ibu rela mengorbankan nyawa demi aku. Tapi aku ? aku nggak pernah rela apa yang aku miliki demi ibu. Aku cuman rela apa yang dimiliki ibu itu dapat dimiliki aku.
Semua kebohongan ibu adalah kejujuranku. Semua kejujuranku adalah kebohongan ibu. Ibu rela berbohong demi kesenangan aku. Tapi aku rela berbohong untuk kesenangan diriku sendiri.Bahkan kebohonganku membuat ibu tersakiti.
Ibu pantas bahkan sangat pantas untuk tidak menganggapku sebagai anak. Karena aku juga nggak pernah nganggap ibu sebagai ibu. Ibu memang tidak tahu sebelumnya.  Aku selalu merasa malu bila temanku tahu kalau ibu itu ibuku.
Saat ibu membaca surat ini. Aku berharap ibu sedang tersenyum tanpa butiran air mata yang menggenang dibola mata ibu. Aku ingin ibu selalu tersenyum selama-lamanya. Maafkan aku bu.. Aku sayang ibu…

Rabu, 05 Juni 2013

Teman Itu Serigala


Saat pagi yang indah Rizal beranjak  dari sepeda motor yang tadi saya parkir di lapangan parkir sekolah dengan yakin untuk melakukan Tes Kendali Mutu. Seorang anak laki-laki berparas sederhana dan bersahaja. Rizal andreas, Laki laki tersebut bergegas masuk kedalam gedung sekolahnya untuk absen terlebih dahulu.
“Tunggu kartu ulanganku”.
rizal berlari kembali ke parkiran untuk mengambil kartu ulangannya yang tertinggal di box motornya.
Rizal kembali dengan nafas yang sudah terengah engah.
“Kau kenapa zal kelihatannya abis berlari?” tanya temannya
Rizal  tersenyum,” itu kartu ulanganku tertinggal di box motor makannya aku berlari untuk mengambilnya”
Setelah itu rizal beristirahat dibawah mading sambil membaca sebuah buku Bahasa indonesia, karena jadwal pertama dari test hari ini adalah Bahasa Indonesia, jadi rizal cukup yakin kalau dia akan bisa mengerjakan soal tanpa hambatan apapun.
“Zal apa kamu sudah belajar?” tanya ikhwan
            Rizal menjawab dengan muka sinis uuuudaaah ko jawab rizal dengan terbata bata. Padahal semalem rizal sudah disuruh istirahat duluan oleh pacarnya
“Awas aja lu engga tidur lu, bodo amat dosa kalo ngeboongin gua”, kata pacarnya yang mengancam tadi malam.
 pacarnya rizal bernama Dewi seorang perempuan yang berparas manis dengan kawat gigi yang terpasang rapih di gigi putihnya. Banyak laki-laki yang mengincar dewi tapi rizal tetap yakin kalo dewi itu sayang dan setia sama rizal
            KRINGG…bel pun berbunyi rizal dan teman-temanya masuk ke ruangan masing-masing. Rizal khawatir karna dari tadi pagi ia tidak melihat dewi ada dimana. Tapi rizal tetap percaya dengan dewi.
Jadwal pertama dimulai B. Indonesia semua siswa yg ada diruangan ini yakin dengan jawabannya masing.
Jarum jam berputar begitu cepat pada porosnya. Hingga tak terasa sudah 60 menit ulangan telah berlangsung. Hanya tersisa enam puluh menit lagi untuk menyelesaikan soal ulangan.
“bro nmer 21, 22 apa?”, tanya ikhwan kepada iwan dengan nada berbisik.
Iwan menjawab dengan gerakan tangan, “nomer 21 A 22 C” .
Berbeda dengan rizal yang yakin dengan jawabannya.” Merurut rizal baru TKM kenapa harus menyontek. Toh nilainya juga nggak masuk kerapot. Itung-itung untuk uji kemampuan diri sendiri supaya nggak selalu bergantung sama sesuatu yang bernama contekan”.
Akhirnya bel berbunyi menandakan TKM B.indonesia kali ini telah selesai. Rizal mengumpulkan lembar jawabannya di atas meja dan rizal pun meninggalkan ruangan. Setelah keluar Rizal mengajak temannya untuk mebeli makanan di kantin biasa mereka jajaki saat sedang istirahat.
“wan ayok kebawah. Laper nih gue. Perut dicacing gue udah pada disko mau makan.” Ajak Rizal menarik almamater Ikwan hingga hampir sobek.
Ikhwan mengiyakan ajakan rizal dan mereka itu pergi berdua “ayodah zal”, kata ikhwan mengangguk
Dikantin sudah banyak dikeruni anak-anak yang sudah selesai dari awal. Tapi keramaian ini tidak meruntuhkan semangat buat jajan. Karena cacing di perut Rizal sudah tidak terkendali lagi.
Disana mereka pada bertanya pada satu sama lain “gimana bro ulangan tadi gampang apa tidak?”
Semua orang yang ditanya hampir semua menjawab mudah. Memang disekolah kami kalo ditanya tentang ulangan selalu bilang mudah. Tapi sebenarnya mah susah.
Setelah makan dan minum dan membayar makanan tersebut semuannya kembali ke kelas masing-masing  untuk melanjutkan ulangan yang kedua pada hari ini. Ulangan yang kedua ialah B. INGGRIS tradisi disekolah ini ulangan B. INGGRIS kami tidak belajar. Ngapain juga belajar ? mau belajar apa ? kalo nggak ngerti artinya. Bahasa inggris yang penting ngerti artinya pasti bisa menjawab. Kalo nggak ngerti artinya palingan ujung-ujungnya nyari jawaban yang menurut logika itu benar. Entah benar atau tidaknya itu urusan nanti.
Sebelum masuk ke ruangan rizal kembali teringat kepada dewi sampai saat ini dewi tidak memberikannya kabar. Rizal menanya ke teman sekelas dewi yang kebetulan lewat didepan matanya.
“Tuti apakah kau melihat dewi ada dimana?” tanya Rizal dengan raut wajah yg khawatir.
“gua gatau zal dia dimana mungkin dewi ada diaatas” kata tuti dengan yakin
Rizal kembali membuang pikiran negatifnya yang dia pikirkan terhadap dewi dengan masuk kembali keruangan untuk melakukan test berikutnya.
Setelah selesai malakukan test yang kedua ini rizal kembali malakukan rutinnitas setelah iya pulang sekolah yaitu nongkrong di warung bawah.
“Bro lo ke warung ga?” tanya pada salah satu temannya
“dulan zal nanti gua kesana” kata temannya
Setelah saya sampai diwarung saya langsung mengrimkan sms kepada dewi
“Kamu dimana” tanya rizal melalui pesan sms tak lama dewi pun membalas
“Dirumah susi ..” kata dewi dengan singkat, rizal mulai tenang karna sudah mendapatkan kabar dari dewi.
Rizal menanyakan dewi “mau langsung pulang ? atau gimana nih?”
Dewi membalas “males ah dirumaah, lagipula lagi nunggu inah pulang. “ aku mau ngembaliin kamera sama tripotnya dia.
“Yaudah aku pulang dulu ya” ujar Rizal menyelesaiakan sms.
“iyaaah” jawabnya singkat
Setelah itu saya langsung mengambil motor dan langsung jalan menuju rumah. Sampai di tengah perjalanan saya kaget melihat dewi sedang berdua duduk dengan Ronald. rizal pun memputar balikan motornya untuk mempertegas penglihatannya.
Ternyata benar dewi sedang berdua dengan Ronald. Ronald itu seorang ketua kelas di kelas saya.
Rizal langsung menghampiri dewi dan bilang dengan amarah yg memuncak
Lu parah nald ga inget temen, temen macam apa lo ?” Ujar rizal dengan amarah yang memuncak hingga wajahnya memerah.
Rizal langsung memanggil dewi dan rizal langsung bilang kepada dewi “KITA PUTUS”kata rizal dengan emosi yang sudah memuncak!, Dengan tanpa pikir panjang rizal langsung menaiki motornya dan bergegas untuk pulang. Di perjalanan pulang rizal terbayang-bayang dengan kejadian tadi dia tidak menyangka kalau Ronald telah menghianati nya.
Sesampainnya  dirumah rizal mendapatkan sms dari Ronald “ zal, sumpah demi tuhan yaa gua gak nggak ada apa-apa sama Dewi . Lu bisa tanya sama Dewi sendiri. Gua gaada maksud buat tmt ato apalah, gua sama aja main kaya anak-anak cewek yang lain zal.” Ujar Ronald panjang lebar.
Rizal tetap tidak menggubris perkataan Ronald karena rizal sudah terlanjur marah dengan si Ronald. Setelah rizal sudah menggantikan pakaian sekolah dengan dengan pakaian rumah rizal langsung kembali kerumah tuti untuk mengembalikan hp dewi yang iya pinjam.
Sampai dirumah tuti rizal langsung bilang kepada dewi “nih hp lo makasih ya!” rizal langsung meninggalkan dewi yang dari tadi hanya duduk diam dan menangis. rizal pun kembali pulang kerumahnya dan sampai saat ini sudah tidak ada komunikasi dengan dewi!!!!
Rizal sadar kalau selama ini cinta tak pernah luput dari penghianat. Penghianatan tidak selalu datang dari musuh atau orang yang tidak senang dengannya. Tapi penghianatan dapat datang dari teman sendiri yang sudah lama ia kenal. Teman tidak jauh berbeda dengan serigala. Serigala yang selalu memangsa siapa pun dan tak pernah pilih-pilih mau itu temannya atau musuhnya. Teman itu Serigala.

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone