123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Minggu, 30 Juni 2013

Friend Be Love

Yoyo lari tunggang langgang mengejar kopaja demi sampai sekolah tepat waktu. Walaupun sudah berusaha berlari sekuat tenaga. kopaja itu tetap tidak dapat terkejar dan menjauh dari pandangannya. Ia berdiri dipinggir jalan menunggu kopaja berikutnya datang. Sambil sesekali melirik arlojinya untuk memastikan kalau ia belum terlambat. Lima belas menit berlalu, belum ada kopaja yang datang. Hingga ia pun akhirnya bosan dan bergegas kembali kerumah.
Diperjalanannya menuju rumah tepatnya ditrotoar terdengar suara yang begitu jelas memanggilnya. Ia mencari-cari pusat suara itu berasal. Dari sebrang jalan seorang perempuan berkrudung lengkap dengan seragam sekolah menunggangi motor matik merah melambaikan tangan kearahnya. Perempuan itu adalah Maudy. Ia mantan gebetan Yoyo sewaktu smp. Kulitnya putih, pipinya terdapat lesung pipi yang membuatnya terlihat manis jika dilihat dari segala arah.
“ Yoyo sini !!.” Perintah Maudy kepadanya.
Yoyo mengangguk lalu menghampiri perempuan itu. “ Maudy ? Lu ko nggak sekolah ? ” tanyanya heran.
“ Loh lu sendiri kenapa disini ?.  ” tanya Maudy heran lebih heran dari Yoyo.
Yoyo menjelaskan kalau dia tadi tidak dapat kopaja dan nggak mungkin berangkat sekolah. Karena sama saja kalau sampai disekolah lebih dari jam setengah tujuh pintu pagar tidak dapat dibuka dan ia pasti disuruh pulang.
Maudy mengangguk. Lalu ia mengajak Yoyo ikut dengannya pergi ke mall. Yoyo yang tidak suka ke mall, bingung mau menjawab apa. Kalau menjawab enggak, pasti Maudy akan kecewa. Sedangkan kalau jawab “ iya ”, lebih parah lagi. Yoyo seketika terjebak dalam dua buah pilihan. Sambil membuka dompet, ia akhirnya mengiyakan ajakan Maudy untuk pergi ke Mall. Walaupun dalam hatinya agak gondok. Tapi tidak masalah kalau sekali-kali.
Sampai mereka di Mall. Mereka berdua hanya terdiam diatas motor karena lupa kalau Mall itu biasanya buka jam sepuluh. Dan sekarang masih jam setengah delapan. Mereka bingung mau pergi kemana lagi.
Yoyo memberi saran “ Gimana kalau kita ke taman ajah ? “
Maudy berfikir sejenak. “ Ngapain ?.”.
Tanpa menjawab pertanyaan Maudy, Yoyo langsung menjalankan motor. Diperjalanan Maudy terus bertanya kalau sebenarnya mereka ingin kemana. Tapi Yoyo tetap keukeh tidak menjawab. Sampailah mereka di sebuah taman dengan pohon-pohon yang begitu rimbun, dilengkapi juga perosotan, jungkat-jungkit, dan ayunan. Yoyo menarik tangan Maudy kearah pohon beringin seakan ia tidak sabar ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa kepada Maudy.
“ Masih inget ini nggak ?.” Tunjuk Yoyo kearah batang pohon beringin yang sudah terukir dengan tulisan “ M & Y ”.
Maudy menganga tak percaya sambil mengucek-ngucek matanya. “ Gilak ini kan udah lama banget. Udah tiga tahun masih ada ajah ya.
Mereka lalu duduk bersandar di batang pohon beringin sambil ngobrol sekaligus flashback masa-masa smp mereka. Dimana saat itu Yoyo mau menembak Maudy tidak jadi karena ada tukang es krim yang menggodanya sehingga Yoyo mengurungkan niatnya sampai saat ini. Terbesit dalam hatinya untuk mengungkapkan rasa itu saat ini juga. Tapi dia sadar, tidak mungkin sekarang karena waktunya belum tepat. Perlu waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa itu.
Sudah berlama-lama ditaman. Mereka pun pergi meninggalkan taman. Tidak lupa Yoyo meminta nomor handphone Maudy sebelum ia pergi.
Sejak saat itu, mereka jadi lebih sering smsan dan telponan. Tidak jarang mereka jalan-jalan ketaman, nonton bioskop, dan makan bareng. Mereka sudah seperti pasangan yang sudah lama berhubungan. Tapi faktanya sih belum. Namun, Yoyo sudah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk Maudy. Dan tidak akan dapat dilupakan.
***
Disekolah, Yoyo memiliki teman yang sangat baik bahkan saking baiknya ia rela menjadi tempat sampah curhatan Yoyo. Dia itu Widya, rambutnya tergerai sebahu berwarna hitam lebat, bola matanya coklat, namun kebiasaan buruknya mengambil uang ATM orang tuanya secara diam-diam. Itu sering ia lakukan kalau sudah tanggal tua.
Bel masuk kelas berbunyi. Semua murid masuk kekelas masing-masing begitu juga dengan Yoyo dan Widya. Jam pelajaran pertama yaitu, matematika dimulai. Bukannya mendengarkan atau memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru. Yoyo malah curhat ke Widya yang duduk tepat disebelahnya tentang pertemuannya dengan Maudy kemarin.
“ Berarti lu kemarin nggak masuk gara-gara jalan sama mantan gebetan lu itu ?. Jadi lu lebih mementingin ketemuan sama cewe dari pada sekolah ?. Huh !  ” Ujar Widya sinis. Karena Yoyo tidak biasa curhat tentang percintaannya Wajar saja Widya sinis toh ia juga menyimpan rasa dengan Yoyo tapi dia malu mengungkapkannya. Alasannya sih karena ia cewek, gak mungkin memulai duluan.
“ Dih, lu kok jadi sinis gitu sih ? kan gua cuman mau curhat sama lu. Biasanya juga lu doyan dengerin curhatan gua Wid. ” Ujar Yoyo memandang Widya sambil senyum-senyum genit.
“Senyum-senyum lagi lu. Curhat ajah noh sama penghapus.” Widya melempar penghapus warna hitam tepat mendarat kewajah Yoyo.
Yoyo lalu mengambil penghapus yang dilemparkan Widya dan seakan-akan dapat berbicara dengan benda mati itu “ penghapus, kamu mau gak dengerin curhatan aku ?. Aku mau curhat nih tentang temen aku yang satu ini. Kalo lagi ngambek galak banget deh apalagi mukanya tuh kaya shaun the sheep hehe.. ”. Ledek Yoyo dengan mengkrucutkan mulutnya.
“ GILAK !! .” Ketus Widya sambil mencatat apa yang dijelaskan Pak Edi ( guru matematika ).

Kembali lagi ke Maudy. Hari ini ia sudah janji dengan Yoyo untuk menemani Yoyo membeli buku pelajaran yang dibutuhkan untuk lebih banyak lagi bahan belajar karena sebentar lagi akan UN. Di toko buku, Yoyo mondar mandir kesana kemari mencari buku yang dibutuhkannya. Tapi sayangnya belum ia dapatkan. Maudy menghampiri Yoyo dengan membawa buku yang tebalnya tidak karuan.
“ Buku ini kayaknya cocok deh buat kamu.” Sekarang Yoyo dan Maudy sudah berani ngomong aku kamu satu sama lain.
“ Mana coba liat ?. ” Yoyo mengambil buku itu dari tangan Maudy lalu membuka lembar demi lembar buku itu. Sudah menilai kalau buku itu bagus dan cocok untuk bahan pelajarannya. Ia segera membayarnya ke kasir.
Mereka tidak langsung pulang tetapi mampir dulu ke restoran steak. Maudy memesan Chicken steak dan minumnya Lemon tea. Tidak mau ribet, Yoyo ikut-ikutan memesan makanan dan minuman yang sama. Yoyo memang tipe pria romantis plagiat. Selalu menjiplak apa yang disukai pasangannya supaya dianggap serasi.
Setelah melahap habis makanan dan minuman. Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Tujuannya selanjutnya kebioskop. Maudy hobi sekali nonton. Film yang yang paling ia sukai adalah film action. Bukan karena adegan-adeganya yang extreme. Menurut Maudy biasanya pemeran utama cowok film action itu ganteng plus macho.
Menuruti keinginan Maudy. Akhirnya Mereka menonton film refrain. Kebetulan hari ini tidak ada film action. Maudy memilih film ini karena katanya aktor utamanya diperankan oleh Afgan. Setelah selesai nonton, mereka lalu bergegas pulang. Tepat melintas di toko boneka, Maudy berhenti dan memandangi boneka beruang berwarna ping sambil menggenggam hati bertuliskan love dipajang dari dalam toko.
“ Ihh.. lucu !!.” Maudy meraba-raba kaca toko.
Yoyo memanggil Maudy supaya tidak lama-lama karena hari sudah larut malam. Maudy lalu meninggalkan toko boneka itu dengan raut wajah kecewa.
***
Hari yang ditunggu Yoyo akhirnya tiba. Tepat di hari ulang tahun Maudy yang ke 17 ia akan mengucapkan isi hatinya kepada Maudy. Sudah satu bulan dari pertemuan mereka di tengah jalan raya sangat tidak terasa berlalu. Untuk menghadiahi Maudy. Yoyo telah menyiapkan boneka beruang yang diminati Maudy tempo hari yang lalu saat menemaninya membeli buku. Ia berharap boneka ini menjadi saksi cintanya dengan Maudy.
Sudah berkali-kali Yoyo menghubungi Maudy tetapi tidak ada jawaban. Ditelpon malah operator yang menjawab. Tapi Yoyo tetap berfikir positif kalau Maudy sedang sibuk dan pasti ia akan datang. Memang saat terakhir mereka jalan berdua. Maudy sudah jarang menghubungi Yoyo bahkan tidak pernah sama sekali. Ketika terakhir pertemuan dengan Maudy itu, Yoyo sudah mengajak Maudy supaya merayakan ulang tahunnya berdua ditaman.
Yoyo mencoba sms Maudy sekali lagi untuk memastikan.
“ Aku tunggu kamu ditaman tempat kita biasa berdua. Aku harap kamu datang. HAPPY BIRTHDAY MAUDY J. ” SENT.
Ditaman, Yoyo menunggu sambil duduk bersandar di pohon beringin dengan memeluk boneka beruang yang akan diberikan ke Maudy. Sudah satu jam Yoyo menunggu ketidak pastian ini. Menunggu, menunggu, dan menunggu. Itulah yang dapat dilakukan Yoyo saat ini. Sudah menunggu selama sebulan untuk hari ini tidak mungkin ditinggalkan begitu saja olehnya. Karena ini momentum yang tidak bisa dilewatkan oleh Yoyo sendiri.
Sekali lagi Yoyo mencoba sms Maudy.
“ Aku tunggu kamu ditaman tempat kita biasa berdua. Aku harap kamu datang. HAPPY BIRTHDAY MAUDY J. SENT.
Awan hitam menyelimuti langit hingga matahari harus mengalah menjadikan langit begitu gelap kelabu. Begitu juga petir yang menggelegar membahana mengingatkan akan datangnya hujan deras. Yoyo tetap menunggu kedatangan Maudy.
Dua jam berlalu ia mencoba lagi menguhubungi Maudy. Lagi-lagi Maudy tidak dapat dihubungi. Hanya suara operator yang menyambut panggilannya. Bersamaan dengan itu, hujan sedikit demi sedikit turun hingga deras. Sampai membasahi tubuh Yoyo dan boneka beruang dipelukannya. Ia tetap setia. Setia menunggu kedatangan Maudy.
“ Kamu kemana Maudy ? . Kamu lupa sama aku ?.” Lirih Yoyo.
Drrrtt…Drrrt… Getaran handphone Yoyo.
Yoyo dengan cekatan mengambil handphonenya yang disimpannya dikantong celana. Dibukanya handphone. Betapa gembiranya Yoyo saat itu, ketika melihat bahwa sms itu dikirim dari Maudy. Tanpa berfikir panjang ia lalu membuka sms dari Maudy.
“ Yoyo maaf aku gak bisa datang. Makasih udah ngucapin.”.
Sontak handphonenya terjatuh ketanah tenggelam oleh genangan air hujan. Yoyo tampak tak memperdulikannya. Ia bak seperti orang gilak yang lupa akan kehidupan.
“ KENAPA ? KENAPA KAMU PERGI DAN MENINGGALKAN AKU MAUDYY…..!!!”  Teriak Yoyo sampai urat-urat dilehernya timbul. Begitu juga boneka beruang yang akan diberikan kepada Maudy langsung dibuang olehnya.
Ia masih duduk lemas bersandarkan dibatang pohon beringin. Air hujan pun mulai reda tapi hanya disekitar tubuh Yoyo saja. Dipadangannya hujan masih turun sangat deras.
“ Yo..Aku sayang sama kamu .” Ujar perempuan dari balik tubuh Yoyo dengan nada lembut.
Yoyo memutar haluan dan kaget melihat perempuan itu yang sedang memayunginya. Dia seperti tidak percaya apa yang sedang terjadi saat ini.
“ Ka..Ka..Kamuu ?? .” Tanya Yoyo heran. “ Ini bukan mimpi kan ? ” lanjutnya.
“ Iya ini aku dan ini bukan mimpi ko. ” Ujar perempuan itu.
“ Ah ini pasti mimpi. Ini boongan pasti ini bukan kamu. ” Yoyo memastikan sambil mencubit tangan perempuan itu. Lantas perempuan itu meringis kesakitan “awww..sakit tau. ”.
Yoyo masih tidak percaya. Kalau sebenarnya perempuan yang dihadapannya ini adalah Widya. Teman baiknya. Dan sekarang menyatakan cinta kepadanya.
“ Jadi kamu bener sayang sama aku ?.”. Tanya Yoyo sambil beranjak dari duduknya lalu memandang wajah Widya.
Tanpa sepatah kata apapun Widya hanya menganggukkan kepalanya. Memastikan kalau dirinya memang sungguh memiliki rasa yang spesial dengan Yoyo.
“ Tapi kalau aku nggak sayang sama kamu gimana ?.” Ledek Yoyo membuat jengkel Widya.
Wajah Widya mulai memerah. Widya malu kalau dia akan ditolak oleh Yoyo mentah-mentah. Tidak ingin ketahuan kalau ia sebenarnya malu. Ia berpura-pura tidak peduli “ Yaudah kalo nggak mau. Aku nggak maksa tuh.”.
“ Bener nih ? nggak nyesel ?. ”  Goda Yoyo sambil mengelus dahu Widya.
“ Ihh..apaan sih.” Widya mengkrucutkan bibirnya.
Iseng, Yoyo mencubit pipi Widya. Lalu ia berlari menembus hujan menghindari balasan yang akan dilakukan kepadanya. Larinya pun begitu cepat meninggalkan Widya sambil berteriak “ Widya aku juga sayang kamu. ”. Dari belakang Widya pun mengejarnya dengan wajah yang berbunga-bunga.
Boneka beruang yang seharusnya diberikan untuk Maudy ditinggalkan begitu saja terendam oleh kubangan air hujan yang begitu kotor. Dugaan Yoyo benar kalau boneka itu akan menjadi saksi cintanya . Walaupun tidak dengan Maudy.

-TAMAT-
kita nggak pernah tau siapa yang akan menjadi cinta kita.
Kita mampu berusaha dan mengira kalau orang yang kita cintai akan menjadi cinta kita.
Tapi kita tidak tahu pasti apakah orang itu akan benar-benar menjadi cinta kita.
Bahkan apa yang tidak terpikirkan oleh kita akan datang menjadi cinta kita, meski dia sahabat kita sendiri.





0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone