123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Selasa, 28 Januari 2014

Selamat Tinggal Cinta

Drrrttt…drrrr…

Getaran hape rohim sejenak menghentikan aktivitas Rohim. Rohim pun menutup al-quran sejenak yang sedang dibacanya setengah halaman. Ia lalu meraih hapenya yang barusan bergetar di saku bajunya.

Ternyata sms dari Maria.

Sayang kamu dimana ? aku dari tadi muter-muter kampus  tapi gak ngeliat kamu. Katanya hari ini kamu mau nganterin aku gereja.

Balas Rohim,

Iya sayang maaf, jadi kok kegerejanya. Barusan aku abis solat ashar, kamu kemasjid kampus aja, aku tunggu disini.

Sms dari Maria lagi,

Oke sayang aku kesana.

Rohim mengunci tombol hapenya lalu memasukkan kedalam kantong dan melanjutkan tadarusannya yang belum selesai. Setelah selesai tadarusannya, Rohim menyimpan quran yang ukurannya tidak terlalu besar dan dapat dimasukkan kedalam kantong lalu diletakkan kedalam tas miliknya.

Ketika keluar dari masjid, ia sudah melihat Maria dengan mengenakan jeans berwarna dark blue dengan jaket sport warna putih sedang duduk dan celingak-celinguk sekelilingnya. Dan pandangannya pun akhirnya tertuju pada Rohim.

Maria tersenyum, lalu melambaikan tangan kearah Rohim.

Rohim pun membalas senyumannya sambil melambaikan tangan.

Singkat cerita mereka lalu bergegas kegereja yang biasa tempat Maria ibadah. Tepatnya dikawasan pasar minggu. Sampai disana mereka melipir sebentar kewarung batagor. Maklum, dari tadi siang Rohim belum makan. Perutnya kosong. Maka dari itu Maria mengajak Rohim makan batagor meski tidak membuat Kenyang namun cukuplah untuk mengganjal perut yang kosong.

Maria melirik arlojinya, “ Him udah jam 5” lalu menatap Rohim.

“Yaudhha.. kmmhu... kegeraja aja buru gih, ntar malah terlambat loh” Ujar Rohim dengan potongan batagor masih berada dimulutnya.

“Yaudah aku duluan ya, kalo aku kelamaan tinggal aja. Aku bisa naek angkot kok”

“Nggak papa aku nunggu kamu sampe selesai” sahut Rohim, ia melambaikan tangannya sambil memegang garpu sudah layaknya seperti bajak laut.

Adzan magrib berkumandang. Rohim segera meluncur kemasjid. Diletakkannya sepatu convers warna hitam di rak sepatu dan menuju tempat wudhu. Selesai wudhu, ia jalankan solat sunnah. Rohim memang anak yang rajin solat dan pandai beragama. Pernah sekali ketika SMA dia juara berpidato agama.

Pantas lah dia sebagai cowok idaman para wanita. Namun cuma Maria yang mampu meluluhkan hatinya. Banyak perempuan yang suka dengan Rohim yang mencerca hubungannya dengan Maria. Alasannya karna agamanya yang berbeda. Tapi Rohim yang sering mendengar isu tak mengenakkan itu, ia tidak pernah ambil pusing. Selalu menganggapnya angin lalu. Dan tidak penting.

Usai solat magrib, ia mencicipi roti dan susu dipinggir trotoar sambil menunggu Maria selesai ibadah.

Tak lama kemudian Maria datang.

“Hayo tebak ini siapa ?” Telapak tangan Maria menutupi pandangan Rohim.

“Mmm..kalo ini mah aku tahu. Pasti si jelek kan ?” Rohim menyingkirkan tangan Maria dari matanya lalu beranjak dari trotoar dan memandangi Maria. Lanjutnya “ Tuhkan si jelek”

“Him, aku laper nih, makan bakso kayaknya seger nih” Maria coba kodein Rohim. Toh dari tadi Maria perutnya terus keroncongan.

“Boleh, yaudah ayok”

Mereka pun lalu pergi dengan motor untuk mencari toko bakso. Perjuangan mencari toko bakso tidak mudah. Setiap kali ada toko bakso malah kelewatan. Sudah berhenti ditoko bakso, nggak dapet tempat duduk. Dan akhirnya mereka menemukan toko bakso yang tidak terlalu sepi memang, tapi ada bangku yang kosong dan cukup untuk mereka berdua. Letaknya tidak jauh dari rumah Maria. 1 km kurang lebih. Bisa sekalian nganterin Maria pulang.

Setelah melihat daftar menu. Mereka lalu memesan dua mangkok bakso dan dua gelas jus jeruk. Pesanan mereka pun tak lama kemudian datang. Tanpa basa-basi satu mangkok bakso langsung ludes habis. Saking lahapnya, tidak ada 5 menit semangkok bakso dengan cepat dihabiskan oleh Maria. Maria kelaparan.

Rohim hanya terbelalak melihat Maria sebegitu lahapnya.

Maria meringis ketika melihat Rohim yang melihat dirinya seperti gembel yang belum makan satu minggu.

“ Hehehe aku laper him”

Singkat cerita setelah perut terisi dengan bakso. Mereka segera meluncur kerumah Maria.

Sampai disana Maria pelan-pelan membuka gerbang. Karna takut ketahuan oleh ayahnya. Dan yang ditakuti itu pun akhirnya terjadi. Ayahnya dengan wajah beringas seperti akan memakan manusia sambil membawa koran sudah menunggu didepan pintu.

Maria berjalan masuk kerumah sambil menundukkan kepala.

“Sama Rohim lagi ?”

“Ng..ngg anu yah.. nggak kok nggak sama Rohim. Maria sama temen kampus Maria” bela Maria demi ayahnya supaya tidak marah. Karna jika ketahuan dengan Rohim, ayahnya akan marah besar.

“Jangan boongin ayah !!” Dipukulnya koran itu ketubuh Maria hingga maria jatuh kelantai. “Ayah tadi ngeliat sendiri kalo kamu sama pria sok alim itu kegereja, mau ngelak apa lagi, kamu ? hah ?” wajah ayah Maria makin memerah, matanya melotot seperti akan keluar.

“AYAH!! Apa apaan ini ? Maria anak perempuan, nggak pantas ayah memperlakukan Maria seperti ini ” Ujar ibu Maria membela.

“Jangan ikut campur kamu, anak kamu ini, mah. Anak kamu ini” tunjuk ayah maria ke arah Maria. Lanjutnya “Anak kamu ini tadi pergi sama pria sok alim itu, yang bukan seagama dengan kita! Kamu mau pindah agama ? HAH ? IYAK ?!” tanya ayah Maria sambil berteriak sampai membuat Maria menangis.

“Benar Maria yang dikatakan ayah itu ? ”tanya ibunda Maria dengan nada halus.

“IYA YAH IYA AKU JALAN SAMA ROHIM !! PUAS ?” Maria meronta lalu berlari menuju kamar dan menangis dibalik bantal. Disana ia menangis sejadi-jadinya.

“Kalo kamu masih ketauan pacaran dengan pria sok alim itu, ayah bakal mindahin kamu kekampus diluar kota, kalo perlu ke luar negri, dengarkan itu Maria !!” Ujar ayah Maria kalap.

Dikamar, Maria terus memikirkan hubungannya dengan Rohim. Sambil memandangi foto yang berada di handphonenya. Ia selalu terngiang kebersamaannya dengan Rohim. Tidak mungkin di meninggalkan Rohim. Meski cinta ini terlarang.

Dia sangat sayang dengan Rohim. Ia nggak mau berpisah dengan Rohim, karna Rohim adalah separuh jiwanya. Agama mereka berbeda. Namun hati mereka tetap sama, yaitu sayang.

Kringg…kringgg..

Nada dering handphone Maria. Rohim menelpon.

Maria angkat telpon itu “Halo”

Tidak lama kemudian dimatikan lagi oleh Maria. Ia meneteskan air mata kalau ingat Rohim dan harus meninggalkannya.

Ia menunggu Rohim menelpon lagi. Barangkali Rohim menelponnya lagi. Dan benar, handphone Maria pun berkedip dan bordering.

Kring…kringgg

“Halo Him, maafin aku, aku tadi maatiin telpon dari kamu…”

Belum selesai bicara, ternyata suara orang disebrang sana bukan Rohim.

“Mar, ini gue Lila. Gue Lila bukan Rohim.”

Yang ditunggu malah tidak menelpon lagi. Justru Lila, teman satu jurusan Maria dikampus yang nitip absen besok. Maria yang bosan karna pikirannya sudah entah kemana, lalu mematikan lampu kamar dan memejamkan matanya. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dan isi hatinya yang sedang berada diujung tanduk.

“Maria.. maen yuk ” ujar Rohim menghampiri Maria.s

“ngg..” Maria menggeram.

“Loh kok, kamu keliatannya bête banget sih hari ini. Kenapa ? tadi malem ? maafin aku ya, tadi malem batre aku low. Aku mau telpon lagi nggak bisa. Lagipula aku kira kamu udah tidur. Maaf ya sayang” Rohim senyum-senyum sok imut berusaha supaya Maria tertawat. Namun perjuangannya sia-sia. Maria tak tertawa.

“Iya gapapa kok. Aku pulang duluan ya” ujar Maria, melengos meninggalkan Rohim.
Rohim mencegahnya.

“Kamu masih marah ? aku minta maaf Mar, aku minta maaf kalo tadi malem itu aku nggak nelfon kamu lagi. Ayo deh ayo bareng aku kalo mau pulang” Rohim menggenggam tangan Maria dan mengajaknya pulang bareng.

“Nggak usah Him, aku bisa sendiri kok”

“Nggak kamu harus sama aku”

“Aku sendiri aja”

“Nggak kamu harus sama aku” Rohim makin kekeuh.

“KAMU BISA NGERTI NGGAK SIH ? AKU BISA SENDIRI !!” Maria murka, Rohim pun tanpa disuruh lagi, melepaskan genggamannya dari tangan Maria.

Maria lalu berlari meninggalkan Rohim dengan penuh rasa bersalah. Air matanya tak dapat terbendung.

“Aku sayang kamu him, maafin aku” Ujar Maria dalam hati.

Berkali-kali Rohim sms Maria, tapi tidak dibalas. Ditelpon juga tidak diangkat. Rohim makin gelisah. Apa yang terjadi dengan Maria ?. Apakah hanya karna tidak ditelpon, Maria bisa murka seperti itu ?.
Setiap kali bertemu dikampus. Maria selalu membuang muka ketika berhadapan dengan Rohim. Ketika Rohim mengajaknya ngobrol baik-baik. Tetap saja Maria tidak mau bahkan marah. Rohim pun lalu menanyakan perubahan sikap Maria kepada teman dekat Maria. Namun tidak ada satu pun teman Maria yang mengetahui perubahan sifat Maria itu.

Maria tidak selamanya seperti ini. Dia tidak kuat kalau terus-menerus menghindar dan melupakan semua kenangan dengan Rohim. Apalagi ia masih satu kampus dengan Rohim. Yang notabenenya setiap kali dikampus pasti ketemu.

Ia berinisiatif untuk pergi jauh. Pergi meninggalkan Rohim. Meski ini sakit. Dia tidak peduli. Ini semua juga demi kebaikkan Rohim. Cinta beda agama ini tidak diperbolehkan. Tidak baik untuk Maria dan Rohim.

TING..

“Asslamualaikum. Selamat malam.” Suara yang tak asing oleh telinga Maria.
Maria pun mengintip dari balik kaca kamarnya,melihat seseorang yang datang kerumahnya.

“Selamat malam”

Ternyata dia Rohim.

Ayah Maria pun keluar menyambut Rohim.

Rohim tersenyum. Dan dibalas rautan wajah kesal dari ayah Maria.

“Mau apa kau anak muda datang kesini ?” tanya ayah Maria dengan tangan dilipat didada.

“Gini pak, saya mau ketemu Maria. Bolehkah saya ketemu Maria ?”

“Nggak boleh”

“Hh..Sebentar aja pak”

“Nggak boleh”

“Bener pak saya janji sebentar aja” Rohim menyatukan telapak tangannya berupaya agar ayah Maria membolehkannya masuk dan bertemu Maria. Tapi rasanya perjuangan itu sia-sia dan akan berujung kegagalan.

“Kalo saya bilang nggak ya nggak !!” ayah Maria melempar sendal kewajah Rohim. Untungnya Rohim dapat menghindar. Namun ketika lemparan kedua. Sendal yang dilempar ayah Maria tepat sasaran mengenai wajah Rohim.

Rohim meniggalkan rumah Maria.

Lalu berteriak ‘AKU SAYANG KAMU MAR’

Handphone Maria sudah puluhan kali berdering. Tapi tak digubris sama sekali oleh Maria. Karna itu telpon dari Rohim.

Ia membereskan lemarinya dan tidak sengaja menemukan kotak merah. Kotak itu berisi foto,hadiah, dan semua kenangan dia bersama Rohim. Hubungan dia dengan Rohim sudah hampir tiga tahun. Itu tanpa sepengetahuan orang tua.

Diambilnya foto ketika Rohim yang wajahnya berlumuran kue di ulang tahun yang ke 19 tahun. Gelang dan bunga mawar, hadiah pertama ketika Rohim pdkt dengannya. Semua isi kotak ini membuat seluruh kenangan akan Rohim terus terngiang didalam otaknya.

Ia tak bisa lepas dengan Rohim.

Mau tidak mau. Siap tidak siap. Ya saat inilah Maria harus meninggalkan Rohim. Karna suatu saat nanti hubungan mereka juga pasti akan putus. Ini semua karna agama yang berbeda. Tidak mungkin hubungan ini dilanjutkan jika tidak ada salah satu dari Maria dan Rohim yang mengalah dan harus pindah agama. Maka dari itu, daripada harus pindah agama dan berujung dosa. Maria rela meninggalkan Rohim.

Maria berbicara dengan ayahnya dan meminta untuk dipindahkan ke Australia. Ayahnya sangat senang. Secepatnya, ayah Maria mencari tiket penerbangan ke Australia.

Sebelum keberangkatan Maria memutuskan hubungannya dengan Rohim lewat via sms.

Rohim meminta penjelasan, namun tak pernah diberi alasan yang jelas yang bisa memperkuat keputusan Maria memutuskan hubungan ini. Ia pun memberanikan diri menghampiri Maria kerumahnya meskipun harus mati dilempar sendal oleh ayah Maria.

Dengan hati yang nggak karuan paniknya. Rohim mengintip teras rumah Maria. Mengindikasi jika ada ayah Maria. Gerak-geraknya pun akhirnya dipergoki oleh pembantu Maria.

“Mas, mau maling ya ?”


“Oh nggak..nggak kok saya nggak maling, emangnya tampang saya tampang maling ya ? ”

Pembantu itu mengangguk.

“Dih enak aja, gini loh mba, saya kesini mau ketemu Maria, Maria ada kan ?”

“Oh mau ketemu mba Maria. Tadi pagi mba Maria baru saja berangkat ke Australia”

“Hah ? Australia ?”

“Iya ke Australia, katanya sih mau ngelanjutin studynya disana mas”
Seketika hati dan harapan Rohim hancur lebur. Kenangan bersama Maria terus terngiang dipikirannya.

“ Terus kapan pulang ke indonesianya mba ?”

“Kalo itu saya nggak tau ya mas, katanya sih,keluarga mba Maria juga mau pindah dan tinggal disana”

“Berarti dia nggak pulang kesini lagi ?”

Pembantu itu hanya mengangkat bahunya dan mengkrucutkan bibirnya.

“Yaudah mba terimakasih” Rohim membalikkan tubuh dan meninggalkan rumah Maria.
Sebelum lekas melangkahkan kakinya. Pembantu tadi memanggilnya.

“Mas Mas !”

“Kenapa lagi mba ?” tanya Rohim dengan dahi mengernyit.

“Sebentar, tunggu disini dulu”

Rohim menggaruk rambut menunggu pembantu itu. Yang akhirnya keluar membawa sebuah kotak berwarna merah.

“Apa ini mba ?”

“ Jadi,ceritanya gini. Ketika mba Maria mau pergi tadi. Dia nyuruh saya buat ngasih kotak ini ketemennya. Kalo nggak salah namnya Rocim. Eh bukan..siapa ya ?” Pembantu itu menerawang dan mengingat untuk siapa kotak ini.

“Rohim”



“Nah ! iya itu Rohim. Tolong ya mas, kasihkan kotak ini ke Rohim Rohim itu. Soalnya kata mba Maria ini penting banget”

“Baiklah mba. Sini kotaknya. Bakal saya kasih ke Rohim.” Ia merenggut kotak itu dari tangan pembantunya Maria dan pergi.

Dikamar, ia buka kotak pemberian Maria. Dibukanya tutup kotak itu secara perlahan.

Terkejutnya dia ketika melihat. Dua kalung. Kalung Rosario dan tasbih. Dan juga secarik kertas bertuliskan.

Selamat tinggal. Kita nggak akan bisa bersatu. Meskipun hati kita satu. Raga kita tak akan satu.  Lupakan semua kenangan kita. Karna dari sekaranglah kita  mulai merajut cerita yang baru. Tanpa kamu, dan aku.

Rabu, 22 Januari 2014

Goet To Jogja-nyee

Wihh… Ke Jogja !!

Semua barang yang dikira dibutuhkan untuk disana sudah dimasukkan kedalam bagasi. Dengan ditata rapih oleh salah satu kru dari bis Big Bird, koper dan tas yang kebanyakan berisi pakaian dan peralatan mandi, sudah tersusun rapih tidak terlihat seperti barang obralan dipasar gembrong lagi. Berantakan.

Pukul 6.45 , katanya sih kurang lebih lima belas menit lagi mau berangkat, tapi apa mau dikata. Kayaknya kewajiban akan kegairahan untuk ngaret, harus terpenuhi. Sekedar ngeroko-ngeroko, ngopi-ngopi. Supir,  kru dan tidak luput juga karyawan semuanya ikut serta ngaso dulu.

Pada akhirnya, ya kami berangkat jam 6 lewat. Waktu itu saya lupa kapan tepatnya berangkat. Tapi kira-kira jam 6.05 lah.

Bis pun berangkat, serta salah satu seksi konsumsi memberikan satu bungkus nasi uduk untuk seluruh penumpang di bis. Lumayan lah untuk ganjel perut. Oh iya, ganjel perut disini bukan maksudnya bungkus nasi uduknya diiket pake karet diperut ya. Tapi dimakan. Abis dimakan bungkusnya baru deh diiket diperut. Sama aja -__-.

Seiring dengan jalannya bis dan sinar matahari yang juga mulai menyorot masuk menembus kaca bis hingga menyilaukan mata, kami didalam bis disuguhi lagu-lagu jadul. Tapi enak.
Ada band wali, keripatih, masih banyak lagi, pokoknya band-band yang dulu masih berponi sampe matanya ketutup. Enak kan lagu-lagu mereka ? . Iya enak, lebih enak lagi kalo dengerinnya sambil tidur.

Sampai di tol, supir memberikan uang ke penjaga pintu neraka tol. Kami melintasi jalan tol supaya tidak kena macet. Bersyukurlah diindonesia ini masih ada tol. Bayangkan kalo sama sekali tidak ada jalan tol. Kan kasian buat para penjaga tol yang butuh makan dan menafkahi anak istrinya, mereka mau makan apa ? semen ?.

Kembali keperjalanan dan lupakan penjaga tol karna pada saat ini kami secara tidak diminta untuk dihibur malah diberi suguhan yang mengocok perut. Seorang supir truk tronton mengendarai dengan santai kendaraannya. Permasalahannya bukan disini. Tapi supirnya itu memakai helm. HELM ! HELM ! diulang biar dibilang dramatis dan keliatan nyata. Beneran dah, apa jangan-jangan supir itu sedang membayangkan kalau dia itu adalah salah satu pembalap F1. Valentino Rossi ?

Asyik banget, tapi kebelet. Kami terpaksa beberapa kali harus menahan pipis. Dan perlu menunggu bis melipir ke rest area.

Sampai pada akhirnya, supir pun mampir ke rest area. Kayaknya si supir juga mau pipis tuh. Kalo nggak pipis, ya mau boker. Mungkin.

“ Ahhh… Lega “ semua beban seperti keluar semua dalam hidup. Enteng.

Setelah semua menyelesaikan tugas mereka masing-masing di toilet. Perjalanan pun dilanjutkan. Let’s go. Diperjalan, kayaknya tidak ada sesuatu yang mengasikkan. Monoton. Sampai akhirnya kebosanan itu terpecahkan dengan segepok kartu remi. Kami maen poker.

Ibarat minum teh tapi tidak pake aer. Masih kurang. Sama, seperti perjalanan ini. Masih kurang kalo belom foto-foto. Demi kepentingan dokumentasi dan kehausan akan eksis. 
Satu per satu jepretan foto meluncur kearah penghuni bis. Ada yang ngemil lah, ada yang maen poker, tidur, ada pula yang tidur sambil maen poker. Lengkap.

Sesuatu yang dirasakan nikmat pasti tidak akan terasa waktunya. Sama seperti ini, bis sudah memasuki kawasan bandung saja. Tepatnya jalan rancaekek. Padahal tadi baru aja kencing di rest area, eh sekarang udah kencing di toilet PT. GRAMEDIA BANDUNG. Toiletnya kecil, Cuma dua ruangan. Cewe cowok campur, ngantrinya pun sama seperti ngantri tiket masuk YKS. Panjang bener.

Tapi untungnya saya mampu bergerak cepat meski dengan kaki pincang menuju toilet.
Disana kami disambut beberapa karyawan yang kayaknya sih penting banget bagi perusahaan. Terlihat dari seragamnya. Bersih. Wajahnya juga, nggak kumel kayak anak alay.

Kami tidak disuguhi makanan, boro-boro makanan minum aja cuma aqua, eh bukan aqua deng, VIT kalo nggak salah. Ngenes kan.

Kengenesan kami tidak terhenti disitu. Dipikiran saya, kami akan dikumpulkan dan diberi bangku untuk duduk, tapi ini malah kami disuruh duduk. Duduk memang, tapi tanpa bangku alias duduk sila. Kayak mau ngaji. Tinggal nunggu ustadnya aja dateng terus diawali dengan hamdalah.

Oke lupakan ngaji, kembali ke acara sebenarnya. Kami duduk dempet-dempetan. Saya duduk ngangkang waktu itu, maklum ketika itu kaki saya masih sakit. Sakit banget. Jalan aja saya sering dibilang mirip joget bang jali. Padahal itu sudah sekuat tenaga.

Singkat cerita kami diajak keliling area produksi PT.GRAMEDIA. Keren-keren mesinnya tapi sayangnya tidak boleh dibawa pulang. WOOO PELITTT LU !!

Setelah selesai, kami segera menuju bis. Sinar matahari pun sudah berada diatas kepala. Tepat banget diatas kepala. Panas banget, sampe tubuh saya item. Betapa panasnya itu, bisa kalian bayangkan.

Didalam bis kami langsung melanjutkan perjalanan menuju jogja. Sambil bis berjalan kami mengganti seragam, dengan pakaian biasa (boxer dan kaos kutang). Lalu makan siang dan setelah itu tidak lupa demi keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan. Saya menegak satu butir  narkoba antimo.

Mungkin karna efek antimo yang memabukkan mengantukkan. Saya merasa mata saya tidak mampu lagi melek. Mata saya perlahan mulai menyipit dan akhirnya bobo cantik.
Perjalanan kami habiskan dengan tidur. Ini juga supaya tidak pusing ketika berada dijalur nagreg. Tau jalur nagreg ? iya, jalanan yang tidak jauh beda dengan tornado di Ancol. Bikin pusing.

Tepat dijalur nagreg, jalannya yang berliku-liku seperti ular tangga. Beberapa dari penghuni bis, mulai bertumbangan. Dan mengeluarkan bubur haji sulam.

UWEKKK…UWEKKK !!!

UWEKKK …UWEEKKK !!!

PRETTT….

Ini bukan suara orang muntah, tapi suara kentut orang yang lagi muntah. Bau kentut orang muntah beda sama kayak bau kentut orang biasa. Baunya rasa kentut. Amazing.

Setelah melewati rintangan berliku. Akhirnya kami keluar dari jalan nagreg. Sumpah, ini menyenangkan sekali. Ibarat mendapatkan kartu dana umum dan disuruh terbang ke afrika lalu punya hotel 4 dan investasi jangka panjang yang menggiurkan dalam permainan monopoli.

Okeh cukup, jangan ngomongin monopoli lagi. Ini mulai nyeleweng kemana-mana. Mari kita kembali keperjalanan yang sudah sampai pukul 18.07. Kami melipir kerumah makan *tidak tau namanya* .Rumah makan yang menyuguhkannya dengan metode prasmanan. Sebenarnya saya kurang seneng dengan metode prasmanan ini. Karna akan merugikan orang-orang yang ngatri belakangan. Biasanya keabisan. Tapi untungnya direstoran ini, aman. Tidak akan keabisan.

Beberapa guru, karyawan, murid, kru bis, supir bis, tukang parkir, penjaga toilet. Ini kenapa jadi ada penjaga toilet sama tukang parkir ?. Siapa mereka ?!! mereka penyusup !
Intinya mereka ketoilet atau sekedar menghilangkan asem dengan ngeroko dan tidak lupa juga ada yang sholat bagi yang muslim. Lalu setelah selesai semua, dan cukup siap dengan segala beban yang sudah terbuang. Lengkap semua di bis. Kami bergegas melanjutkan perjalanan pada pukul 19.05.

Di tengah perjalanan, dibis kami menyuguhkan tontonan yang dibilang orang-orang sih serem. Tidak lain dan tidak bukan THE CONJURING. Wih, denger namanya aja udah merinding *sambil ngeraba AC* .

Serem sih. Tapi kayaknya kalo nonton di bis, rada ada yang kurang bergairah. Ada yang beda. Iya, suara mobil dijalanan mengganggu teriakkan setan. Tapi masih serem sih setannya. Meskipun seseram-seramnya setan masih seram ulangan matematika mendadak dan tidak open book. Udah gitu duduknya paling depan. Kiamat.

Entah the conjuring kali ini sepertinya kayak dongeng. Semua penghuni bis malah pada tidur. Ini sejak kapan setan bikin ngantuk ? Mungkin film setan jaman sekarang mengandung sedikit zat pengantuk, jadi kayak obat.

Taraaaa.. tidak terasa kami sudah memasuki kawasan Jogja. Kerasa banget suasana jogja pas ngeliat angkringan dipinggir jalan. Apalagi yang makan angkringannya itu bule. Behh.. Jogja in Europe banget deh keliatannya.

Tidak lama setelah itu pun kami akhirnya tiba di penginapan. Di wisma PTPM dan sebagaian ada yang penginap dihotel nuri.

Karna badan yang sudah mulai agak terasa retak, dan kantuk juga tak dapat tertahan lagi. Saya pun tidur. Syukur-syukur badan jadi terasa bugar kembali nanti pagi.

To be continue….
















Selasa, 14 Januari 2014

Istimewanya Jogja


Ada yang tau kota pelajar dimana ? Ya, tidak lain dan tidak bukan yaitu di Jogja. Kota dimana orang-orangnya bisa bahasa jawa. Keren banget kan ? .


Beberapa hari yang lalu gue kesana. Gue benar-benar kagum dengan kota itu, apalagi orang-orangnya yang patuh banget sama peraturan. Pantes aja ibu kota Indonesia mau dipindahin kesana. Bukan saja kotanya yang bersih dan nggak banyak gembel. Disana juga jarang banjir. Bahaya juga kalo Malioboro banjir. Ntar pasarnya jadi KALIoboro. Hehehe nggak jelas ya ? anggep aja jelas ya.

Oiya kurang afdol nih kalo kemaren gue udah ke Jogja tapi nggak ngasih tau apa aja sih keistimewaan Jogja itu ? Karna Jogja itu bukan sekedar namanya aja yang istimewa. Tapi emang kotanya lah yang istimewa.
Apa aja sih istimewanya Jogja ?

Lalu Lintas

Jangan pernah takut kena macet disana. Apalagi ngeliat pengendara motor jalan jembatan penyebrangan (baca:kamen rider keles). Istimewa, pengendara disana sangat patuh dengan peraturan lalu lintas meskipun tidak ada pengendara lain atau pun polisi. Contohnya ketika lampu merah, para pengendara tidak pernah ada yang melewati garis pembatas yang menyulitkan pejalan kaki menyebrang jalan. Karna warga Jogja masih punya otak !!

Malioboro

Pasar terpanjang yang pernah gue telusuri hingga duit gue ludes disana. Istimewa banget pasar itu, lu renungin lah, karna malioboro yang jalannya lurus kaya tol dan bikin kaki jadi asem urat dengan waktu nggak lebih dari 2 jam duit bisa habis tanpa lu sadari. Horor kan ? padahal cuman jalan lurus doang, ini nggak kebayang kalo pasar malioboro itu jalannya berliku. Ngebayangin nggak ? jangan di bayangin deh , baru mau bayangin aja gue udah mabok *MinumAntimo*

Dianggep empunya Candi Prambanan dan Borobudur

100 dari 99 orang pernah ditanya. “ Mau ke Jogja ya ? mau ngapain aja kesana ? ”. Pernah kan ? pernah ?. Ngaku ajalah. Iya pasti pernah. Karna gue juga pernah. Ketika ditanya kayak gitu, terkadang kita selalu bilang. “Jalan-jalan ke Jogja ntar mau ke Candi Prambanan sama Borobudurlah”.

Kalian tau nggak sih ? Candi Prambanan dan Borubudur sama sekali bukan didaerah Jogjakarta. Prambanan didaerah Klaten, jawa tengah. Dan Borobudur berada di Magelang, jawa tengah. Tapi itulah Istimewanya Jogja, nggak pernah menganggap itu milik mereka. Tapi membiarkan orang-orang menganggap itu milik mereka. Nggak kayak “Malingsia taik kucing betina liar” yang mengakui tanpa ada bukti beberapa peninggalan bersejarah negri kita. Fak !

Bahasa Jowo

Terakhir nih, istimewanya Jogja. Kalo kalian kesana, kalian pasti kagum karna orang-orang sono kebanyakan bisa bahasa jawa. Amazing banget kan ? Apalagi Lombok-lombokannya (baca:cabe-cabean) bahasa jawanya kentel banget kayak bubur sumsum.

Udah itu aja sih istimewanya jogja, kalo kalian punya pendapat yang istimewa lainnya dari Jogja. Bisa di share di kolom komentar.

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone