Happy New 'accident' years 2014
Happy new accident
years 2014 for me and my friends.
Nggak ada yang pernah
tau kapan kejadian buruk itu akan datang terhadap gue, elu, kita , temen-temen,
bahkan orang yang kita sayangi khususnya keluarga. Terkadang ksita selalu
mengabaikan doa sesaat kita memulai perjalanan. Tepat tadi malem bersamaan
dengan malam tahun baru, gue dan temen-temen gue nggak pernah menyangka akan
terjadi seperti
ini.
Berawal dari jam
delapan malam, gue datang ke wm dengan sepeda motor. Merasa jenuh di wm karna
masih belum ada anak-anak rame dan sebagian juga sedang maen ps3. Gue pun
meluncur ke rental ps. Selesai maen ps, gue dan teman-teman segera menyiapkan
bara untuk digunakan sebagai pembakar ayam dan ikan.
Semakin lama semakin
banyak anak-anak yang datang dan dua orang pulang karna ada acara dengan
keluarganya dirumah. Sampai akhirnya ayam dan ikan sudah selesai dibakar dan
disajikan, gue paling napsu makannya, dari sambel gue tuangkan di nasi sampe
bisa dibilang nasinya kayak tenggelem sama sambel. Nggak jauh beda seperti
belatung kecebur got.
Gue kenyang,
temen-temen gue kenyang, dan kucing pun kenyang. Kucing ?. Ya mungkin kucingnya
kemaren ikut ngambilin tulang bekas. Semua begah, perut seperti mau mleduk,
tapi untuknya belom. Gue juga udah mulai pusing. Dari sini perasaan gue udah
mulai nggak enak. Apalagi gue blom bilang mau pulang malem.
Akhirnya yang kami
tunggu telah datang. Kembang api yang terang nan indah diangkasa gelap
menandakan bahwa tahun 2014 telah hadir menyambut kita tuk hidup ditahunnya.
Entah kenapa perasaan gue tuh beda banget, dalam lubuk hati gue itu nggak ada
rasa kesenengan sama sekali. Padahal ini tahun baru. Kegelisahan terus menerus
menyerang hati gue. Ini mungkin karna emak gue udah nyuruh pulang dan rizca
juga begitu. Semua orang yang sayang sama gue udah nyuruh gue pulang secepatnya.
Dari ada yang sms,
‘ Pulang sekaranngggg
kal ! ’
‘kapan pulang ? ini
udah malem ’
Gue semakin panik. Gue
nggak tau harus ngapain. Jika gue pulang, gue bakal ngecewain temen-temen gue
malem itu. Karna kapan lagi bisa jalan-jalan bareng dimalem tahun baru. Disisi
lain ada pula orang yang sayang sama gue menyuruh gue pulang dan peduli dengan
gue. Tapi gue lebih memilih jalan-jalan.
Gue langsung meluncur
kerumah untuk memulangkan motor (gak boleh bawa motor malem-malem). Gue pamitan
sama tante gue yang ada disana. Dia juga menyuruh gue pulang saja dari pada
jalan-jalan karna sudah larut malem. Gue menolak usulannya dengan alasan ‘sudah
ada temen yang nungguin’ .
Gue jalan tanpa ada
rasa gelisah.
Diperjalan menuju taman
menteng (kalo nggak salah) gue kedinginan. Saat itu gue nggak pake jaket. Cuma
berbalut kaos tipis dan membebaskan angin untuk menusuk kulit tubuh gue.
Dijalan mampang gue melihat banyak orang yang merayakan malam tahun baru dengan
ceria. Dijalur berlawanan, disana gue juga melihat orang-orang yang sudah
merayakan malam tahun barunya dengan orang yang disayanginya.
Betapa senangnya
mereka.
Awal dari awal musibah
pun terjadi. Ban belakang motor salah satu teman gue bocor. Terpaksa kami menepi
dipinggir jalan (trotoar) didepan gedung KPK. Dan empat orang dari gerombolan
kami mencari tukang tambal ban.
Selama lima menit
sampai sepuluh menit gue masih ngobrol membicarakan tentang ban yang bocor dan
tak akan ada tukang tambal ban dijalan besar seperti ini.
JGERRRRR…..JGERRRRR…. !!!! Begitulah
suara hantaman mobil yang mementalkan
tubuh gue dan menghancurkan enam motor.
(suasana hanya seperti
mimpi. Gue nggak tau apa yang terjadi terakhir kali. Yang gue ingat saat itu,
gue duduk diatas motor teman gue)-ini terjadi selama gue pingsan.
Mata gue lama-kelamaan
mulai terbuka. Ketika mencoba menengadahkan kepala, gue malah terjatuh di badan
seorang pria yang nggak gue kenal. Gue berada didalam mobil dengan kaca depan
yang retak.
‘Gue dimana ? ’ tanya
gue berharap salah satu dari semua orang didalam mobil menjawab.
‘Mas..mas.. udah sadar
mas..istigfar mas istigfar !!’ suara pria muda yang memangku kepala gue
menyuruh gue istigfar. Lalu ia membersihkan luka yang mengalir dihidung gue.
Saat pria tadi itu meminta
gue istigfar, gue masih belum sadar. Kenapa dia menyuruh gue istigfar. Apa yang
terjadi dengan gue ?. Dan, GUE DIMANA ?!!!
‘Kal ? ’ terdengar
suara yang sangat familiar ditelinga gue.
‘hah ?’ jawab gue
rintih, gue sudah seperti orang tidak bernyawa. Bagaikan manusia yang tidak
punya massa dalam tubuh. Tubuh gue ringan sekali.
‘Sabar kal sabar !!
sebentar lagi nyampe’ ujar aldo menyemangati gue.
‘GUE KENAPA ?!!!’
Teriak gue dalam hati seolah tidak bisa berteriak saking lemasnya tubuh.
Ditengah perjalanan gue
mau muntah. Sambil mobil berjalan, pintu belakang mobil lalu dibuka dan gue muntah.
Semua isi makanan dalam perut, gue keluarkan semua. Kepala gue masih pusing.
Pria muda tadi masih
terus-menerus menyuruh gue istigfar dan sabar.
Dari mobil, tubuh gue
dibopong keatas ranjang. Gue didorong oleh salah satu perawat rumah sakit
keruang UGD. Dengan sigap ia menangani keadaan gue yang bisa dibilang kritis.
Toh, gue sama sekali nggak tau apa yang terjadi dengan gue.
Karna saking mati
rasanya tubuh gue, ketika ditusuk jarum infuse, gue sama sekali nggak merasa
sakit.
Kebetulan disamping gue
ada perawat dan gue tanya sama dia.
‘Mas saya kenapa ? ’
tanya gue dengan nada rintih tak tau kenapa mulut gue sulit sekali untuk bicara.
‘Lu kecelakaan kal.
Tenang aja dia tanggung jawab kok dia tanggung jawab’ sahut aldo yang datang
menghampiri gue. Lalu meminta hape gue untuk menghubungi keluarga gue.
KECELAKAAN ? KAPAN ? .
Gue sama sekali nggak tau apa bener terjadi kecelakaan. Yang gue inget terakhir
kalinya hanyalah, gue duduk diatas motor aldi dan nunggu entok(nama disamarkan) nyari tukang
tambal ban. Dan sekarang gue udah ada dirumah sakit.
Nggak lama kemudian.
Gue dibawa keruangan yang nggak gue tau namanya. Pokoknya ruangan itu putih dan
hanya ada tiga orang. Satu dokter cowok, dokter cewek dan satu lagi perawat.
Kemudia kepala gue dimasukkan kedalam mesin yang cukup besar seperti tabung.
Dalam hati gue, gue seperti dimakan buaya tutul. Entahlah saat itu gue masih
ngawur. Pikiran gue melayang jauh terbang ke luar angkasa menuju bulan. Apasih
?
Setelah selasai kepala
gue disinari nggak jelas buat apaan. Gue langsung dibawa ketempat tidur gue.
Disana gue mau tidur tapi nggak bisa. Kepala gue benjol lumayan besar seperti
biji karet. Tapi gue coba terus, akhirnya gue bisa lah tidur satu-dua jam
sampai emak gue datang.
Nangis. Iya itulah yang
dilakukan emak gue ketika melihat keadaan anak tertuanya ini tergelepak
diranjang rumah sakit dengan kondisi belum dahi bejendol.
‘Kamu kenapa sih nak ?
kan udah mama bilang. Jangan maen malem. Jangan maen malem !’ marahnya dengan
suara lembut sambil meneteskan air mata.
Gue hanya diam membalas
pertanyaannya. Lalu meminta maaf.
‘Aku minta maaf ma’
‘Iya gapapa yang
penting kamu udah mendingan aja udah bagus. Mama tuh tadi pas mau kesini deg
deggan. Takut kamu kenapa-napa. Emang ini bukan mutlak kesalahan kamu. Tapi
buat selanjutnya harus lebih hati-hati lagi jangan terulang lagi kejadian kayak
gini ’ kata emak gue panjang lebar sambil mengelus rambut gue yang belum
disampo dari tadi sore. Untungnya ditangan emak gue nggak nyangkut kecoa.
Gue terbangun dari
tidur dan temen-temen gue juga udah pulang. Kondisi gue udah agak mendingan.
Alhamdulillah gue nggak harus menghabiskan waktu dan uang banyak hanya untuk
dirawat dirumah sakit.
Gue udah bisa pulang
kata dokter hari ini. Dengan syarat tidak sering mual, pusing, dan mudah tidur.
Dia juga bilang jika itu semua tidak terjadi pada gue, gue bisa dibilang sudah
sembuh. Namun, dikepala gue masih beresiko kecil jika pembuluh darah halus gue
sobek dan darah mengucur didalam kepala. Supaya mencegah itu, gue diberi obat
pil,tablet dan sebagainya yang harus diminum sesuai ketentuan.
Setelah menyelesaikan
administrasi yang seharusnya diselesaikan oleh orang yang menabrak gue. Gue
dituntun oleh bapak gue kedalam taksi dan pulang kerumah.
Sampai dirumah, gue
diberi wejangan yang penting.
Kalo dinasehatin orang
tua itu jangan ngelawan. Ini mungkin karna kamu ngelawan orang tua dan nggak
nurutin orang-orang yang kamu sayang. Emang sih orang yang sayang sama gue pada
saat itu, seluruhnya menyuruh gue pulang tapi gue nggak mau. Betapa batunya
gue.
Ini semua menjadi
pelajaran bagi gue dan teman-teman gue. Pelajaran berharga. Dan bakal menjadi
pengalaman serta kenangan yang nggak akan terlupakan.
Enam motor lumayan
hancur. Dari enam motor tersebut dua lainnya rusak parah. Begitu pun gue, tubuh
gue remuk menghantam trotoar (kata temen gue). Lebih parahnya lagi gue
kejang-kejang. Sungguh pelajaran hidup.
Yang gue petik dari
kejadian ini adalah..
Jangan selalu
senang-senang disaat yang lainnya bersenang-senang. Tapi lihatlah disana orang
yang sayang dengan kita menunggu dirumah. Utamakanlah orang yang menyayangi
kita dan nomor dua kanlah orang yang kita sayangi.
0 komentar:
Posting Komentar