123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Kamis, 02 Januari 2014

Happy New 'accident' years 2014

Happy new accident years 2014 for me and my friends.

Nggak ada yang pernah tau kapan kejadian buruk itu akan datang terhadap gue, elu, kita , temen-temen, bahkan orang yang kita sayangi khususnya keluarga. Terkadang ksita selalu mengabaikan doa sesaat kita memulai perjalanan. Tepat tadi malem bersamaan dengan malam tahun baru, gue dan temen-temen gue nggak pernah menyangka akan terjadi seperti 
ini.

Berawal dari jam delapan malam, gue datang ke wm dengan sepeda motor. Merasa jenuh di wm karna masih belum ada anak-anak rame dan sebagian juga sedang maen ps3. Gue pun meluncur ke rental ps. Selesai maen ps, gue dan teman-teman segera menyiapkan bara untuk digunakan sebagai pembakar ayam dan ikan.

Semakin lama semakin banyak anak-anak yang datang dan dua orang pulang karna ada acara dengan keluarganya dirumah. Sampai akhirnya ayam dan ikan sudah selesai dibakar dan disajikan, gue paling napsu makannya, dari sambel gue tuangkan di nasi sampe bisa dibilang nasinya kayak tenggelem sama sambel. Nggak jauh beda seperti belatung kecebur got.

Gue kenyang, temen-temen gue kenyang, dan kucing pun kenyang. Kucing ?. Ya mungkin kucingnya kemaren ikut ngambilin tulang bekas. Semua begah, perut seperti mau mleduk, tapi untuknya belom. Gue juga udah mulai pusing. Dari sini perasaan gue udah mulai nggak enak. Apalagi gue blom bilang mau pulang malem.

Akhirnya yang kami tunggu telah datang. Kembang api yang terang nan indah diangkasa gelap menandakan bahwa tahun 2014 telah hadir menyambut kita tuk hidup ditahunnya. Entah kenapa perasaan gue tuh beda banget, dalam lubuk hati gue itu nggak ada rasa kesenengan sama sekali. Padahal ini tahun baru. Kegelisahan terus menerus menyerang hati gue. Ini mungkin karna emak gue udah nyuruh pulang dan rizca juga begitu. Semua orang yang sayang sama gue udah nyuruh gue pulang secepatnya.

Dari ada yang sms,

‘ Pulang sekaranngggg kal ! ’

‘kapan pulang ? ini udah malem ’

Gue semakin panik. Gue nggak tau harus ngapain. Jika gue pulang, gue bakal ngecewain temen-temen gue malem itu. Karna kapan lagi bisa jalan-jalan bareng dimalem tahun baru. Disisi lain ada pula orang yang sayang sama gue menyuruh gue pulang dan peduli dengan gue. Tapi gue lebih memilih jalan-jalan.

Gue langsung meluncur kerumah untuk memulangkan motor (gak boleh bawa motor malem-malem). Gue pamitan sama tante gue yang ada disana. Dia juga menyuruh gue pulang saja dari pada jalan-jalan karna sudah larut malem. Gue menolak usulannya dengan alasan ‘sudah ada temen yang nungguin’ .

Gue jalan tanpa ada rasa gelisah.

Diperjalan menuju taman menteng (kalo nggak salah) gue kedinginan. Saat itu gue nggak pake jaket. Cuma berbalut kaos tipis dan membebaskan angin untuk menusuk kulit tubuh gue. Dijalan mampang gue melihat banyak orang yang merayakan malam tahun baru dengan ceria. Dijalur berlawanan, disana gue juga melihat orang-orang yang sudah merayakan malam tahun barunya dengan orang yang disayanginya.

Betapa senangnya mereka.

Awal dari awal musibah pun terjadi. Ban belakang motor salah satu teman gue bocor. Terpaksa kami menepi dipinggir jalan (trotoar) didepan gedung KPK. Dan empat orang dari gerombolan kami mencari tukang tambal ban.

Selama lima menit sampai sepuluh menit gue masih ngobrol membicarakan tentang ban yang bocor dan tak akan ada tukang tambal ban dijalan besar seperti ini.
 JGERRRRR…..JGERRRRR…. !!!! Begitulah suara  hantaman mobil yang mementalkan tubuh gue dan menghancurkan enam motor.

(suasana hanya seperti mimpi. Gue nggak tau apa yang terjadi terakhir kali. Yang gue ingat saat itu, gue duduk diatas motor teman gue)-ini terjadi selama gue pingsan.

Mata gue lama-kelamaan mulai terbuka. Ketika mencoba menengadahkan kepala, gue malah terjatuh di badan seorang pria yang nggak gue kenal. Gue berada didalam mobil dengan kaca depan yang retak.

‘Gue dimana ? ’ tanya gue berharap salah satu dari semua orang didalam mobil menjawab.

‘Mas..mas.. udah sadar mas..istigfar mas istigfar !!’ suara pria muda yang memangku kepala gue menyuruh gue istigfar. Lalu ia membersihkan luka yang mengalir dihidung gue.

Saat pria tadi itu meminta gue istigfar, gue masih belum sadar. Kenapa dia menyuruh gue istigfar. Apa yang terjadi dengan gue ?. Dan, GUE DIMANA ?!!!

‘Kal ? ’ terdengar suara yang sangat familiar ditelinga gue.

‘hah ?’ jawab gue rintih, gue sudah seperti orang tidak bernyawa. Bagaikan manusia yang tidak punya massa dalam tubuh. Tubuh gue ringan sekali.

‘Sabar kal sabar !! sebentar lagi nyampe’ ujar aldo menyemangati gue.

‘GUE KENAPA ?!!!’ Teriak gue dalam hati seolah tidak bisa berteriak saking lemasnya tubuh.

Ditengah perjalanan gue mau muntah. Sambil mobil berjalan, pintu belakang mobil lalu dibuka dan gue muntah. Semua isi makanan dalam perut, gue keluarkan semua. Kepala gue masih pusing.

Pria muda tadi masih terus-menerus menyuruh gue istigfar dan sabar.

Dari mobil, tubuh gue dibopong keatas ranjang. Gue didorong oleh salah satu perawat rumah sakit keruang UGD. Dengan sigap ia menangani keadaan gue yang bisa dibilang kritis. Toh, gue sama sekali nggak tau apa yang terjadi dengan gue.

Karna saking mati rasanya tubuh gue, ketika ditusuk jarum infuse, gue sama sekali nggak merasa sakit.

Kebetulan disamping gue ada perawat dan gue tanya sama dia.

‘Mas saya kenapa ? ’ tanya gue dengan nada rintih tak tau kenapa mulut gue sulit sekali untuk bicara.

‘Lu kecelakaan kal. Tenang aja dia tanggung jawab kok dia tanggung jawab’ sahut aldo yang datang menghampiri gue. Lalu meminta hape gue untuk menghubungi keluarga gue.
KECELAKAAN ? KAPAN ? . Gue sama sekali nggak tau apa bener terjadi kecelakaan. Yang gue inget terakhir kalinya hanyalah, gue duduk diatas motor aldi dan nunggu entok(nama disamarkan) nyari tukang tambal ban. Dan sekarang gue udah ada dirumah sakit.

Nggak lama kemudian. Gue dibawa keruangan yang nggak gue tau namanya. Pokoknya ruangan itu putih dan hanya ada tiga orang. Satu dokter cowok, dokter cewek dan satu lagi perawat. Kemudia kepala gue dimasukkan kedalam mesin yang cukup besar seperti tabung. Dalam hati gue, gue seperti dimakan buaya tutul. Entahlah saat itu gue masih ngawur. Pikiran gue melayang jauh terbang ke luar angkasa menuju bulan. Apasih ?

Setelah selasai kepala gue disinari nggak jelas buat apaan. Gue langsung dibawa ketempat tidur gue. Disana gue mau tidur tapi nggak bisa. Kepala gue benjol lumayan besar seperti biji karet. Tapi gue coba terus, akhirnya gue bisa lah tidur satu-dua jam sampai emak gue datang.

Nangis. Iya itulah yang dilakukan emak gue ketika melihat keadaan anak tertuanya ini tergelepak diranjang rumah sakit dengan kondisi belum dahi bejendol.

‘Kamu kenapa sih nak ? kan udah mama bilang. Jangan maen malem. Jangan maen malem !’ marahnya dengan suara lembut sambil meneteskan air mata.

Gue hanya diam membalas pertanyaannya. Lalu meminta maaf.

‘Aku minta maaf ma’

‘Iya gapapa yang penting kamu udah mendingan aja udah bagus. Mama tuh tadi pas mau kesini deg deggan. Takut kamu kenapa-napa. Emang ini bukan mutlak kesalahan kamu. Tapi buat selanjutnya harus lebih hati-hati lagi jangan terulang lagi kejadian kayak gini ’ kata emak gue panjang lebar sambil mengelus rambut gue yang belum disampo dari tadi sore. Untungnya ditangan emak gue nggak nyangkut kecoa.

Gue terbangun dari tidur dan temen-temen gue juga udah pulang. Kondisi gue udah agak mendingan. Alhamdulillah gue nggak harus menghabiskan waktu dan uang banyak hanya untuk dirawat dirumah sakit.

Gue udah bisa pulang kata dokter hari ini. Dengan syarat tidak sering mual, pusing, dan mudah tidur. Dia juga bilang jika itu semua tidak terjadi pada gue, gue bisa dibilang sudah sembuh. Namun, dikepala gue masih beresiko kecil jika pembuluh darah halus gue sobek dan darah mengucur didalam kepala. Supaya mencegah itu, gue diberi obat pil,tablet dan sebagainya yang harus diminum sesuai ketentuan.

Setelah menyelesaikan administrasi yang seharusnya diselesaikan oleh orang yang menabrak gue. Gue dituntun oleh bapak gue kedalam taksi dan pulang kerumah.
Sampai dirumah, gue diberi wejangan yang penting.

Kalo dinasehatin orang tua itu jangan ngelawan. Ini mungkin karna kamu ngelawan orang tua dan nggak nurutin orang-orang yang kamu sayang. Emang sih orang yang sayang sama gue pada saat itu, seluruhnya menyuruh gue pulang tapi gue nggak mau. Betapa batunya gue.

Ini semua menjadi pelajaran bagi gue dan teman-teman gue. Pelajaran berharga. Dan bakal menjadi pengalaman serta kenangan yang nggak akan terlupakan.

Enam motor lumayan hancur. Dari enam motor tersebut dua lainnya rusak parah. Begitu pun gue, tubuh gue remuk menghantam trotoar (kata temen gue). Lebih parahnya lagi gue kejang-kejang.  Sungguh pelajaran hidup.

Yang gue petik dari kejadian ini adalah..

Jangan selalu senang-senang disaat yang lainnya bersenang-senang. Tapi lihatlah disana orang yang sayang dengan kita menunggu dirumah. Utamakanlah orang yang menyayangi kita dan nomor dua kanlah orang yang kita sayangi.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone