Goet To Jogja-nyee
Wihh… Ke Jogja !!
Semua barang yang
dikira dibutuhkan untuk disana sudah dimasukkan kedalam bagasi. Dengan ditata
rapih oleh salah satu kru dari bis Big Bird, koper dan tas yang kebanyakan
berisi pakaian dan peralatan mandi, sudah tersusun rapih tidak terlihat seperti
barang obralan dipasar gembrong lagi. Berantakan.
Pukul 6.45 , katanya
sih kurang lebih lima belas menit lagi mau berangkat, tapi apa mau dikata.
Kayaknya kewajiban akan kegairahan untuk ngaret, harus terpenuhi. Sekedar
ngeroko-ngeroko, ngopi-ngopi. Supir, kru
dan tidak luput juga karyawan semuanya ikut serta ngaso dulu.
Pada akhirnya, ya kami
berangkat jam 6 lewat. Waktu itu saya lupa kapan tepatnya berangkat. Tapi
kira-kira jam 6.05 lah.
Bis pun berangkat,
serta salah satu seksi konsumsi memberikan satu bungkus nasi uduk untuk seluruh
penumpang di bis. Lumayan lah untuk ganjel perut. Oh iya, ganjel perut disini
bukan maksudnya bungkus nasi uduknya diiket pake karet diperut ya. Tapi
dimakan. Abis dimakan bungkusnya baru deh diiket diperut. Sama aja -__-.
Seiring dengan jalannya
bis dan sinar matahari yang juga mulai menyorot masuk menembus kaca bis hingga
menyilaukan mata, kami didalam bis disuguhi lagu-lagu jadul. Tapi enak.
Ada band wali,
keripatih, masih banyak lagi, pokoknya band-band yang dulu masih berponi sampe
matanya ketutup. Enak kan lagu-lagu mereka ? . Iya enak, lebih enak lagi kalo
dengerinnya sambil tidur.
Sampai di tol, supir
memberikan uang ke penjaga pintu neraka tol. Kami melintasi jalan tol
supaya tidak kena macet. Bersyukurlah diindonesia ini masih ada tol. Bayangkan
kalo sama sekali tidak ada jalan tol. Kan kasian buat para penjaga tol yang
butuh makan dan menafkahi anak istrinya, mereka mau makan apa ? semen ?.
Kembali keperjalanan
dan lupakan penjaga tol karna pada saat ini kami secara tidak diminta untuk
dihibur malah diberi suguhan yang mengocok perut. Seorang supir truk tronton
mengendarai dengan santai kendaraannya. Permasalahannya bukan disini. Tapi
supirnya itu memakai helm. HELM ! HELM ! diulang biar dibilang dramatis dan
keliatan nyata. Beneran dah, apa jangan-jangan supir itu sedang membayangkan
kalau dia itu adalah salah satu pembalap F1. Valentino Rossi ?
Asyik banget, tapi
kebelet. Kami terpaksa beberapa kali harus menahan pipis. Dan perlu menunggu
bis melipir ke rest area.
Sampai pada akhirnya,
supir pun mampir ke rest area. Kayaknya si supir juga mau pipis tuh. Kalo nggak
pipis, ya mau boker. Mungkin.
“ Ahhh… Lega “ semua
beban seperti keluar semua dalam hidup. Enteng.
Setelah semua
menyelesaikan tugas mereka masing-masing di toilet. Perjalanan pun dilanjutkan.
Let’s go. Diperjalan, kayaknya tidak
ada sesuatu yang mengasikkan. Monoton. Sampai akhirnya kebosanan itu
terpecahkan dengan segepok kartu remi. Kami maen poker.
Ibarat minum teh tapi
tidak pake aer. Masih kurang. Sama, seperti perjalanan ini. Masih kurang kalo
belom foto-foto. Demi kepentingan dokumentasi dan kehausan akan eksis.
Satu per
satu jepretan foto meluncur kearah penghuni bis. Ada yang ngemil lah, ada yang
maen poker, tidur, ada pula yang tidur sambil maen poker. Lengkap.
Sesuatu yang dirasakan
nikmat pasti tidak akan terasa waktunya. Sama seperti ini, bis sudah memasuki kawasan
bandung saja. Tepatnya jalan rancaekek. Padahal tadi baru aja kencing di rest
area, eh sekarang udah kencing di toilet PT. GRAMEDIA BANDUNG. Toiletnya kecil,
Cuma dua ruangan. Cewe cowok campur, ngantrinya pun sama seperti ngantri tiket
masuk YKS. Panjang bener.
Tapi untungnya saya
mampu bergerak cepat meski dengan kaki pincang menuju toilet.
Disana kami disambut
beberapa karyawan yang kayaknya sih penting banget bagi perusahaan. Terlihat
dari seragamnya. Bersih. Wajahnya juga, nggak kumel kayak anak alay.
Kami tidak disuguhi
makanan, boro-boro makanan minum aja cuma aqua, eh bukan aqua deng, VIT kalo
nggak salah. Ngenes kan.
Kengenesan kami tidak
terhenti disitu. Dipikiran saya, kami akan dikumpulkan dan diberi bangku untuk
duduk, tapi ini malah kami disuruh duduk. Duduk memang, tapi tanpa bangku alias
duduk sila. Kayak mau ngaji. Tinggal nunggu ustadnya aja dateng terus diawali
dengan hamdalah.
Oke lupakan ngaji,
kembali ke acara sebenarnya. Kami duduk dempet-dempetan. Saya duduk ngangkang
waktu itu, maklum ketika itu kaki saya masih sakit. Sakit banget. Jalan aja
saya sering dibilang mirip joget bang jali. Padahal itu sudah sekuat tenaga.
Singkat cerita kami
diajak keliling area produksi PT.GRAMEDIA. Keren-keren mesinnya tapi sayangnya
tidak boleh dibawa pulang. WOOO PELITTT LU !!
Setelah selesai, kami
segera menuju bis. Sinar matahari pun sudah berada diatas kepala. Tepat banget
diatas kepala. Panas banget, sampe tubuh saya item. Betapa panasnya itu, bisa
kalian bayangkan.
Didalam bis kami
langsung melanjutkan perjalanan menuju jogja. Sambil bis berjalan kami
mengganti seragam, dengan pakaian biasa (boxer dan kaos kutang). Lalu makan
siang dan setelah itu tidak lupa demi keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan.
Saya menegak satu butir narkoba antimo.
Mungkin karna efek
antimo yang memabukkan mengantukkan. Saya merasa mata saya tidak mampu
lagi melek. Mata saya perlahan mulai menyipit dan akhirnya bobo cantik.
Perjalanan kami
habiskan dengan tidur. Ini juga supaya tidak pusing ketika berada dijalur
nagreg. Tau jalur nagreg ? iya, jalanan yang tidak jauh beda dengan tornado di Ancol.
Bikin pusing.
Tepat dijalur nagreg,
jalannya yang berliku-liku seperti ular tangga. Beberapa dari penghuni bis,
mulai bertumbangan. Dan mengeluarkan bubur haji sulam.
UWEKKK…UWEKKK !!!
UWEKKK …UWEEKKK !!!
PRETTT….
Ini bukan suara orang
muntah, tapi suara kentut orang yang lagi muntah. Bau kentut orang muntah beda
sama kayak bau kentut orang biasa. Baunya rasa kentut. Amazing.
Setelah melewati
rintangan berliku. Akhirnya kami keluar dari jalan nagreg. Sumpah, ini
menyenangkan sekali. Ibarat mendapatkan kartu dana umum dan disuruh terbang ke
afrika lalu punya hotel 4 dan investasi jangka panjang yang menggiurkan dalam
permainan monopoli.
Okeh cukup, jangan ngomongin
monopoli lagi. Ini mulai nyeleweng kemana-mana. Mari kita kembali keperjalanan
yang sudah sampai pukul 18.07. Kami melipir kerumah makan *tidak tau namanya*
.Rumah makan yang menyuguhkannya dengan metode prasmanan. Sebenarnya saya
kurang seneng dengan metode prasmanan ini. Karna akan merugikan orang-orang
yang ngatri belakangan. Biasanya keabisan. Tapi untungnya direstoran ini, aman.
Tidak akan keabisan.
Beberapa guru,
karyawan, murid, kru bis, supir bis, tukang parkir, penjaga toilet. Ini kenapa
jadi ada penjaga toilet sama tukang parkir ?. Siapa mereka ?!! mereka penyusup
!
Intinya mereka ketoilet
atau sekedar menghilangkan asem dengan ngeroko dan tidak lupa juga ada yang
sholat bagi yang muslim. Lalu setelah selesai semua, dan cukup siap dengan
segala beban yang sudah terbuang. Lengkap semua di bis. Kami bergegas
melanjutkan perjalanan pada pukul 19.05.
Di tengah perjalanan,
dibis kami menyuguhkan tontonan yang dibilang orang-orang sih serem. Tidak lain
dan tidak bukan THE CONJURING. Wih, denger namanya aja udah merinding *sambil
ngeraba AC* .
Serem sih. Tapi
kayaknya kalo nonton di bis, rada ada yang kurang bergairah. Ada yang beda.
Iya, suara mobil dijalanan mengganggu teriakkan setan. Tapi masih serem sih
setannya. Meskipun seseram-seramnya setan masih seram ulangan matematika
mendadak dan tidak open book. Udah gitu duduknya paling depan. Kiamat.
Entah the conjuring
kali ini sepertinya kayak dongeng. Semua penghuni bis malah pada tidur. Ini
sejak kapan setan bikin ngantuk ? Mungkin film setan jaman sekarang mengandung
sedikit zat pengantuk, jadi kayak obat.
Taraaaa.. tidak terasa
kami sudah memasuki kawasan Jogja. Kerasa banget suasana jogja pas ngeliat
angkringan dipinggir jalan. Apalagi yang makan angkringannya itu bule. Behh..
Jogja in Europe banget deh keliatannya.
Tidak lama setelah itu
pun kami akhirnya tiba di penginapan. Di wisma PTPM dan sebagaian ada yang
penginap dihotel nuri.
Karna badan yang sudah
mulai agak terasa retak, dan kantuk juga tak dapat tertahan lagi. Saya pun
tidur. Syukur-syukur badan jadi terasa bugar kembali nanti pagi.
To be continue….
0 komentar:
Posting Komentar