123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Sabtu, 24 Oktober 2015

Mulailah Membaca

Semua berawal dari buku Marmut Merah Jambu yang gue baca punya sahabat gue. Awalnya gue sama sekali nggak pernah suka baca buku ataupun novel. Buat buka buku pelajaran aja malesnya naujubileh, apalagi baca novel yang nggak jelas. Bahkan saat smp ketika ngeliat cewek-cewek baca novel disaat pelajaran kosong gue selalu ngeledekin mereka ‘Ngapain amat sih baca novel setebel itu ? Gue mah ngantuk baca novel kayak gitu’ .

Tapi semua bener-bener berubah 180 derajat. Setelah menyelesaikan baca buku Marmut Merah Jambu itu gue  langsung kepikiran buat bikin novel. WHAT ?? Pikiran gila macam apa ketika seorang pemalas membaca buku tiba-tiba punya impian untuk menggarap sebuah novel. Lalu apa yang gue lakukan ? Gua buka laptop dan mencoba menulis. Apa yang terjadi ? gue gatau harus memulainya darimana.

TAP !! Gue tutup laptop, lalu gue search google ‘Cara membuat novel komedi’

Langsung beberapa konten dan pilihan untuk disambungkan ke blog yang membahas tentang cara penulisan membuat buku komedi.

Gue pun masuk ke sebuah blog dan membacanya. Asik keren dan menarik. Semua blog yang membahas tentang cara penulisan pun akhirnya gue telusuri semua. Merasa sudah mendapat pelajaran singkat yang bermanfaat untuk menjadi bekal gue menulis. Akhirnya gue membuka laptop dan mencoba menulis lagi. Yang terjadi hanyalah, gue bengong. ‘Nulis apaan ya ? hmmm…’

Bingung…bingung…bingung.. Menghilangkan kebingungan, gue buka sebuah situs tentang kumpulan cerpen. Gue telusuri semua kategori cerpen dan juga membacanya. Kategori yang paling gue favoritkan adalah kategori humor. Membaca cerpen demi cerpen membuat gue ketagihan dengan membaca. Sesuatu kegiatan yang gue benci semasa smp.

Saking ketagihannya, gue jadi sering meminjam novel dari temen gue. Semua novel dengan genre apapun gue baca. Gue lahap sampai habis, gue sangat rakus dalam membaca. Pada saat itu gue belom pernah membeli novel sekalipun. Maklum nggak ada duit. Sampai gue pernah barter novel dengan novel temen smp gue. Novel yang gue gunakan untuk barter dengan temen smp gue punya sahabat gue di SMK.

Kehabisan bahan baca, gue nggak diam begitu saja. Kuota habis sehingga gue nggak bisa baca cerpen di internet. Akhirnya gue meluncur ke toko buku gramedia. Dari siang sampai sore gue membaca, meski membaca tidak sampai habis gue merasa puas karena sudah memenuhi hasrat membaca yang rindu akan aksara di lembar demi lembar sebuah novel (anjay kata-kata gue).

Bukan hanya pergi ke gramedia untuk membaca buku. Tapi gue juga mencoba ke sebuah perpustakaan terkenal didaerah margonda dan juga sebuah café sekaligus markas united army depok, yaitu zoe café & library. Gue dapat info zoe kafe dari temen gue yang tinggal di depok. Kebetulan dulu dia juga pernah meminjam komik. Akhirnya gue mengajak dia untuk menemani gue kesana. Gue berdua kesana, ketika masuk dan menatap buku yang berjejeran di rak, gue menganga dan kagum dalam hati ‘banyak bangetttttt….gilaaaaaaa’

Satu per satu buku yang dijajar di rak lalu gue buka. Mencari buku humor. Setelah mencari beberapa buku, pilihan gue tertuju pada sebuah buku komedi yang gue lupa judulnya apa. Tapi gue masih inget ceritanya sampai sekarang. Singkatnya buku itu menceritakan seorang cowok muda yang di gigit secara tidak sengaja oleh se-setan vampire. Sehingga cowok muda itu menjadi vampire dan tinggal dengan keluarga vampire yang menggigitnya. Hari demi hari ia jalani dengan sulit, karena sulit beraptasi menjadi vampire yang benar. Karena ketidak sempurnaan giginya yang tonggos membuatnya kesulitan untuk menggit mangsanya dan bla…bla..bla.  Begitu lah cerita singkatnya, gue lupa siapa nama tokoh utamanya.

Begitulah sampai sekarang gue jadi seorang kutu buku. Senang membaca meski kadang membaca justru membuat gue ngantuk. Akhirnya ketika gue punya uang yang cukup untuk membeli buku, gue segera pergi ke toko buku lalu membelikan buku yang gue inginkan. Gue habiskan semua uang untuk membeli buku. Saat itu gue seperti orang yang kelaparan. Sampai ada seseorang cewek disamping gue melihat gue menenteng banyak buku dan berbisik ‘cowok kok suka baca novel’ dalam hati gue mendengus ‘ribut yuk. Lu pikir cowok nggak boleh baca novel ?!!’ tapi gue hanya mengeluh dalam hati dan tidak memeperdulikan cewek itu. Biarkan cewek itu berkelakar sepuasnya. Ngejudge gue dengan beranggapan gue seorang cewek ‘bencong’ fak lah !! Mudah-mudahan suatu saat nanti ketika gue (insyallah) berhasil membuat buku, cewek itu akan membelinya. Sampe membeli satu rak !! aminnn.

Saat sampai dirumah dengan membawa buku sebanyak itu, mamah gue bingung dan ngomel. ‘Ngapain beli buku kayak gitu emangnya kamu baca ?’ gue diem aja karena tidak sopan melawan orang tua.

Mamah gue nggak berhenti sampai disitu ‘Pake duit tuh yang bener, yang bikin kenyang, emangnya buku bisa bikin kenyang ?!’ mamah gue semakin nyebelin. Rasanya ingin gue suapin 5 eksemplar buku langsung kemulutnya.

Gue diam, berlutut didepan buffet sambil merapihkan novel yang baru gue beli.

‘Besok-besok kalo kamu ngabisin duit buat beli hal-hal yang nggak berguna begini, mendingan uang kamu mamak yang megang semua.’ Ucapan nyokap kali ini membuat gue frustasi.

‘GAK! Apa-apaan si mamak. Rio beli buku-buku ini juga pake duit Rio sendiri dari hasil pkl tiga bulan. Ini udah rencana Rio dari awal kalo mau beli buku pake duit pkl, kenapa mamak yang sewot ?’

‘Bukannya begitu, tapi seenggaknya bisa disisihin duitnya lagi buat beli makanan kek’ ucap nyokap nggak mau kalah.

‘Buat beli apa ? makanan ? hidup nggak cuma makan mak. Udah ah !! Sekarang terserah Rio mau beli apaan kek terserah selama nggak pake duit mamak, TITIK!’ gue membanting tas ke lantai lalu pergi keluar rumah untuk sekedar mencairkan suasana.

‘Terserah kamu. Nggak usah kamu minta duit sama mamak lagi!’

‘IYAKKKKKK !!! GAK AKAN!!’ teriak gue dari luar rumah. Merasa kesal dengan tingkat keegoisan orang tua. Kenapa orang tua harus repot-repot ngurusin gue beli buku atau nggak ? setidaknya buku juga sumber pengetahuan. Sampai sekarang gue nggak ngerti kenapa nyokap gue suka marah-marah kalo gue beli buku. Tapi pada saat itu gue berjanji pada diri gue sendiri, suatu saat nanti gue bakal membuat nyokap gue merasa bangga dan terharu ketika melihat sebuah buku bertuliskan nama gue dipunggung bukunya dan aka nada namanya di kata pengantar. Pasti. Itu mimpi gue saat gue pergi meninggalkan nyokap gue yang marah-marah. Sampai sekarang pun mimpi itu masih gue rakit untuk menjadi rangakaian buku yang membanggakan nyokap nantinya.

Lama-kelamaan buku-buku yang gue baca semakin banyak. Semakin sering juga gue diomelin nyokap. Seringkali gue merasakan keuntungan membaca saat menonton film yang diadopsi darisebuah novel yang kebetulan novelnya sudah pernah gue baca. Rasanya begitu senang ketika menonton film dan pernah membaca novelya. Jadi bisa spoiler ke temen pas lagi nonton bareng.‘ah ini mah gue pernah nonton, nanti si cowok bakal nembak ceweknya tapi ntar ditolak sama ceweknya karena si cowok ketahuan pacaran sama cowok lain. Cowoknya itu sebenarnya homo hahaha tau kan gue ? ’ temen-temen gue langsung menatap gue dengan tatapan samurai membelah leher ‘Udah spoilernya ?!!’ saat itu gue langsung dijadikan bahan kojoy sampai terpingkal-pingkal. Namun gue nggak marah, justru gue merasa bangga karena suka membaca. Gue jadi merasa serba tahu dan kadang jadi orang yang sok tau. Bukannya itu yang gue inginkan, bagi gue membaca itu bukanlah sebuah hobi biasa. Tapi sebuah kegiatan yang bisa membuat kita satu langkah lebih maju dari orang lain. Kita bisa menjadi yang pertama karena membaca. Bisa menjadi seorang pemimpin dalam sebuah kelompok, begitu juga bisa menjadi orang yang direndahkan ketika kita sombong. Itu semua kembali kepada dirikita untuk terus membaca atau tidak. Gue sempat malas membaca. Saat gue malas, gue jadi tidak mengetahui apa-apa. Pengetahuan gue nol ! Karena itu lah gue kembali membaca dan membuang jauh-jauh kemalasan yang menyelimuti pikiran gue.

Gue nggak peduli orang yang nggak suka dengan hobi gue, sekalipun itu orang tua gue sendiri. Hobi nggak ada yang boleh ngelarang kecuali kalau tuhan yang menghendaki. Selama gue percaya kalo membaca itu tidak merugikan seseorang, gue akan terus membaca. Nyokap gue marah ? itu bukan urusan lagi, nyokap juga sekarang malah jadi sering baca beberapa koleksi novel komedi gue. Dia ketawa-ketawa sendiri ketika membaca dan banyak tahu tentang, move on..baper…BBM..sampai pacaran anak jaman sekarang. Nggak lama setelah itu, entah dapat ilham dari mana tiba-tiba nyokap megang hape android dan bilang ke dua ‘cara invite temen-temen gimana yo ?’ gue mengernyitkan dahi lalu mengumpat dalam hati ‘ini kok emak-emak jadi kegaulan gini dah ?!’ gue lalu berdoa dalam hati supaya nyokap tidak ketularan menjadi cabe-cabean.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone