123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Jumat, 08 November 2013

Truth And Truth

Dodi menghampiri Reni yang baru saja keluar dari kelas sambil menggendong ranselnya.
‘Kamu kemana ajah ? kok semaleman disms nggak dibales ?.’tanya Dodi.
Seolah tidak melihat keberadaan Dodi Reni segera pergi meninggalkan Dodi sendiri. Tanpa menghalangi langkah kaki Reni, Dodi hanya melihat Reni dari kejauhan yang lama-kelamaan Reni pun menghilang dari pandangannya.
Sejak hari itu, hubungan Dodi dan Reni agak renggang. Dodi sama sekali tidak tahu kenapa Reni bisa berubah secara drastis begini. Ia butuh penjelasan dari Reni. Nggak bisa hanya diam saja. Percuma diam saja nggak akan mendapatkan hasil.
Dodi mencoba sms Reni berkali-kali namun tidak dibalas. Begitu pun jika ditelpon tidak diangkan bahkan tidak jarang direject.
Dodi bingung harus berbuat apa. Setiap kali ketemu disekolah Reni hanya diam tanpa kata. Ditegur pun Reni malah balas dengan tatapan sinis. Sampai ketika Dodi menarik tangan Reni kedalam kelas Reni.
‘Aku mau ngomong sama kamu’ ujarnya.’Jujur, sama aku!. Sebenarnya kamu kenapa sih ? kamu berubah banget. Aku punya salah sama kamu ? ’.
Seperti biasa, Reni hanya diam.
Dodi menggenggam pundak Reni dan menggoncang-goncangkannya ‘Ren jawabbbb… Ren jawabbb.. !!!’ ‘Kamu masih sayang kan sama aku ?’ ujar Dodi dengan tatapan nanar.
‘Cukup Dod, kamu nggak bakal tau. Dan kamu emang nggak bakal tau.’ Ujar Reni lalu menyingkirkan tangan Dodi dari pundaknya dan pergi.
Seminggu, dua minggu berlalu. Hubungan mereka digantungkan begitu saja seperti Lukisan yang usang dan berdebu didinding. Sebelum permasalahan ini muncul. Mereka pasangan yang bisa dibilang romantis. Sudah dua tahun hubungan mereka berjalan hingga sekarang. Mereka saling setia dan berjanji tidak akan mengatakan perpisahan satu sama lain.
Namun, hubungan mereka sekarang sudah diujung tanduk. Hanya menunggu kapan dan dimana ini akan berakhir. Memang tidak bisa ditebak, akan terus atau berhenti ?. Tapi Dodi sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sampai akhirnya Dodi mengajak Reni untuk membicarakan tentang kelanjutan hubungan mereka. Dodi sudah capek dengan ini. Kalo ini terus dijalanin sama ajah menyimpan bangkai dirumah sendiri. Harus dengan berani ngomongin apa yang salah dari diri Dodi.
Dodi lalu sms ke Reni.
Aku mau ngomong serius sama kamu. Sore ini aku tunggu di tempat special kita. Jam yang selalu kita tentuin. Dan di bangku favorit kita. Aku tunggu kehadiran kamu. Kalo emang kamu sayang sama aku. Aku harap kamu dateng. Walaupun kamu nggak dateng, aku tetep nunggu kamu kok. See you sayang.
Tibanya restoran, Dodi duduk dimeja yang telah dipesan. Dengan gelisah Dodi menunggu kehadiran Reni. Sesekali Dodi melirik jam tangannya.
‘Permisi, ada yang bisa saya bantu ?’ tanya seorang pelayan sambil menyerahkan daftar menu.
Dodi mengambil daftar menu. ‘Mmm.. sebentar ya mas, saya lagi nunggu pacar saya dulu. Ntar kalo udah dateng saya pesan kok.’.
‘Sekedar minum, tidak ?.’
‘Boleh deh.’
Dodi memesan segelas jus jeruk. Minuman favoritnya dengan Reni kalau kerestoran ini. Restoran ini benar-benar menjadi saksi hubungan mereka. Dulu, Dodi nggak sengaja ketemu Reni direstoran ini. Saat itu kebetulan malam hari dan hujan deras. Reni bingung harus pulang dengan siapa. Lalu Dodi yang kenal dengan Reni karna satu sekolah. Ia langsung mengajak Reni untuk bareng dengannya.
Setelah itu mereka saling dekat dan bahkan sangat dekat hingga ujung-ujungnya pun pacaran.
Sampai malam hari Dodi masih setia menunggu. Segelas jus jeruknya pun sudah habis. Seorang pelayan lalu menghampirinya.
‘Mas, ini billnya.’ Pelayan menyerahkan bill ke Dodi.
‘Oia makasih mas’
‘Masih nunggu pacarnya mas? Ini udah malem loh. Jam 11. Apa mungkin pacar mas masih mau dateng ?’ ujar pelayan sok ikut campur.
Dodi mengangguk dan tersenyum
‘Nggak papa kok mas sebentar lagi’ Dodi melirik jam.
‘Yaudah mas saya tinggal ya, mungkin pacar mas sebentar lagi dateng kok. Saya yakin walaupun saya nggak kenal mas sama pacar mas. Tapi kalo emang udah janji sama orang yang disayang pasti bakal ditepatin meskipun nggak tepat waktu. Permisi mas’ kata pelayan itu panjang lebar lalu meninggalkan Dodi.
‘Silahkan’
Karna restoran sudah mau tutup. Dodi pun meninggalkan Restoran dan pulang dengan membawa kekecewaan.
Diperjalanan, Dodi berhenti ketika melihat wanita mirip dengan Reni sedang melayani pembeli disebuah angkringan sederhana pinggir jalan. Ia pun memarkir motornya lalu mengampiri Reni.
‘Reni…’ Kata Dodi seperti tidak percaya.
Reni hanya menunduk.
‘Ren, kenapa kamu nunduk gitu? Kamu malu ?’
Reni menegaskan wajahnya lalu menatap tajam wajah Dodi.
‘Aku mau ngomong sama kamu, sebentar saja. 5 menit’ pinta Dodi kepada Reni.
‘Tapi aku nggak bisa, lagi banyak banget pembelinya. Siapa yang mau ngelayanin ?.’ ujar Roni menolak.
‘Nggak papa kok Ren, aku sama Bi Eja juga bisa.’ Ujar Seorang wanita muda yang juga sedang melayani pembeli, menyuruh Reni.
‘Bener ?’
‘Bener kok.’
Dodi dan Reni duduk dibangku.
‘Kamu mau ngomong apa ?’ tanya Reni.
‘Gini Ren, kamu tuh sebenarnya masih sayang nggak sih sama aku ? kamu udah nggak pernah hubungin aku lagi. Kalo ketemu pun kamu kayak menghindar gitu dari aku. Aku punya salah ya ?.’
‘Nggak gitu juga kok’ jawabnya datar.
‘Bukan gitu Ren, aku tuh sayang sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku mau tuh kamu jujur kalo kamu tuh ada masalah. Kamu kerja kan disini ? kenapa kamu nggak bilang? Kamu malu ?’
Reni diam.
‘Jangan diem ajah Ren, jawab. Aku butuh penjelasan dari kamu. Itu ajah kok.’
‘Ya, aku emang kerja disini. Keluarga aku butuh uang untuk bayar rumah sakit adek aku. Adek aku kena kanker otak. Keluarga aku bener-bener kehabisan uang. Maka dari itu, aku kerja disini.’
‘Adek kamu kanker? Yaampun Ren.. kenapa kamu nggak bilang sama aku dari awal, mungkin sedikit-sedikit aku bisa bantu. Aku juga bisa bantu di angkringan ini. Walaupun itu nyuci piring aku nggak peduli.’ Lanjutnya’jadi sekarang gimana adik kamu ?.’.
‘Dia sekarang sudah agak baikan. Kondisinya juga udah stabil kalo kata dokter. Namun itu nggak akan lama dan bakal sakit lagi karna belum dioperasi. Biaya operasinya mahal’
‘Kalo gitu aku bakal nyari pinjeman kok. Aku bisa minjem sama sodara-sodara aku.’
‘nggak usah Dod, nggak usah. Ini masalah aku. Aku nggak mau ngerepotin siapa-siapa. Apalagi ngerepoting kamu.’
‘Ren, aku mau nanya sama kamu .’ Dodi menggenggam tangan Reni. ‘ Kita udah berapa lama sih kenal ? apa kamu masih mau kaku kayak gini ? apa kamu mau adik kamu kesakitan terus ? nggak mau kan.’
Reni menggelengkan kepala.
‘Yasudah besok aku minjem uang dan kita operasi adik kamu supaya sembuh.’

Reni tidak dapat menahan tangis dan memeluk Dodi. Ia menyesal telah membuat Dodi kecewa beberapa minggu terakhir ini dengan tidak memberikan kabar. Namun karna Dodi memang sudah sayang sekali dengan Reni. Dodi samasekali tidak marah sedikit pun.
Singkat cerita, adik Reni pun sembuh dari kanker. Dan yang terpenting hubungan Reni dan Dodi semakin langgeng. Mereka pun sekarang semakin dekat. Apalagi setiap malam selalu membantu Bi eja dan anaknya diangkringan.
Benar, hidup itu perlu kejujuran. Tidak perlu kita menyimpan kebohongan dalam dirikita. Kita nggak perlu mengubur dalam-dalam apa yang kita rasakan. Sebaiknya kita ungkapkan saja meskipun itu menyakitkan. Karna jika sakit didalam,  itu sama saja seperti menyimpan kanker didalam tubuh kita. Sulit disembuhkan dan hanya keajaiban dari tuhan yang bisa menyembuhkan. Oleh karna itu kejujuran adalah hal utama dari hidup dan hubungan seseorang. Tanpa kejujuran kita nggak akan pernah kenal dengan kejujuran itu sendiri.






0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone