Truth And Truth
Dodi
menghampiri Reni yang baru saja keluar dari kelas sambil menggendong ranselnya.
‘Kamu
kemana ajah ? kok semaleman disms nggak dibales ?.’tanya Dodi.
Seolah
tidak melihat keberadaan Dodi Reni segera pergi meninggalkan Dodi sendiri.
Tanpa menghalangi langkah kaki Reni, Dodi hanya melihat Reni dari kejauhan yang
lama-kelamaan Reni pun menghilang dari pandangannya.
Sejak
hari itu, hubungan Dodi dan Reni agak renggang. Dodi sama sekali tidak tahu
kenapa Reni bisa berubah secara drastis begini. Ia butuh penjelasan dari Reni.
Nggak bisa hanya diam saja. Percuma diam saja nggak akan mendapatkan hasil.
Dodi
mencoba sms Reni berkali-kali namun tidak dibalas. Begitu pun jika ditelpon
tidak diangkan bahkan tidak jarang direject.
Dodi
bingung harus berbuat apa. Setiap kali ketemu disekolah Reni hanya diam tanpa
kata. Ditegur pun Reni malah balas dengan tatapan sinis. Sampai ketika Dodi
menarik tangan Reni kedalam kelas Reni.
‘Aku
mau ngomong sama kamu’ ujarnya.’Jujur, sama aku!. Sebenarnya kamu kenapa sih ?
kamu berubah banget. Aku punya salah sama kamu ? ’.
Seperti
biasa, Reni hanya diam.
Dodi
menggenggam pundak Reni dan menggoncang-goncangkannya ‘Ren jawabbbb… Ren
jawabbb.. !!!’ ‘Kamu masih sayang kan sama aku ?’ ujar Dodi dengan tatapan nanar.
‘Cukup
Dod, kamu nggak bakal tau. Dan kamu emang nggak bakal tau.’ Ujar Reni lalu
menyingkirkan tangan Dodi dari pundaknya dan pergi.
Seminggu,
dua minggu berlalu. Hubungan mereka digantungkan begitu saja seperti Lukisan
yang usang dan berdebu didinding. Sebelum permasalahan ini muncul. Mereka
pasangan yang bisa dibilang romantis. Sudah dua tahun hubungan mereka berjalan
hingga sekarang. Mereka saling setia dan berjanji tidak akan mengatakan
perpisahan satu sama lain.
Namun,
hubungan mereka sekarang sudah diujung tanduk. Hanya menunggu kapan dan dimana
ini akan berakhir. Memang tidak bisa ditebak, akan terus atau berhenti ?. Tapi
Dodi sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Sampai
akhirnya Dodi mengajak Reni untuk membicarakan tentang kelanjutan hubungan
mereka. Dodi sudah capek dengan ini. Kalo ini terus dijalanin sama ajah menyimpan bangkai dirumah sendiri. Harus
dengan berani ngomongin apa yang salah dari diri Dodi.
Dodi
lalu sms ke Reni.
Aku mau ngomong serius sama kamu. Sore
ini aku tunggu di tempat special kita. Jam yang selalu kita tentuin. Dan di
bangku favorit kita. Aku tunggu kehadiran kamu. Kalo emang kamu sayang sama
aku. Aku harap kamu dateng. Walaupun kamu nggak dateng, aku tetep nunggu kamu
kok. See you sayang.
Tibanya
restoran, Dodi duduk dimeja yang telah dipesan. Dengan gelisah Dodi menunggu
kehadiran Reni. Sesekali Dodi melirik jam tangannya.
‘Permisi,
ada yang bisa saya bantu ?’ tanya seorang pelayan sambil menyerahkan daftar
menu.
Dodi
mengambil daftar menu. ‘Mmm.. sebentar ya mas, saya lagi nunggu pacar saya dulu.
Ntar kalo udah dateng saya pesan kok.’.
‘Sekedar
minum, tidak ?.’
‘Boleh
deh.’
Dodi
memesan segelas jus jeruk. Minuman favoritnya dengan Reni kalau kerestoran ini.
Restoran ini benar-benar menjadi saksi hubungan mereka. Dulu, Dodi nggak
sengaja ketemu Reni direstoran ini. Saat itu kebetulan malam hari dan hujan deras.
Reni bingung harus pulang dengan siapa. Lalu Dodi yang kenal dengan Reni karna
satu sekolah. Ia langsung mengajak Reni untuk bareng dengannya.
Setelah
itu mereka saling dekat dan bahkan sangat dekat hingga ujung-ujungnya pun
pacaran.
Sampai
malam hari Dodi masih setia menunggu. Segelas jus jeruknya pun sudah habis. Seorang
pelayan lalu menghampirinya.
‘Mas,
ini billnya.’ Pelayan menyerahkan bill ke Dodi.
‘Oia
makasih mas’
‘Masih
nunggu pacarnya mas? Ini udah malem loh. Jam 11. Apa mungkin pacar mas masih
mau dateng ?’ ujar pelayan sok ikut campur.
Dodi
mengangguk dan tersenyum
‘Nggak
papa kok mas sebentar lagi’ Dodi melirik jam.
‘Yaudah
mas saya tinggal ya, mungkin pacar mas sebentar lagi dateng kok. Saya yakin
walaupun saya nggak kenal mas sama pacar mas. Tapi kalo emang udah janji sama
orang yang disayang pasti bakal ditepatin meskipun nggak tepat waktu. Permisi
mas’ kata pelayan itu panjang lebar lalu meninggalkan Dodi.
‘Silahkan’
Karna
restoran sudah mau tutup. Dodi pun meninggalkan Restoran dan pulang dengan
membawa kekecewaan.
Diperjalanan,
Dodi berhenti ketika melihat wanita mirip dengan Reni sedang melayani pembeli
disebuah angkringan sederhana pinggir jalan. Ia pun memarkir motornya lalu
mengampiri Reni.
‘Reni…’
Kata Dodi seperti tidak percaya.
Reni
hanya menunduk.
‘Ren,
kenapa kamu nunduk gitu? Kamu malu ?’
Reni
menegaskan wajahnya lalu menatap tajam wajah Dodi.
‘Aku
mau ngomong sama kamu, sebentar saja. 5 menit’ pinta Dodi kepada Reni.
‘Tapi
aku nggak bisa, lagi banyak banget pembelinya. Siapa yang mau ngelayanin ?.’
ujar Roni menolak.
‘Nggak
papa kok Ren, aku sama Bi Eja juga bisa.’ Ujar Seorang wanita muda yang juga
sedang melayani pembeli, menyuruh Reni.
‘Bener
?’
‘Bener
kok.’
Dodi
dan Reni duduk dibangku.
‘Kamu
mau ngomong apa ?’ tanya Reni.
‘Gini
Ren, kamu tuh sebenarnya masih sayang nggak sih sama aku ? kamu udah nggak
pernah hubungin aku lagi. Kalo ketemu pun kamu kayak menghindar gitu dari aku.
Aku punya salah ya ?.’
‘Nggak
gitu juga kok’ jawabnya datar.
‘Bukan
gitu Ren, aku tuh sayang sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku mau tuh
kamu jujur kalo kamu tuh ada masalah. Kamu kerja kan disini ? kenapa kamu nggak
bilang? Kamu malu ?’
Reni
diam.
‘Jangan
diem ajah Ren, jawab. Aku butuh penjelasan dari kamu. Itu ajah kok.’
‘Ya,
aku emang kerja disini. Keluarga aku butuh uang untuk bayar rumah sakit adek
aku. Adek aku kena kanker otak. Keluarga aku bener-bener kehabisan uang. Maka
dari itu, aku kerja disini.’
‘Adek
kamu kanker? Yaampun Ren.. kenapa kamu nggak bilang sama aku dari awal, mungkin
sedikit-sedikit aku bisa bantu. Aku juga bisa bantu di angkringan ini. Walaupun
itu nyuci piring aku nggak peduli.’ Lanjutnya’jadi sekarang gimana adik kamu ?.’.
‘Dia
sekarang sudah agak baikan. Kondisinya juga udah stabil kalo kata dokter. Namun
itu nggak akan lama dan bakal sakit lagi karna belum dioperasi. Biaya
operasinya mahal’
‘Kalo
gitu aku bakal nyari pinjeman kok. Aku bisa minjem sama sodara-sodara aku.’
‘nggak
usah Dod, nggak usah. Ini masalah aku. Aku nggak mau ngerepotin siapa-siapa.
Apalagi ngerepoting kamu.’
‘Ren,
aku mau nanya sama kamu .’ Dodi menggenggam tangan Reni. ‘ Kita udah berapa
lama sih kenal ? apa kamu masih mau kaku kayak gini ? apa kamu mau adik kamu kesakitan
terus ? nggak mau kan.’
Reni
menggelengkan kepala.
‘Yasudah
besok aku minjem uang dan kita operasi adik kamu supaya sembuh.’
Reni
tidak dapat menahan tangis dan memeluk Dodi. Ia menyesal telah membuat Dodi
kecewa beberapa minggu terakhir ini dengan tidak memberikan kabar. Namun karna
Dodi memang sudah sayang sekali dengan Reni. Dodi samasekali tidak marah
sedikit pun.
Singkat
cerita, adik Reni pun sembuh dari kanker. Dan yang terpenting hubungan Reni dan
Dodi semakin langgeng. Mereka pun sekarang semakin dekat. Apalagi setiap malam
selalu membantu Bi eja dan anaknya diangkringan.
Benar, hidup itu perlu kejujuran. Tidak
perlu kita menyimpan kebohongan dalam dirikita. Kita nggak perlu mengubur
dalam-dalam apa yang kita rasakan. Sebaiknya kita ungkapkan saja meskipun itu
menyakitkan. Karna jika sakit didalam, itu sama saja seperti menyimpan kanker didalam
tubuh kita. Sulit disembuhkan dan hanya keajaiban dari tuhan yang bisa
menyembuhkan. Oleh karna itu kejujuran adalah hal utama dari hidup dan hubungan
seseorang. Tanpa kejujuran kita nggak akan pernah kenal dengan kejujuran itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar