123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Senin, 29 April 2013

Cerpen : Maafkan Aku Bu


Maafkan aku bu

Penjuru kamar terlihat sangat tidak teratur seperti sehabis gempa. Begitu juga dengan anak muda yang terbaring menyilang diatas ranjang terlihat sedang tertidur lelap. 2 jam kemudian ia pun terbangun dari alam mimpinya. Rambutnya sangat acak acakkan, kedua matanya pun juga masih keriyep keriyep, seluruh nyawanya belom terkumpul seluruhnya.
Dia bergegas pergi kesekolah walaupun sudah amat siang ia tidak memperdulikannya. Tibanya di sekolah, gerbang sudah tertutup. Ia melirik arlojinya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. “Jam 7:30? ” Ia sangat terkejut setelah tau kalau dia sudah telat 1 jam. Ia pun pergi dari tempatnya ia berdiri. Ia mengurungkan niatnya untuk hari ini sekolah.
Ia pergi ke tempat tongkrongannya di warung kopi bang nanat. Ia menghabiskan 4 buah gorengan dan 1 gelas es teh manis. Tidak lupa ia menghisap satu batang rokok setelah makan. “Rez, lu nggak sekolah?” tanya bang Nanat yang sedang sibuk dengan menyiapkan es teh yang diminta Rezi lagi. “iya nih bang tadi gue telat, pager sekolah gua juga udah ditutup gue gak bisa masuk” jawab Rezi sambil mengeluarkan asap rokok dari dalam mulutnya.

“Woii bro udah disini ajah lu, ngapa nggak sekolah lu tadi?” tanya Budi sambil menepuk pundak Rezi. “gue kesiangan” ujar Rezy datar. “oh telat, oia Rez gue ada barang bagus nih, dapet gratis dari temen gue ” Budi sambil mengeluarkan sesuatu bungkusan plastik berisi serbuk putih dari kantong sweternya. “wahh kebetulan banget lu dah, gue juga lagi steres. Kapan nih kita pesta?” Rezi terlihat senang setelah melihat bungkusan itu. “nanti malem lu kerumah gue ajah, si Doriz sama bagol juga kerumah guan tar malem” ujar Budi sambil membakar sebatang rokoknya.

Malamnya dirumah Budi. Rezi dan kawan kawannya asyik berpesta narkoba. Kebetulan diadakan dirumah budi karena orang tua budi sedang pergi keluar kota. Mereka berpesta hingga larut malam sampai pagi pun menjelang. Rezi yang sudah bangun namun masih merasakan pusing segera meninggalkan rumah Budi dengan terpogoh-pogoh.
Sesampainya dirumah. Rezi disambut ocehan ibunya. Rezi yang masih dalam keadaan mabuk sama sekali tidak menggubrisnya. Ibu Rezi curiga dengan keadaan Rezi yang seperti orang mabuk. Tapi ibu Rezi belum menyadari kalau Rezi benar benar sedang dalam keadaan mabuk. Dikamar, Rezy lalu menghempaskan seluruh tubuhnya ke atas ranjang hingga sempat memantul mantul sampai 3 kali sampai akhirnya ia pun tertidur.
**
“Bagaimana keadaanmu Rez? Sepertinya akhir akhir ini kamu terlihat kurang sehat ” Ujar Ibu Rezi sambil menyiapkan sarapan Rina(adiknya Rezi). Rezi pura pura tidak mendengarkan apa yang ibunya tadi ucapkan kepadanya dan ia hanya sibuk dengan BBnya. “Rez, kamu dengar ibu kan?” bentak Ibu Rezi. “iyakkk aku dengar bu” jawab Rezi dengan nada kesal. “Kamu kalau ibu tanya itu jawab jangan diem ajah” ujar lagi ibu Rezi sambil duduk d kursi makan. “ibu banyak ngomong yak, aku capek dengar ocehan nggak jelas ibu” Rezi menenteng tasnya lalu meninggalkan ibu dan adiknya.
Disekolah, Rezi dikenal sebagai siswa yang tidak pintar dan selalu membuat masalah. Ia juga sangat hobi dengan yang namanya tauran hampir setiap pulang sekolah ia tauran dengan siswa sekolah lain. Rezi juga sudah menjadi langganan masuk keruang BP/Bk .
Sepulang sekolah hari ini Rezi dan genknya menyiapkan barang barang yang dibutuhkan untuk tauran nanti. Seperti gear dengan yang diikat sabuk karate, pedang, golok, celurit dan banyak senjata tajam lainnya.
Diperjalanan, seperti biasa Rezi dan kawan kawannya mencari sekumpulan para siswa sekolah lain. Dan akhirnya saat yang ditunggu tunggu Rezi dan kawan kawan tiba. Sekelompok siswa dari sebrang jalan sepertinya siap menyambut. Bentrokkan pun tak terelakkan lagi. Tauran berlangsung selama 10 menit sampai akhirnya dibubarkan oleh warga sekitar yang merasa terganggu.

Dirumah, seperti biasa Rezi selalu dijejali dengan ocehan ocehan pedas dari ibunya. Sebenarnya ocehan dari ibunya itu sangat membangun demi kemajuan sifat Rezi kedepannya tapi Rezi berpikir lain hingga dia kabur dari rumah karena sudah bosan dengan ibunya.
Rezi kabur ke kos kosannya Budi. Kebetulan saat Ia ke kosan Budi, Budi sedang asyik dengan sebatang ganjanya. Budi terlihat sudah sangat mabuk. Matanya memerah dan napasnya terdengar sesak tidak beraturan. Rezi pun ikut larut dengan ganja yang masih berserakan di lantai. Ia mencobanya hingga mabuk. Mereka berdua pun tepar di lantai saling bertindihan.
Keesokkan harinya tiba tiba Rezi dan Budi yang masih terlelap tidur dipaksa bangun oleh sekelompok orang berseragam coklat(bukan seragam pramuka). Rezi terkejut ketika melihat polisi didepan matanya. Ia segera memberontak badan Budi yang masih tidur “Bud bangun Bud!!  bangun”. Budi pun bangun dan terkejut melihat kamar kosnya yang sudah dipenuhi oleh anggota polisi.
“Saudara Budi dan temannya, kalian kami tangkap dengan tuduhan penyalahgunaan narkoba ” ujar salah satu polisi itu. “hah? Nggak pak nggak!!” ujar Rezi panik. “mungkin anda bisa menjelaskannya di kantor ayo ikut kami” Polisi itupun memborgol kedua tangan Rezi dan Budi lalu membawa mereka masuk kedalam mobil polisi.
 Setelah melalui tahapan proses penyidikan yang panjang. Rezi dan Budi pun divonis bersalah dan dijatuhkan hukuman 10 tahun penjara. Ibu Rezi yang melihat anaknya terjerat kasus narkoba terlihat shock dan tidak dapat menahan kekecewaannya kepada Rezi. Ibu Rezi merasa gagal sebagai orang tua khususnya menjadi ibu yang baik untuk anaknya.
Ibu Rezi yang kecewa dengan anaknya itu tidak pernah menjenguk Rezi selama dipenjara. Ibunya seakan tidak menganggap Rezi sebagai seorang anak. Rezi sangat menyesal dengan apa yang dilakukannya selama ini. Ia ingin taubat dan meminta maaf kepada ibunya. Tapi selama ia dipenjara, ibunya tidak pernah sekalipun menjenguk.
“Rezi, silahkan kamu keluar” ujar seorang sipir membukakan kunci penjara. “iya pak” ujar Rezi sambil hendak berdiri dari duduknya. Di ruang tunggu, Rezi melihat seorang laki laki tinggi tegap berpakaian jas rapih dengan dasi yang sedang menunggunya. Rezi pun duduk dibangku dan bertatapan langsung dengan laki laki itu. “Rezi, saya kesini ingin memberi tahu kamu tentang keadaan ibu kamu” ujar laki laki itu. “Ibuku ? ibu ku kenapa pak? Kenapa pak” Rezi panik hingga memberontak tubuh laki laki itu.”tunggu tunggu sebentar, kamu tenang dulu lalu tarik napas ” ujar laki laki itu sambil memegang kedua lengan Rezi. “ Kamu harus sabar ya Rez. 3 hari yang lalu terjadi musibah yang menimpa ibu dan adikmu. Musibah yang tidak diinginkan itu terjadi dirumahmu. Rumah mu terbakar tiba tiba karena konsleting lisrik. Itu terjadi malam hari saat Ibu dan adikmu sedang tertidur pulas. Mereka tidak sempat menyelamatkan diri hingga akhirnya mereka berdua terbakar hidup hidup”. Rezi yang mendengar ucapan laki laki itu hanya tertunduk lemas tak percaya apa yang telah dikatakan oleh laki laki tadi. Air matanya meluap dari pelupuk matanya hingga membanjiri seluruh wajahnya. Ia sangat menyesal belum sempat meminta maaf kepada ibunya.
Hari demi hari dilalui Rezi dengan melamun hingga jaringan saraf otaknya terganggu. Rezi lama kelamaan menjadi gila karena kematian ibu dan adiknya itu. Ia pun dipindahkan ke rumah sakit jiwa karena mengganggu narapidana lain di dalam sel. Rezi pun sekarang tinggal di rumah sakit jiwa dan ia juga selalu menyebut nyebut ibu.. ibu.. ibu.. ibu..

-TAMAT-

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone