Cerpen:Selamat Tinggal Sahabat
SELAMAT
TINGGAL SAHABAT
Saat jam
istirahat. Robi, Darwin, dan Coki seperti biasa mereka pergi kekantin. Mereka adalah
3 sahabat yang sudah merajut persahabatannya dari SD sampai sekarang mereka
kelas 3 SMA, begitu panjang perjalanan persahabatan mereka. Bisa dibilang mereka
sudah seperti keluarga. Walaupun sudah lama bersahabat, mereka sama sekali
tidak pernah bersi tegang satu sama lain. Mereka selalu akur layaknya
sekelompok semut. Mereka juga memiliki
kisah cinta yang sama-sama tragis. Mereka tidak pernah mendapat pasangan yang
cocok. Sekalinya mereka dapat cewe cantik tapi tidak setia. Oleh karena itu mereka
termasuk golongan jones(jomblo ngenes) paling berpengaruh disekolah(dikumpulkan
dari survey ke sepuluh wanita disekolah.).
Dikantin..
Meraka
bertiga sangat lahap menyantap makanan yang dipesannya. Robi, yang sudah
menghabiskan 1 mangkok bakso, tidak sengaja melihat Lala yang sedang membeli
pop ice. Lala itu cewek yang cantik, kulitnya putih, rambutnya hitam pekat
sebahu menghiasi kepalanya. Robi melihat Lala sampai sampai mulutnya terbuka lebar.
Dia sangat kagum kepada Lala. Dia berhayal andaikan dia bisa menjadi pacarnya
dia pasti sangat senang bukan kepalang. “woii bengong ajah lu Rob, pake mangap
mangap segala lagi” ujar Coki sambil memukul pundak Robi hingga membuyarkan
lamunan Robi.”ahh apaan si lu ngagetin gue ajah. Coba deh Cok lu liat tuh cewek
yang lagi mesen pop ice di warung bu tini” ujar Robi sambil menunjuk kearah
Lala. “mana mana? Oh si Lala?” tanya Coki. “Iya Lala” ujar lagi Robi sambil
menganggukkan kepalanya. “kenapa emang? lu suka sama dia? Lumau jadi pacarnya?
PDKT gituh? ” tanya Coki lagi sambil mengernyitkan dahinya seakan ridak percaya
kalo Robi bisa suka sama Lala. Siapa yang nggak kenal Lala? Cewek cakep yang
juteknya minta ampun. “iyaa kayanya gue suka sama dia cok, dia tuh cantik,manis,
walaupun sedikit jutek tapi gue yakin dia baik kalo kitanya kenal sama dia”
Ujar Robi dengan penuh keyakinan. “Tapi lu mau kan bantuin gue dapetin
nomornya?” ujar Robi lagi. “Hmm gimana ya?coba Gue tanya Darwin dulu dah”ujar Coki sambil
membalikkan tubuhnya kearah Darwin yang sedang asyik dengan BBnya. “Win, lu mau
bantuin Robi deket sama Lala nggak?” Tanya Robi. “Bantu? Gimana ya? Gua paling
nggak suka nih kalo berurusan dengan cinta cinta gini. Tapi karena lu temen gue
Rob , gue bakal bantu lu dah” ujar Darwin. “nah gitu dong ini baru temen gue”
ujar Robi kesenengan. “Tapi ntar kalo udah jadian traktir ya Rob?” saut Coki
tiba tiba. “oke itu mah gambang kawan!! Lu mau minta apa ajah gue penuhi” .
KRINGGG KRINGGG bunyi bel tanda masuk kelas.
Keesokan
harinya Darwin dan Coki mencari cari informasi tentang Lala keseluruh penjuru
sekolah. Robi yang seperti raja menyuruh
anak buahnya mencari informasi tentang calon permaisurinya Lala, dia hanya
duduk manis di kursinya menunggu informasi yang di dapatkan Darwin dan Coki.
Darwin
dan Coki pun mendapat informasi tentang Lala dari teman baiknya Tari. Tari yang
mereka temui di kantin. Tari membeberkan semua data-data dan fakta tentang
Lala. Sebelumnya Tari tidak mau memberi tahu informasi tentang Lala tapi Coki
dengan segala akalnya mampu menaklukkan Tari. Tari disogok dengan uang selembar
10 rebu. Tari benar benar tau segalanya tentang Lala. Setelah Tari panjang
lebar membeberkan informasi tentang Lala. Darwin dan Coki pun segera menemui
Robi yang sedang duduk manis dikelas.
Dikelas.
Darwin dan Coki melihat Robi yang tertidur lelap meletakkan kepalanya di atas
meja. Mereka pun membangunkan Robi. Robi terkejut lalu terbangun sambil
mengelap cairan yang keluar dari mulutnya(iler).
Melihat
Robi sudah terbangun Darwin menceritakan semua informasi tentang Lala kepada
Robi. Panjang lebar ujar Darwin membuat Robi sedikit bingung. Sudah semua
informasi diberi tahu kepada Robi. Robi merasa masih ada yang kurang dengan
Informasi itu. Informasi yang menurut Robi ini sangat vital untuk mendapatkan
Lala. Tapi apa? Robi berfikir sejenak mengheningkan pembicaraan. Oia Nomer
handphone!!. “lu dapet nomor handphonenya nggak?” tanya Robi. “yampunn Rob gue
lupaa. Gmana nih?” ujar Darwin. “ah lu gimana si, yaudah minta lagi dah sono ,
lu tadi minta informasinya sama siapa emang?” ujar Robi sambil menggaruk garuk
kepalanya karena kecewa. “gue tadi ama Coki minta sama Tari, tapi kalo minta
sama Tari harus bayar 10 rebu dulu” ujar Darwin dengan tampang memelas. “yaudah
nih ceban, lu minta nomor telpon Lala sama Tari” ujar Robi sambil mengeluarkan
selembar uang dari dalam dompetnya. “segini doang? Uang transportnya mana? ”
sela Coki sambil mengelus ngelus perutnya seakan akan memberi petunjuk kalo dia
sudah lapar kepada Robi. “ah yaudah nih ceban lagi , sama ajah lu berdua kayak
Tari”.
Nomor
handphone Lala pun sudah digenggaman walaupun tadi sedikit ada keributan
tentang harga nomor itu. Tari sebelumnya mematok harga 15 rebu. Tapi dengan
kegigihan Coki, ia berhasil menawar hingga jadi 5 rebu.
Dibasecamp..
Basecamp
yang terletak tidak jauh dari halaman belakang rumah Robi yang dulunya digunakan sebagai gudang
tempat meletakkan barang barang bekas. Gudang itu sudah di modifikasi
sedemikian rupa menjadi lebih menarik dan bersih oleh ayah Robi supaya dapat
digunakan sebagai tempat berkumpul Robi, Darwin,dan Coki. Ruangannya memang
tidak terlalu besar, hanya berukuran 3x2 meter. Didalamnya hanya ada bed cover satu,
sofa yang ukurannya tidak terlalu besar berada di samping Bed cover , lalu ada
tivi 24 inchi, Dan Didindingnya yang
berwarna merah cerah membuat ruangan ini lebih indah apalagi dihiasi dengan
foto-foto kenangan mereka bertiga dari sejak di bangku SD, seperti foto saat
mereka sedang lomba pramuka waktu di kelas 6, ada juga foto saat kelulusan SMP
yang sedang coret-coretan, dan paling tidak mungkin dilupakan yaitu foto saat
mereka memenangkan lomba festival Band.
Mereka
bertiga sangat sibuk dengan kegiatannya masing masing. Darwin sibuk online di
laptop milik Robi, Coki juga sedang asyik dengan ps3nya yang dari tadi main
bola kalah mulu, dan Robi lagi sibuk ngakal si Lala. Robi memberitahu kalau ke
Darwin dan Coki kalau Lala sudah mulai terlihat suka dengannya. Ditambah dengan
sekarang Robi dan Lala memakai kata “aku” dan “kamu” kalau sedang BBMan.
Singkat
cerita Robi dan Lala pun jadian. Hari demi hari mereka lalui bersama dengan romantis
layaknya seperti pasangan yang sudah lama jadian padahal mereka baru 3 minggu
pacaran.
Robi
lupa dengan janjinya kepada Ciko dan Darwin kalau akan mentraktir mereka
sepuasnya. Tapi Robi tidak menganggap itu serius. Kalau Ciko dan Darwin menagih
janjinya, ia hanya bilang besok, besok,
dan besok. Robi seperti kacang yang lupa dengan kulitnya. Semenjak pacaran
dengan Lala, kehidupan dan perilaku Robi berubah drastis , dari yang jarang
ngumpul bareng bareng, kalau diajak ngeband banyak alasan ini itu, dan semangat
belajarnya pun mulai menurun karena setiap jam pelajaran Robi tidak pernah
fokus, dia selalu sibuk BBMan dengan Lala, padahal jarak Lala dan Robi hanya
berjarak 10 m dari kelasnya karena kelas Robi yang berada di X A tidak jauh
dengan kelas X C tempat Lala berada.
Hari
ini Darwin dan Ciko ingin latihan futsal. Tapi karena biasanya mereka latihan
futsal berangkat bareng Robi. Ciko pun mencoba menelpon Robi. Ketika ditelpon,
lagi lagi Robi menolak dengan alasan ingin mengerjakan tugas tapi sebenarnya
Robi ingin nonton kebioskop dengan Lala. Darwin dan Ciko pun pergi latihan
futsal tanpa Robi.
***
Dua
bulan pun berlalu. Robi masih pacaran dengan Lala. Persahabatan Robi dengan
Ciko dan Darwin pun sudah mulai retak. Itu semua sebab perilaku sombong Robi.
Ia semakin lama semakin lupa dengan dari mana ia mendapatkan Lala. Dia
melupakan semua perjuangan tanpa jasa dari Ciko dan Darwin untuk mendapatkan
informasi tentang Lala. Robi lupa segala galanya tentang persahabatnnya
semenjak Ia dibutakan oleh cinta. Memang benar cinta itu buta hingga membutakan
persahabatan Robi dengan Ciko dan Darwin. Sebutan kepompong bagi mereka sebagai
sahabat sejati sudah tidak pantas bagi mereka.
Semenjak
perilaku Robi yang akhir-akhir ini berubah. Ciko dan Darwin tidak pernah marah
sedikit pun dengan Robi. Mereka malah kasihan dengan Robi, mereka ingin Robi
yang dulu, Robi yang nggak sombong. Robi yang ramah ,Robi yang solider tapi
semua itu sepertinya sulit terwujud. Mereka pun hanya bisa berharap.
Besok,
Robi ulang tahun. Ciko dan Darwin ingin memberi sureprize kepada Robi. Oleh karena itu mereka berdua pergi ke toko
kue. Mereka melihat lihat kue yang cocok untuk diberikan ke Robi besok. Ciko
akhirnya memberikan saran ke Darwin kalau beli blackforest saja. Darwin pun setuju
dengan saran ciko.
Kue
ulang tahun sudah dibeli. Ciko dan Darwin melanjutkan menuju toko olahraga.
Mereka berdua ingin membelikan sepatu futsal untuk Robi. Walaupun Robi sudah
memiliki tiga sepatu futsal tapi tidak ada salahnya mereka membelikannya lagi. Mereka
pun menyusuri toko olahraga itu. Disana banyak sepatu sepatu bagus yang tertata
rapih di raknya. Darwin menemukan sepatu yang pas untuk Robi. Ciko pun
mengiyakan pilihan Darwin itu. Darwin dan Ciko pun segera membayarnya kekasir.
Setelah
selesai membeli kue dan kado untuk ulang tahun Robi besok. Mereka bergegas
menjemput mobil Ciko di parkiran. Diperjalanan mereka mendengarkan musik
kesukaan Ciko “Granade” yang dinyayikan oleh Bruno Mars. Tapi karena Darwin
tidak suka dengan lagu barat karena tidak mengerti bahasanya, ia pun mematikan
musiknya. Ciko kesal dan mencoba menyalakannya lagi. Tapi dimatikan kembali
oleh Darwin. Ciko bersih kerasnya menyalakannya lagi. Keributan kecil pun tidak
terjadi. MATIKAN!!NYALAKAN!!MATIKAN!!NYALAKAN!!. Tiba tiba dari arah yang
berlawanan ada truk tronton melaju sangat cepat. Ciko yang mengemudikan mobil
segera membanting stir kekanan tapi tiba tiba bus pariwisata melintas dengan
kecepatan tinggi dan menabrak mobil Ciko.
JEGERRRR!!!BRUKKK!!!
Mobil yang dikemudikan Ciko berputar 3 kali diudara lalu terpelanting ke tengah
jalan. Bus yang menabrak mobil Ciko hanya bagian bempernya saja yang rusak. Ciko dan Darwin yang berada didalam mobil
keadaanya sangat kritis dengan seluruh tubuh berlumuran darah hingga saat perjalanan
menuju kerumah sakit mereka menghembuskan napas terakhir.
Keesokkan
harinya disekolah, Robi sangat lesu seperti tak ada niat hidup lagi. Dihari
ulang tahunya dia sangat kecewa karena tadi malam hubungannya dengan Lala
kandas. Lala mutusin Robi tanpa sebab. Robi sangat ingin hari ini berbagi
ceritanya ke Ciko dan Darwin. Tapi ia tidak enak kepada Ciko dan Darwin karena
selama ini ia sudah jarang berkumpul. Tapi dia mencoba apapun resikonya nanti.
Sampai
pelajaran dimulai, perasaan Robi mulai tidak enak “kenapa Ciko dan Darwin belum
datang?”tanya Robi dalam hati. Biasanya mereka tidak pernah telat datang
kesekolah. Sampai akhirnya bu yuni(guru BP) masuk keruang kelas dan memberitahu
kalau Ciko dan Darwin meninggal dunia tadi malam karena kecelakaan. Seketika
ruang kelas hening mendengar apa yang dikatakan Bu Yuni tadi.
Air
mata Robi tidak dapat dibendung lagi. Dia sangat sedih dengan kepergian kedua
sahabatnya itu. Ia benar benar menyesal dengan kelakuannya dulu saat masih
pacaran dengan Lala. Dia lupa kalau memiliki kedua sahabat yang sangat baik
kepadanya. Robi pun hanya tertunduk menangis memandang permukaan meja yang
tertulis coretan dari tipe-x bertuliskan”CIKO-ROBI-DARWIN”. Ia langsung
teringat dengan Ciko yang menulis tulisan di meja itu saat sedang bosan dengan
pelajaran matematika.
Ciko
dan Robi dimakamkan bersebelahan. Lagi lagi Robi tidak dapat membendung air
matanya. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya saat gumbukan tanah
menutupi jasad Ciko dan Robi. Hingga taburan bunga menghiasi gumbukan tanah
itu.
Robi
segera meninggalkan makam kedua sahabatnya itu sambil tersunguk-sungguk. Ibu
Ciko tiba tiba menghampiri Robi sambil membawa kotak dengan bungkusan yang
sudah tidak beraturan bentuknya(setengah rusak). “Ini titipan dari Ciko dan
Darwin” ujar Ibu Ciko sambil menyerahkan kotak itu. “ini apa bu?” tanya Robi
bingung sambil mengambil kotak yang diserahkan Ibu Ciko. “buka saja nak Robi”
ujar Ibu menyuruh Robi. Robi pun membuka kotak yang sudah setengah hancur itu.
Ternyata didalamnya ada sepasang sepatu futsal yang di beli Ciko dan Darwin
kemarin.
Robi
tersenyum kecil dengan butiran air yang mengalir dari pelupuk matanya. Ia tidak
menyangka kalau Ciko dan Darwin masih setia dengannya walaupun ia sangat cuek
dan tidak dapat disebut sahabat lagi untuk mereka. “nak Robi , ibu pulang dulu
ya” ujar Ibu Ciko meninggalkan Robi.
Robi
kembali menghampiri makam kedua sahabatnya itu lagi sambil menenteng sepasang
sepatu futsal. “Ciko, Darwin. Maafin gue ya, selama ini gue udah ngelupain
kalian berdua karena gue sibuk dengan Lala. Gue orang yang gatau terima kasih,
gue bener bener nyesel dengan semua ini andaikan waktu bisa diulang , gue nggak
bakal ngelakuin itu semua. Tapi itu nggak mungkin terjadi kalian sudah pergi
jauh dialam sana. Gue akan selalu doain kalian berdua dan gue nggak akan pernah
lupa dengan semua yang pernah kita lakukan dari kecil hingga sekarang. Makasih
juga sepatu futsalnya ,gue suka banget. Gue pulang dulu ya Ko, Win. Semoga
kalian tenang disana” ujar Robi panjang lebar membuat ia menangis lagi. Robi
pun pergi meninggalkan makam Ciko dan Darwin dengan semua kenangan yang pernah
mereka lewati bersama..
-TAMAT-
0 komentar:
Posting Komentar