123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Kamis, 18 April 2013

CERPEN: TAPI AKU SELALU DIHATIMU


TAPI AKU SELALU DIHATIMU
Bunyi gemericik danau dengan sepasang angsa yang sedang bermesraan di sana. Siapa yang mengira semua itu akan terjadi begitu cepat. Membuat diriku selalu menyesal dan kenapa semua peristiwa itu harus terjadi. Tapi aku tahu semuanya sudah kehendak dari Tuhan yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Aku hanya berharap Ia akan selalu abadi didalam indahnya semesta surga.
14 Juni 2012..
Di taman yang sejuk dengan banyak anak-anak kecil hilir mudik berlarian menikmati indahnya taman yang dihiasi angin sepoi-sepoi  dan tak jarang beberapa pasangan datang untuk bermesraan di bangku-bangku yang sudah tersedia di sekitar taman.
“yang, udah dari tadi nih kita disini. Pindah yuk kita keliling taman ajah ” Ujar kesya menyentuh tanganku.
“yaudah yuk yang” jawabku sambil mendorong kursi roda Kesya.
Kesya sudah 3 tahun ini terserang sakit yang masih belum diketahui apa penyakitnya itu. Tapi setahuku menurut dokter penyakitnya sudah menjalar ke seluruh jaringan-jaringan saraf Kesya. Sampai saat ini kakinya sudah tidak bisa digerakkan lagi karena penyakit ganas itu. Aku sangat salut dengan Kesya, dari pertama dia tau penyakit ini menyerangnya ia selalu sabar dan tak pernah mengeluh sedikitpun. Dia wanita yang sangat kuat, tegar, dan setia menunggu sampai dirinya sembuh. Aku kadang sedih dengan semua keadaan ini. Kenapa tidak aku saja yang terserang penyakit itu?kenapa harus Kesya? Dia terlalu lemah untuk menerima kenyataan ini.
“Yang, kamu hari ini nggak ada kuliah?” tanya Kesya.
“mmm.. nggak ada ko yang. Emang kenapa?” jawab aku dengan kebohongan. Sebenarnya hari ini aku ada jadwal kuliah tapi aku tidak mau mengecewakan wanita yang sangat aku sayang. Walaupun itu nyawaku yang harus direnggut untuk membela dia. Aku akan selalu siap tuk melakukannya.
“beneran kamu nggak ada kuliah hari nih ? aku gakmau gara-gara aku kamu jadi nggak masuk kuliah ” tanya Kesya lagi sambil memegang tanganku yang berada di handle kursi rodanya.
“bener ko sayangkuu cantikk” Kataku sambil mencubit pipi sebelah kiri Kesya.
“Kita mau kemana lagi nih yang? Kamu nggak capek apa muter-muter dari tadi”
“wahh nggak dong kalo muter-muternya sama sayangku ini hehehe” Rayuku ke Kesya.
“gombal mulu kamu mah ” ujar Kesya sambil tersenyum tipis.
“yang coba liat deh, ada sepasang angsa tuh didanau” Tunjuk Kesya kearah sepasang angsa itu berada.
“cantik ya kaya kamu hehe” pujiku.
“enak ajah aku disamain kayak Angsa” cubit Kesya ketelapak tanganku. “Liat deh yang angsa-angsa itu. Mereka tuh kayaknya saling mencintai banget ya. Aku yakin cinta mereka akan selalu abadi kayak cinta kita gitu deh hihii ” ujar Kesya sambil senyum senyum.
“iyadong cinta kita memang harus selalu abadi”
“Yang, aku mau nanya ke kamu”
“tanya ajah sayang aku selalu siap menjawab ko”
“Kalo aku udah nggak ada nanti kamu mau kan nyari mengganti aku? ” tanya Kesya.
“kamu ini ngomong apa si sayang ? ada ajah emang kamu mau kemana pake segala aku suruh cari pengganti kamu” jawabku.
“Tapi aku udah sakit-sakitan. Aku udah nggak mungkin hidup lebih lama lagi”
“yampun sayang.. udah deh ngawur ajah nih ngomongnya. Udah yuk kita beli eskrim ajah” Ujarku sambil menunjuk penjual es krim di sebrang danau.
“hmmm.. yaudah deh” ujar Kesya lirih.
***
Mentari mulai memancarkan sinarnya dengan gagah di pelupuk langit. Aku pun bergegas pergi ke kampus. Tapi sebelum kekampus, aku sempatkan selalu mampir kerumah Kesya sekedar berpamitan kepadanya.
Aku kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta aku mengambil jurusan broadcasting sama seperti  Kesya dulu sebelum ia sakit seperti sekarang ini. Dulu sebelum aku mengenal Kesya, aku selalu menganggap kalau Kesya itu sombong sama cowok-cowok yang baru dikenalnya. Tapi itu membuat aku jadi penasaran dengan dia. Oleh karena itu aku suka sama dia, suka dengan kesombongannya, suka dengan kecuekannya, dan masih banyak lagi dah yang nggak bisa disebut satu persatu. Entah kapan aku bisa tiba-tiba suka sama dia. Kalau diingat ingat, aku suka sama Kesya percisnya waktu aku dikantin kampus terus gak sengaja numpahin kuah bakso ke bajunya. Apalagi di bilang bajunya itu baru dibeli kemarin lusa. Wahh Kesya bener-bener rewel banget waktu itu sampai sampai dia memaksaku mengganti bajunya yang mahal itu. Karena aku nggak punya banyak uang. Aku terpaksa jadi pembantu dia selama seminggu. Nah, selama seminggu itu Kesya lama kelamaan suka sama aku begitu pun sebaliknya denganku. Aku masih ingat saat kapan aku nembak dia. Waktu itu dia sedikit shock pas aku bilang ke dia“aku suka sama kamu Kesya, maukah kamu menjadi kekasihku?” romantiskan?. Tapi semua itu tinggal kenangan dan hanya menjadi sejarah di dalam hidupku dan Keysa. Yang penting sekarang adalah bagaimana aku bisa membuat Kesya senang dan bahagia saat dirinya sedang terpuruk menghadapi penyakit ganasnya itu.
***
 Dirumah Kesya..
“Hai..Kesya coba tebak aku bawa apa?” ujarku sambil menyembunyikan sebuah benda di balik punggung.
“hmm..apa yaa ?” tanya Kesya penasaran.
“Tara!!” kutunjukkan Sebuah boneka beruang berwarna merah muda untuk Kesya.
“HAAAHH makasih sayang aku suka banget!!” jerit Kesya melihat boneka itu lalu menariknya dari genggamanku.
“kamu inget gak ini hari apa,yang?” tanyaku.
“ngg,, hari sabtu kan ?” jawab kesya polos.
“hehehe bukan itu maksud aku non Kesya”
“Nah! Aku tau. Hari ini hari anniv kita ke 4 tahun kan” ujar Kesya meyakinkanku kalau dia tidak lupa dengan hari special kami.
“itu kamu tau! Kenapa tadi pura-pura lupa? ” Cubitku kepipi Kesya sampai sedikit memerah.
“ihh apasi kamu nyubit nyubit melulu. kan sakit tau!” ujar Kesya kesal sambil mengusap usap pipinya.
“Yang aku kebelakang dulu ya” izinku ke kesya tanpa memperdulikan .
“jangan lama-lama yang!!”

AAAAAAAAA…!!!
Suara bi inem dari ruang tamu sangat terdengar hingga kamar mandi. Aku segera berlari menuju pusat suara itu. Sedikit Shock melihat ini, aku gak bisa ngomong apa apa melihatnya. Wajahku pucat, tanganku sedikit berkeringat ditambah lagi kakiku gemeter. Perempuan itu tergelepak dengan Boneka beruang dipelukkannya yang aku berikan tadi. Aku bergegas membawa dia ke rumah sakit supaya  dapat di periksa lebih lanjut.
Aku mondar mandir sambil memukul mukul dahi dengan tangan di depan ruang tempat Kesya dirawat sedangkan ibu dan ayah Kesya belum tiba disini.
CKLEKK!
Dokter keluar dari dalam ruangan dengan wajah murung penuh kesedihan.
Tergesah gesah aku menanyakan keadaan Kesya “Dok.. dok gimana dok keadaan Kesya? Gimana dok? Baik baik ajakan?” bertubi-tubi pertanyaan yang ku lontarkan ke Dokter. Bersamaan dengan itu Ayah dan ibu Kesya dengan wajah penuh kepanikan tiba dan bendiri tepat di depan dokter “Dok gimana keadaan anak saya dok ?” tanya Ibu dan ayah Kesya berbarengan.
Dokter hanya diam seribu bahasa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ini benar benar membuatku sangat panik. Apa mungkin Kesya--? Ah nggak mungkin!! Ini nggak mungkin terjadi.
Akhirnya dokter bicara”pak, bu kami sudah berusaha sekuat tenaga tapi takdir berkata lain. Tuhan menjemput  menjeput Kesya” Ujar dokter sambil Meninggalkan aku, Ibu dan ayah Kesya .
Aku shock berat mendengar itu seperti tidak percaya apa yang dikatakan dokter tadi. Hatiku ku benar benar hancur lebur tak karuan. Hari yang seharusnya menjadi hari special untuk kami berdua malah menjadi malapetaka. Begitu pula ayah dan ibu Kesya hanya bisa menangis meratapi kepergian anak satu satunya itu.
Ruangan tempat Kesya dirawat. Aku melihat jasad Kesya telah ditutupi kain putih dari ujung kaki hingga ujung kepala dan Boneka beruang yang tadiku berikan, sekarang berada tepat di sampingnya. Aku membuka buka sebagian kain putih yang menutupi seluruh wajah Kesya. Aku meneteskan butiran bening diwajahnya ”Kenapa harus Kesya yang pergi? Kenapa Kesya? Kenapa kamu harus pergi meninggalkan semua kenangan kita KESYAA? Aku nggak bisa hidup sendiri tanpamu Kesya” ujarku dengan penuh air mata yang membasahi pipi.
***
Hari demi hari ku jalani tanpa separuh jiwaku. Aku hanya dapat mengingat dia dengan melihat Boneka beruang merah jambu dan secarik surat yang ditulis Kesya untukku. Secarik surat itu kutemukan saat aku merapihkan barang barang di laci dekat ranjang Kesya. Tertulis dIsurat itu..
DEAR ROBI
Memang tubuhku sudah tidak dengan ragamu lagi.
Tapi jiwaku selalu ada dihatimu dan semua kenangan
Kenangan kita menjadi sejarah yang tak mungkin dapat kita
Lupakan begitu saja. Aku harap walaupun aku udah pergi
Untuk selama lamanya, kamu tetap ingat sama aku ya sayang.
Aku harap kamu tidak meratapi kepergianku ini. Aku ingin kamu
Terus semangat walaupun aku tidak disampingmu lagi. TAPI AKU
SELALU DIHATIMU J .                                        
                                                               LOVE
                                                                                                 Kesya
14 Juni 2013..
“Kak.. Kak fotonya nih jatuh! dari tadi melamun ajah, awas nanti kesambet loh” ujar gadis kecil nan imut membuyarkan lamunanku sambil menyerahkan foto.
“hehehe iya dek Kakak nggak ngelamun lagi” ujarku sambil mengambil foto yang dipegang gadis kecil itu.
“lagian kenapa si Kakak dari tadi ngelamun sendirian? Udah setengah jam abang ngelamun disini” Ujar gadis kecil itu lagi.
“mau tau ajah anak kecil wuuu” ujarku sambil menjulurkan lidah.
“ihh nyebelin!! Oia ngomong-ngomong itu Foto Kakak sama pacar kakak ya? Cantik Kak Pacar Kakak. Tapi ko nggak diajak kesini padahal suasananya lagi sejuk banget nih Kak” tanya Gadis kecil itu panjang lebar.
“Iya ini Pacar kakak dik. Dia sekarang sudah tenang di surga ” ujarku sambil melihat fotoku dengan Kesya yang sedang duduk di sungai tepat setahun yang lalu.
“ayok kita main ayunan disitu ajah yuk” ajakku sambil menggendong gadis kecil itu.
“ayuk tapi beli es krim itu dulu yak kak”

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone