Cinta CMYK
Kalo kata om Einstein Hukum gravitasi tidak berlaku terhadap orang yang yang sedang jatuh
cinta. Beda dengan gue yang menganggap bahwa gaya sentrifugal seperti pada
proses pengalihan tinta dari bak tinta ke dalam cell di silinder rotogravure
lah yang membuat jatuh cinta itu seolah berputar mendekati porosnya. Ketika
sedang jatuh cinta, semua disekeliling kita terasa berputar. Semua berputar dan
kita berada ditengah sebagai porosnya. Hanya ada orang yang kita sayangi
dihadapan kita berdiri indah. Menatap kita dengan tatapan mata seolah berkata ‘Aku
cinta kamu’.
Jatuh cinta merupakan anugerah terindah yang
diberikan tuhan. Dunia seperti dipenuhi warna proses cyan, magenta, yellow, dan
black. Perpaduan empat unsur warna yang membuat satu kesatuan terpadu dalam
sebuah hubungan. Hati akan penuh dengan warna yang cemerlang dan menakjubkan
bila hati dari dua orang yang saling mencintai tercampur aduk dan membuat warna
baru yang lebih dapat menciptakan sebuah cita rasa warna yang menyejukkan hati
sang kekasih.
Saat silinder plat, blanket, dan impression terus
berputar kisah cinta gue juga tak mau kalah berputar begitu cepat. Setelah lama
tak bertemu akhirnya semesta memberikan gue kesempatan kedua untuk bertemu
orang ini. Kita sebut saja ‘Korek Api’. Si ‘Korek Api’ ini bukan lah orang
asing di kehidupan gue. Pernah dua atau tiga bulan gitu, ah lupa. Dia pernah
mengisi hari-hari gue dengan hembusan kasih sayangnya seperti angin penghembus
menghembuskan angin untuk memudahkan kertas di hisap oleh sucker.
Pertemuan gue kembali saat ulang tahun gue yang ke….
pokoknya udah cukup dewasa buat masuk ke dalam diskotik. Dia datang dan kita berbincang-bincang tentang
sekolah, kegiatan, dan kenangan masa lalu saat masih satu sekolah. Orangnya
asik, selalu nyambung ketika diajak ngobrol. Nggak ada jaim diantara kita
berdua. Semua keluar begitu saja seperti aliran tinta yang mengalir dari bak
tinta menuju permukaan plat cetak. Selalu gue selipkan candaan kecil supaya
tidak terlalu serius kayak lagi rapat dewan di senayan.
Mengingat dia nggak boleh pulang sampai larut malam.
Ditengah riuh-rendahnya candaan teman-teman gue yang lain, gue mengantar dia
pulang. Diatas motor gue merasa dia sangat lah berbeda dari terakhir kali gue
bertemu. Wajahnya yang manis, suaranya yang lembut seperti pempers bayi, dan
setiap nafasnya yang keluar seolah melantunkan kata-kata cinta. Gue begitu
bodoh ketika sadar kalo dia ternyata tak pantas untuk dilepas. Namun burung
yang terbang jauh pun jika masih giring kandang pasti dia akan kembali. Gue
berharap dia lah burung tersebut dan hati ini lah kandang yang akan mendekapnya
untuk selamanya.
Sampai di gang rumahnya, dia pamit kemudian pulang.
Senyum manis serta raut wajah yang tidak menampakkan kebosanan ketika orang
melihatnya membuat gue larut dalam putaran silinder. Gue seperti sebuah Image area pada plat yang akan
menghantarkan perasaan cinta lewat silinder blanket ke permukaan hatinya dengan
bantuan tekanan silinder impression sebagai ungkapan bahwa Gue mulai jatuh cinta lagi.
Selepas kehadirannya di ultah gue saat itu. Gue jadi
makin sering BBMan atau WA-an. Komunikasi gue yang dulu biasa-biasa aja, mulai
saat ini akan jadi luar biasa. Demi mendapat perhatiannya, gue selalu
mengingatkan dia untuk makan atau jangan lupa solat. Terkadang gue cuma
mengingatkan tapi nggak melakukan apa yang gue sarankan ke ‘Korek Api’. Itu
semua semata-mata untuk orang yang gue suka.
Kode demi kode gue lemparkan ketika sedang chatingan.
Entah karena emang dia juga menyimpan perasaan yang sama atau emang dia
orangnya selalu menerima kode kepada siapa saja yang memberinya, dia selalu
membuat gue terbuai. Gue hanyut dan tenggelam di dalam air pembasah yang dingin
di dalam chiller. Hati gue mulai
tidak sabar untuk mengungkapkan semuanya. Mungkinkah ini yang namanya jatuh
cinta penasaran. Hati gue bilang kalo dia lah orang yang tepat. Disisi lain,
gue belom bisa memastikan kalo dia juga memiliki rasa yang sama. Mudah-mudahan
perasaan ini tidak menjadi sebuah Emulsifikasi seperti percampuran air pembasah
dengan tinta sehingga menghasilkan cinta yang tidak sempurna.
Seiiring hari yang tak selalu indah meski badai
menerpa dan rumah gue selalu tergenang oleh banjir. Semua itu terobati dengan
kegiatan gue yang sungguh mengasikkan ini. Chatingan sama ‘Korek Api’. Betapa
senangnya lagi ketika dia meminta gue untuk membantu membuatkan sebuah hadiah
ulang tahun.
Pulang sekolah gue segera meninggalkan sekolah
menggunakan motor, kemudian meluncur ke tempat yang sudah kita berdua janjikan.
Gue datang agak terlambat, dia sudah menunggu sekitar lima menit. Ada wajah
sebel terlukis diwajahnya. Mulutnya yang manyun dan matanya menyipit, membuat
gue ingin menaburkan bubuk powder supaya
wajahnya tidak terkena tular cetak. Supaya wajahnya menjadi indah tanpa
tergores oleh benda apapun.
Sebelum menuju rumah gue untuk membuat hadiahnya.
Gue dan ‘Korek Api’ ke ‘Toko gembira’. Disana menjual barang-barang yang
kebanyakan dibutuhkan oleh para pelajar. Seperti, pensil, buku tulis,
pernak-pernik madding, dan masih banyak dah pokoknya. Gue dan ‘Korek Api’ membeli
sebuah spidol, dua lembar kertas karton hitam, lem, post-it, dan satu bungkus kertas origami. Kemudian kami berdua
menuju rumah gue.
Singkat cerita gue membuatkan dia sebuah hadiah yang
modelnya seperti majalah dinding di sekolah. Dua kertas karton digabungkan
menjadi satu supaya lebih lebar dan puas untuk dituliskan apapan. Di bagian
atas karton, bertulisan ”HAPPY BIRTHDAY” dan
nama orang yang ulang tahun. Pinggiran karton gue lapisi dengan potongan origami
supaya lebih menarik. Gambar kue ulang tahun gue buat dan gue tempel di samping
tulisan happy birthday. Tidak cukup gue selesaikan dalam sehari, gue memutuskam
untuk menyelesaikannya sampai esok hari. Alamat begadang nih. Kemudian
mengingat matahari sudah mulai melambaikan ucapan selamat tinggal, kemudian gue
mengantarnya pulang kerumah. Berjanji kepadanya kalo gue akan menyelesaikannya
hanya sampai besok.
Dengan semangat gue menyelesaikan hadiah ini. Meski
yang ulang tahun bukan ‘Korek Api’. Setidaknya dimatanya gue adalah cowok yang mampu
di andalkan. Cowok multitalent
meskipun nggak ganteng-ganteng banget. Semoga dengan cara ini, dia bisa luluh
sama gue. Hatinya bisa terikat erat dengan hati gue. Rasanya hati ini mulai
berasa cenat-cenut kayak dijepit-jepit unyu pake gripper.
Usai menyelesaikan hadiah yang akan diberikan ke
temennya ‘Korek Api’, harapan gue untuk mendapatkan hatinya mulai membumbung
tinggi. Dua hari kemudian tepat tanggal 14, hari valentine. Hari kasih sayang.
Ya, sebenarnya gue nggak mau ngikut-ngikut yang lain buat ngasih coklat atau
setangkai bunga ke orang terkasih. Tapi sekali-kali gapapa deh, akhirnya gue
membeli sebuah coklat dari temen gue yang harganya nggak terlalu mahal. Kalo
dihitung-hitung seharga pulsa sepuluh rebu. Harga yang murah untuk cinta yang
mewah. Selain coklat, gue juga membuat sebuah vidio Stopmotion dengan menggunakan kertas. Sebagai harapan vidio itu
meyakinkan kalo gue sangatlah mencintai dia dengan tulus. Karena semaleman gue
membuat vidio stopmotion tersebut,
ditemani segelas kopi dan rewelan nyokap gue ‘TIDUR WOI BESOK SEKOLAH. BEGADANG
MULU!’
*
Gue menunggu di depan gang rumahnya diatas motor. Tidak sampai lima
belas menit dia datang. Dia bingung melihat gue yang memaksanya untuk bertemu
malam-malam. Padahal waktu itu masih jam 7. Pas banget solat isya. Ketika
bapak-bapak melintas menggunakan baju koko dan kain sarung serta peci dikepalanya.
Sedangkan Gue berduaan dengan ‘Korek Api’, durhaka sekali gue. Bukannya solat
malah ketemuan sama cewek!
‘Nyalain Bluetooth deh’ ucap gue dengan nada
semangat sambil tersenyum.
Raut wajahnya mengkerut. Dia masih bingung ditambah
gue yang menyuruhnya mengaktifkan Bluetooth ‘Buat apaan emang ?’
‘Udah nyalain aja’
‘Ihhh…buat apaan’
‘Ihh nyalain aja. Ntar nggak sureprise kalo dikasih
tau.’
‘Udah tuh, emang apaan sih ?’ Dia masih heran dan
kepo dengan apa yang akan gue kirim ke hapenya. Mungkin dia takut kalo ternyata
yang gue kirim itu adalah vidio bokep. Langsung saja ketika bluetootnya sudah
aktif gue kirimkan vidio stopmotion
yang sudah gue buat semalaman.
‘Udah masuk ? Jangan dibuka disini ya, kalo udah
dirumah aja dibuka vidionya.’ Pinta gue. ‘Oh, iya, nih ada coklat yang nggak
mahal-mahal banget buat lu, jangan dilihat harganya ya hehehehe’ gue ketawa
padahal nggak ada yang lucu.
Matanya agak terpanah. Jantungnya seperti mau copot.
Ketika tangannya mengambil kotak kecil berisi coklat seharga pulsa sepuluh rebu.
Kayaknya gue udah pantas dibilang cowok romantis nih, sip lah nggak harus
nunggu lama lagi gue harus ngucapin sekarang !
Eh, ntar dulu deh, kayaknya kalo sekarang momennya
belom pas. Gue harus nunggu seminggu lagi. Gue mau tau responnya ketika ngeliat
vidio stopmotion dan coklat yang
murahan itu. Biarkan ini jadi kode terakhir buat dia dari gue. Biar minggu
depan yang akan menjawab kisah cinta gue dengan ‘Korek Api’.
‘Makasih ya yo. Yaampun ngerepotin’ dia tampak
malu-malu kucing jelas terlihat wajahnya yang seperti kucing anggora. Kumis
tumbuh pelan-pelang, tiba-tiba tumbuh bulu tebal dibalik punggungnya, dan
taring keluar dari mulutnya. Lalu dia hanya bisa ngomong ‘Meonng.meongg’.
Secepatnya gue buang imajinasi perubahan ‘Korek Api’
menjadi kucing itu lalu fokus lagi ke wajahnya.
‘Ya sama-sama hehehe’ gue garuk-garuk rambut sambil
tersenyum. ‘Gue duluan ya, mau maen futsal sama temen sekolah’ gue menyalakan
motor bersiap pergi.
‘Yaudah makasih ya sekali lagi. Hati-hati dijalan.
Daahhh’ seiring dengan lambaian tangannya disusul getaran motor gue yang mulai
membantu motor berjalan dan beranjak dari gang rumah ‘Korek Api’. “’ Gue pergi
ke lapangan futsal dengan hati yang sumringah. Jiwa yang seperti di tebas oleh pedang
rasa sayang.
Dia sangat senang dengan pemberian gue. Coklat yang
harganya sama dengan pulsa sepuluh rebu, katanya enak dan juga dicicipi oleh
nyokapnya. Gue bisa mengambil kesimpulan kalo mereka kayaknya suka coklat yang
murahan, bagus deh besok-besok mending gue beliin coklat yang bungkusnya emas
bentuknya kayak duit gopean. Lumayan, harganya juga cuma gope. Vidio stopmotion yang gue bikin juga
nggak kalah membuat dia takjub. Kakaknya yang juga menonton vidio itu, bilang
kalo vidio yang gue buat bagus banget. Keren. Gilak, dengan sekali tebas dengan
coklat dan vidio stopmotion, kakak
dan nyokapnya langsung gue gapai. Ini kayaknya udah tanda, gue yakin semesta,
senja, dan matahari pagi sudah nggak sabar untuk melihat gue menggandeng ‘Korek
Api’.
Besoknya gue udah nggak sabar dan merasa udah
saatnya gue menggapai dia. Terbang kelangit bersama dia. Merangkai kisah cinta
yang sudah lama terputus sekian tahun. Dengan tarikan nafas dan hembusan nafas
dari kuping. Gue menekan tombol send.
‘Lu mau nggak jadi pacar gue ?’
Dua puluh menit tak ada respon dari bidadari di
sebrang sana. Hape yang gue letakkan terbalik karena malu tiba-tiba bergetar.
‘Kayaknya kita temenan aja yo. Lu udah gue anggap
sahabat’ BRUK!!!
Hape yang gue genggam tiba-tiba terasa berat seperti
tumpukan cetakan berisi 5000 eksemplar berbahan karton bord. Hati gue remuk.
Pikiran gue berputar-putar seperti silinder rotogravure bedanya gue tidak
menerima tinta dari bak tinta tapi gue menerima sebuah kenyataan kalo gue
adalah sahabat terbaiknya. Aliran darah gue seperti terhambat, tinta yang
harusnya ada di bak tinta dan mengalir ke plat hingga mewarnai kertas putih dan
menoreh warna yang cemerlang di sebuah cetakan. Saat ini hanya menjadi kertas
putih biasa. Hati gue putih dan tidak bewarna. Kertas ini kosong, tidak ada
cetakan yang tergambar di permukaannya. Sama kayak hati gue. BLANK!!
Gue udah nggak bisa bales apa-apa lagi. Cukup sampai
disini perjuangan gue mendapatkan sosok cewek yang gue idamkan. Ternyata untuk
mendapatkan hatinya masih perlu langkah yang panjang. Memang gue juga salah,
terlalu menaruh harapan yang tinggi. Tidak melihat dibawah kalo ternyata ada
duri yang kapan saja siap menusuk. Begitu lah saat ini, duri itu dengan
tangkasnya menusuk hati gue yang tak bewarna ini.
Mulai saat ini juga, gue akan menghapus perasaan
cinta ini dengan plate cleaner hingga bersih kalo nggak bisa, akan gue lumuri cairan
smash dan gue bilas dengan wash blangket. Perasaan ini nggak boleh terus
menurus mengembang. Harus gue lenyapkan demi kelangsungan hati dan perasaan
gue. Mungkin sudah saatnya lagi untuk gue memulai perputaran silinder ini. Gue
akan masuk kedalam cell dan mencoba jadi tinta yang mampu mewarnai hati wanita
yang memang jodoh gue. Entah kapan itu terjadi, selama silinder masih berputar selama itulah hati ini mencari.
0 komentar:
Posting Komentar