123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Kamis, 03 Desember 2015

Cinta CMYK

Kalo kata om Einstein Hukum gravitasi tidak berlaku terhadap orang yang yang sedang jatuh cinta. Beda dengan gue yang menganggap bahwa gaya sentrifugal seperti pada proses pengalihan tinta dari bak tinta ke dalam cell di silinder rotogravure lah yang membuat jatuh cinta itu seolah berputar mendekati porosnya. Ketika sedang jatuh cinta, semua disekeliling kita terasa berputar. Semua berputar dan kita berada ditengah sebagai porosnya. Hanya ada orang yang kita sayangi dihadapan kita berdiri indah. Menatap kita dengan tatapan mata seolah berkata ‘Aku cinta kamu’.

Jatuh cinta merupakan anugerah terindah yang diberikan tuhan. Dunia seperti dipenuhi warna proses cyan, magenta, yellow, dan black. Perpaduan empat unsur warna yang membuat satu kesatuan terpadu dalam sebuah hubungan. Hati akan penuh dengan warna yang cemerlang dan menakjubkan bila hati dari dua orang yang saling mencintai tercampur aduk dan membuat warna baru yang lebih dapat menciptakan sebuah cita rasa warna yang menyejukkan hati sang kekasih.

Saat silinder plat, blanket, dan impression terus berputar kisah cinta gue juga tak mau kalah berputar begitu cepat. Setelah lama tak bertemu akhirnya semesta memberikan gue kesempatan kedua untuk bertemu orang ini. Kita sebut saja ‘Korek Api’. Si ‘Korek Api’ ini bukan lah orang asing di kehidupan gue. Pernah dua atau tiga bulan gitu, ah lupa. Dia pernah mengisi hari-hari gue dengan hembusan kasih sayangnya seperti angin penghembus menghembuskan angin untuk memudahkan kertas di hisap oleh sucker.

Pertemuan gue kembali saat ulang tahun gue yang ke…. pokoknya udah cukup dewasa buat masuk ke dalam diskotik.  Dia datang dan kita berbincang-bincang tentang sekolah, kegiatan, dan kenangan masa lalu saat masih satu sekolah. Orangnya asik, selalu nyambung ketika diajak ngobrol. Nggak ada jaim diantara kita berdua. Semua keluar begitu saja seperti aliran tinta yang mengalir dari bak tinta menuju permukaan plat cetak. Selalu gue selipkan candaan kecil supaya tidak terlalu serius kayak lagi rapat dewan di senayan.

Mengingat dia nggak boleh pulang sampai larut malam. Ditengah riuh-rendahnya candaan teman-teman gue yang lain, gue mengantar dia pulang. Diatas motor gue merasa dia sangat lah berbeda dari terakhir kali gue bertemu. Wajahnya yang manis, suaranya yang lembut seperti pempers bayi, dan setiap nafasnya yang keluar seolah melantunkan kata-kata cinta. Gue begitu bodoh ketika sadar kalo dia ternyata tak pantas untuk dilepas. Namun burung yang terbang jauh pun jika masih giring kandang pasti dia akan kembali. Gue berharap dia lah burung tersebut dan hati ini lah kandang yang akan mendekapnya untuk selamanya.
Sampai di gang rumahnya, dia pamit kemudian pulang. Senyum manis serta raut wajah yang tidak menampakkan kebosanan ketika orang melihatnya membuat gue larut dalam putaran silinder. Gue seperti sebuah Image area pada plat yang akan menghantarkan perasaan cinta lewat silinder blanket ke permukaan hatinya dengan bantuan tekanan silinder impression sebagai ungkapan bahwa Gue mulai jatuh cinta lagi.

Selepas kehadirannya di ultah gue saat itu. Gue jadi makin sering BBMan atau WA-an. Komunikasi gue yang dulu biasa-biasa aja, mulai saat ini akan jadi luar biasa. Demi mendapat perhatiannya, gue selalu mengingatkan dia untuk makan atau jangan lupa solat. Terkadang gue cuma mengingatkan tapi nggak melakukan apa yang gue sarankan ke ‘Korek Api’. Itu semua semata-mata untuk orang yang gue suka.

Kode demi kode gue lemparkan ketika sedang chatingan. Entah karena emang dia juga menyimpan perasaan yang sama atau emang dia orangnya selalu menerima kode kepada siapa saja yang memberinya, dia selalu membuat gue terbuai. Gue hanyut dan tenggelam di dalam air pembasah yang dingin di dalam chiller. Hati gue mulai tidak sabar untuk mengungkapkan semuanya. Mungkinkah ini yang namanya jatuh cinta penasaran. Hati gue bilang kalo dia lah orang yang tepat. Disisi lain, gue belom bisa memastikan kalo dia juga memiliki rasa yang sama. Mudah-mudahan perasaan ini tidak menjadi sebuah Emulsifikasi seperti percampuran air pembasah dengan tinta sehingga menghasilkan cinta yang tidak sempurna.

Seiiring hari yang tak selalu indah meski badai menerpa dan rumah gue selalu tergenang oleh banjir. Semua itu terobati dengan kegiatan gue yang sungguh mengasikkan ini. Chatingan sama ‘Korek Api’. Betapa senangnya lagi ketika dia meminta gue untuk membantu membuatkan sebuah hadiah ulang tahun.

Pulang sekolah gue segera meninggalkan sekolah menggunakan motor, kemudian meluncur ke tempat yang sudah kita berdua janjikan. Gue datang agak terlambat, dia sudah menunggu sekitar lima menit. Ada wajah sebel terlukis diwajahnya. Mulutnya yang manyun dan matanya menyipit, membuat gue ingin menaburkan bubuk powder supaya wajahnya tidak terkena tular cetak. Supaya wajahnya menjadi indah tanpa tergores oleh benda apapun.

Sebelum menuju rumah gue untuk membuat hadiahnya. Gue dan ‘Korek Api’ ke ‘Toko gembira’. Disana menjual barang-barang yang kebanyakan dibutuhkan oleh para pelajar. Seperti, pensil, buku tulis, pernak-pernik madding, dan masih banyak dah pokoknya. Gue dan ‘Korek Api’ membeli sebuah spidol, dua lembar kertas karton hitam, lem, post-it­, dan satu bungkus kertas origami. Kemudian kami berdua menuju rumah gue.

Singkat cerita gue membuatkan dia sebuah hadiah yang modelnya seperti majalah dinding di sekolah. Dua kertas karton digabungkan menjadi satu supaya lebih lebar dan puas untuk dituliskan apapan. Di bagian atas karton, bertulisan ”HAPPY BIRTHDAY” dan nama orang yang ulang tahun. Pinggiran karton gue lapisi dengan potongan origami supaya lebih menarik. Gambar kue ulang tahun gue buat dan gue tempel di samping tulisan happy birthday. Tidak cukup gue selesaikan dalam sehari, gue memutuskam untuk menyelesaikannya sampai esok hari. Alamat begadang nih. Kemudian mengingat matahari sudah mulai melambaikan ucapan selamat tinggal, kemudian gue mengantarnya pulang kerumah. Berjanji kepadanya kalo gue akan menyelesaikannya hanya sampai besok.

Dengan semangat gue menyelesaikan hadiah ini. Meski yang ulang tahun bukan ‘Korek Api’. Setidaknya dimatanya gue adalah cowok yang mampu di andalkan. Cowok multitalent meskipun nggak ganteng-ganteng banget. Semoga dengan cara ini, dia bisa luluh sama gue. Hatinya bisa terikat erat dengan hati gue. Rasanya hati ini mulai berasa cenat-cenut kayak dijepit-jepit unyu pake gripper.

Usai menyelesaikan hadiah yang akan diberikan ke temennya ‘Korek Api’, harapan gue untuk mendapatkan hatinya mulai membumbung tinggi. Dua hari kemudian tepat tanggal 14, hari valentine. Hari kasih sayang. Ya, sebenarnya gue nggak mau ngikut-ngikut yang lain buat ngasih coklat atau setangkai bunga ke orang terkasih. Tapi sekali-kali gapapa deh, akhirnya gue membeli sebuah coklat dari temen gue yang harganya nggak terlalu mahal. Kalo dihitung-hitung seharga pulsa sepuluh rebu. Harga yang murah untuk cinta yang mewah. Selain coklat, gue juga membuat sebuah vidio Stopmotion dengan menggunakan kertas. Sebagai harapan vidio itu meyakinkan kalo gue sangatlah mencintai dia dengan tulus. Karena semaleman gue membuat vidio stopmotion tersebut, ditemani segelas kopi dan rewelan nyokap gue ‘TIDUR WOI BESOK SEKOLAH. BEGADANG MULU!’
*
Gue menunggu di depan  gang rumahnya diatas motor. Tidak sampai lima belas menit dia datang. Dia bingung melihat gue yang memaksanya untuk bertemu malam-malam. Padahal waktu itu masih jam 7. Pas banget solat isya. Ketika bapak-bapak melintas menggunakan baju koko dan kain sarung serta peci dikepalanya. Sedangkan Gue berduaan dengan ‘Korek Api’, durhaka sekali gue. Bukannya solat malah ketemuan sama cewek!

‘Nyalain Bluetooth deh’ ucap gue dengan nada semangat sambil tersenyum.

Raut wajahnya mengkerut. Dia masih bingung ditambah gue yang menyuruhnya mengaktifkan Bluetooth ‘Buat apaan emang ?’

‘Udah nyalain aja’

‘Ihhh…buat apaan’

‘Ihh nyalain aja. Ntar nggak sureprise kalo dikasih tau.’

‘Udah tuh, emang apaan sih ?’ Dia masih heran dan kepo dengan apa yang akan gue kirim ke hapenya. Mungkin dia takut kalo ternyata yang gue kirim itu adalah vidio bokep. Langsung saja ketika bluetootnya sudah aktif gue kirimkan vidio stopmotion yang sudah gue buat semalaman.

‘Udah masuk ? Jangan dibuka disini ya, kalo udah dirumah aja dibuka vidionya.’ Pinta gue. ‘Oh, iya, nih ada coklat yang nggak mahal-mahal banget buat lu, jangan dilihat harganya ya hehehehe’ gue ketawa padahal nggak ada yang lucu.

Matanya agak terpanah. Jantungnya seperti mau copot. Ketika tangannya mengambil kotak kecil berisi coklat seharga pulsa sepuluh rebu. Kayaknya gue udah pantas dibilang cowok romantis nih, sip lah nggak harus nunggu lama lagi gue harus ngucapin sekarang !

Eh, ntar dulu deh, kayaknya kalo sekarang momennya belom pas. Gue harus nunggu seminggu lagi. Gue mau tau responnya ketika ngeliat vidio stopmotion dan coklat yang murahan itu. Biarkan ini jadi kode terakhir buat dia dari gue. Biar minggu depan yang akan menjawab kisah cinta gue dengan ‘Korek Api’.

‘Makasih ya yo. Yaampun ngerepotin’ dia tampak malu-malu kucing jelas terlihat wajahnya yang seperti kucing anggora. Kumis tumbuh pelan-pelang, tiba-tiba tumbuh bulu tebal dibalik punggungnya, dan taring keluar dari mulutnya. Lalu dia hanya bisa ngomong ‘Meonng.meongg’.

Secepatnya gue buang imajinasi perubahan ‘Korek Api’ menjadi kucing itu lalu fokus lagi ke wajahnya.

‘Ya sama-sama hehehe’ gue garuk-garuk rambut sambil tersenyum. ‘Gue duluan ya, mau maen futsal sama temen sekolah’ gue menyalakan motor bersiap pergi.

‘Yaudah makasih ya sekali lagi. Hati-hati dijalan. Daahhh’ seiring dengan lambaian tangannya disusul getaran motor gue yang mulai membantu motor berjalan dan beranjak dari gang rumah ‘Korek Api’. “’ Gue pergi ke lapangan futsal dengan hati yang sumringah. Jiwa yang seperti di tebas oleh pedang rasa sayang.

Dia sangat senang dengan pemberian gue. Coklat yang harganya sama dengan pulsa sepuluh rebu, katanya enak dan juga dicicipi oleh nyokapnya. Gue bisa mengambil kesimpulan kalo mereka kayaknya suka coklat yang murahan, bagus deh besok-besok mending gue beliin coklat yang bungkusnya emas bentuknya kayak duit gopean. Lumayan, harganya juga cuma gope. Vidio stopmotion yang gue bikin juga nggak kalah membuat dia takjub. Kakaknya yang juga menonton vidio itu, bilang kalo vidio yang gue buat bagus banget. Keren. Gilak, dengan sekali tebas dengan coklat dan vidio stopmotion, kakak dan nyokapnya langsung gue gapai. Ini kayaknya udah tanda, gue yakin semesta, senja, dan matahari pagi sudah nggak sabar untuk melihat gue menggandeng ‘Korek Api’.

Besoknya gue udah nggak sabar dan merasa udah saatnya gue menggapai dia. Terbang kelangit bersama dia. Merangkai kisah cinta yang sudah lama terputus sekian tahun. Dengan tarikan nafas dan hembusan nafas dari kuping. Gue menekan tombol send.

‘Lu mau nggak jadi pacar gue ?’

Dua puluh menit tak ada respon dari bidadari di sebrang sana. Hape yang gue letakkan terbalik karena malu tiba-tiba bergetar.

‘Kayaknya kita temenan aja yo. Lu udah gue anggap sahabat’ BRUK!!!

Hape yang gue genggam tiba-tiba terasa berat seperti tumpukan cetakan berisi 5000 eksemplar berbahan karton bord. Hati gue remuk. Pikiran gue berputar-putar seperti silinder rotogravure bedanya gue tidak menerima tinta dari bak tinta tapi gue menerima sebuah kenyataan kalo gue adalah sahabat terbaiknya. Aliran darah gue seperti terhambat, tinta yang harusnya ada di bak tinta dan mengalir ke plat hingga mewarnai kertas putih dan menoreh warna yang cemerlang di sebuah cetakan. Saat ini hanya menjadi kertas putih biasa. Hati gue putih dan tidak bewarna. Kertas ini kosong, tidak ada cetakan yang tergambar di permukaannya. Sama kayak hati gue. BLANK!!

Gue udah nggak bisa bales apa-apa lagi. Cukup sampai disini perjuangan gue mendapatkan sosok cewek yang gue idamkan. Ternyata untuk mendapatkan hatinya masih perlu langkah yang panjang. Memang gue juga salah, terlalu menaruh harapan yang tinggi. Tidak melihat dibawah kalo ternyata ada duri yang kapan saja siap menusuk. Begitu lah saat ini, duri itu dengan tangkasnya menusuk hati gue yang tak bewarna ini.

Mulai saat ini juga, gue akan menghapus perasaan cinta ini dengan plate cleaner hingga bersih kalo nggak bisa, akan gue lumuri cairan smash dan gue bilas dengan wash blangket. Perasaan ini nggak boleh terus menurus mengembang. Harus gue lenyapkan demi kelangsungan hati dan perasaan gue. Mungkin sudah saatnya lagi untuk gue memulai perputaran silinder ini. Gue akan masuk kedalam cell dan mencoba jadi tinta yang mampu mewarnai hati wanita yang memang jodoh gue. Entah kapan itu terjadi, selama silinder masih berputar selama itulah hati ini mencari.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone