Cerpenkal : Secarik Pertemuan Singkat
Instagram, salah satu media social yang sedang
buming saat ini. Banyak para remaja, orang tua, bahkan kakek nenek pun
menggandrungi media social yang lebih dominan meng-update foto dan vidio ini. Bukan hanya pamer-pamer wajah tebal
dengan bedak berukuran 5 cm, Instagram juga menjadi salah satu pasar online
bagi para pedagang yang tidak ingin repot-repot buka lapak dagangan di pinggir
jalan.
Aku mengusap layar handphoneku keatas, melihat
postingan dari sebagian followersku di timeline Instagram. Ada vidio lucu yang
membuatku tertawa, ada pula foto-foto cowok ganteng yang pasti aku like tak jarang juga aku screncapture lumayan buat dijadiin
wallpaper. Tapi tingkahku menyimpan foto-foto cowok ganteng bukan kearah yang
porno. Itu hanya sekedar hobi, aku rasa hobi ini cuma aku yang memiliki.
Sedetik kemudian aku berhenti menurunkan timeline,
aku stuck di salah satu account Instagram teman satu sekolahku bernama
Koko. Koko itu kalo disekolah termasuk jajaran cowok-cowok keren yang banyak
didemenin cewek-cewek, itu semua nggak lepas dari predikatnya sebagai kapten
basket sekaligus ketua osis. Ih, perfect
deh pokoknya. Sayangnya dia udah punya pacar.
Aku iseng menekan kalimat comment untuk melihat komentar yang jumlahnya ada dua puluh satu.
Ada pula komentar yang membuatku tak berhenti tertawa yaitu komentar dari account obat kuat yang menawarkan
pembesaran alat vital. Aku tak bisa membayangkan jika Kok benar-benar berhasrat
mengorder obat itu. Aku yakin barangnya akan lebih besar dari pentungan satpam.
Selain tukang obat kuat ada juga salah satu akun
yang membuat aku penasaran untuk segera mengunjungi profil instagramnya. Nama
akun tersebut ‘Kenzko’ , namanya lumayan keren untuk ukuran anak remaja karena
tidak menjurus ke nama-nama alay yang membuat aku kadang kala ingin muntah. Aku
bertanya-tanya siapakah ‘Kenzko’ ini, ya, pastinya teman Koko. Pasti ganteng,
toh Kokoh juga ganteng. Ah, buruan deh aku tekan tulisan ‘Kenzko’ dan aku dibawa
ke dalam profilnya yang tidak dikunci. Wow, followersnya banyak juga, ada 2893.
Hitz juga nih cowok. Aku tekan Follow disamping foto profilnya lalu terbesit
dipikiranku untuk stalk nih profil.
Sedetik kemudian aku meluncur keseluruh foto-foto yang keren dan
ganteng-ganteng banget di profilnya. Dilihat dari beberapa fotonya, dia
ternyata penggemar berat Manchester United. Dari foto Wayne Rooney cs yang ia
posting sangat menggambarkan kalo dia pecinta Manchester United yang fanatik. Begitu juga
foto saat ia sedang nobar bersama teman-temannya mengenakan jersey Manchester United sambil mengibar
syal bertuliskan Manchester United diatas kepalanya. Cool.
Aku nggak bisa menahan senyum ketika melihat salah
satu postingan fotonya yang keren abis. Foto itu saat ia sedang di bibir pantai
memakai kaca mata hitam, bibir bawahnya digigit, dan alisnya diangkat keatas.
Masyallah, tuhan maafkan hambamu ini yang terlalu mengagumi manusia ciptaanmu
yang gantengnya naujubileh.
----------------
Di kelas saat pelajaran fisika aku tidak terlalu memperhatikan
Bu Nia menjelaskan tentang aliran air yang harus dihitung ketika melewati pipa
yang diameternya kecil atau besar. Saat ini yang membuatku lebih perhatian
adalah instagramnya Kenzko yang ternyata mem-Followback Instagram-ku. Aku tak kuasa menahan kegembiraanku ini.
Sampai-sampai aku tak sengaja berteriak ‘Yessss!’ hingga membuat seisi kelas
menatapku tajam. Apalagi tatapan Bu Nia lebih tajam daripada pedang samurai.
Aku hanya bisa tersenyum malu. Lalu Bu Nia menanyakan pertanyaan kepadaku
dengan matanya yang masih membelalak.
‘Zizi!, Coba tolong jelaskan bagaimana rumus mencari
kecepatan aliran air ketika melewati
pipa yang berdiamer 45 ?’ tanya Bu Nia.
Mampus dah. Sialnya aku berteriak disaat-saat
seperti ini. Aku hanya bisa pelanga-pelongo, membalik lembaran buku paket
fisika berharap menemukan rumus yang diminta Bu Nia, dan aku juga menengok kearah
teman-temanku sekaligus berharap ada yang memberikan belas kasihan kepadaku untuk
memberi tahu rumus kecepatan aliran air. Namun sepertinya teman-temanku sengaja
tidak melihatku. Oke, fix kalian jahat.
‘Nggak tahu bu’ aku menggaruk-garuk kepala sambil
berpura-pura mencari rumus dibuku paket.
‘Keluar!’ teriak Bu Nia menunjuk ke arah pintu
menyuruhku keluar dari kelas. Tanpa banyak pembelaan dan basa-basi yang hanya
memperlambat waktu pelarajaran, aku segera berdiri dan keluar. Gapapa lah,
setidaknya aku bisa lebih lama bermain-main instagram di luar kelas.
Terimakasih Bu Nia.
---------------
Kabar baik bagiku hari ini, meskipun tadi di sekolah
harus keluar saat pelajaran fisika. Ternyata itu awal dari keindahan hari ini.
Aku percaya setelah badai akan muncul pelangi. Seperti yang terjadi denganku
saat ini, setelah aku dikeluarkan dari kelas. Aku iseng chat Kenzko lewat fitur
chating yang disediakan Instagram. Tak lama ketika aku chating, dia langsung
balas. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu sedetik pun. Aku pun chatingan
lewat instagram, namun Kenzko kurang suka chatingan via Instagram. Akhirnya ia
memberikan Id Line. Tanpa harus diminta, dia yang memberikan. Voila!
Kami chatingan dari aku pulang sekolah. Di halte
saat menunggu kopaja aku chatingan, di dalam kopaja aku chatingan, saat diminta
uang oleh kondektur aku tidak menggubris sampai kondekturnya kesal, itu semua
karena si Kenzko. Informasi yang aku dapatkan dari chat dengannya ternyata nama
asli Kenzko itu adalah Keni dan dia anak futsal. Dia sekolah di SMA Tanujaya,
jaraknya tidak jauh dari sekolahku, bisa ditempuh pakai gojek atau bajaj.
Sepuluh menit lah. Usut punya usut ternyata Kenzko itu kakak sepupunya Koko.
Pantas ganteng, ternyata satu pabrik toh. Dan yang paling membuatku senang adalah
dia mengucapkan Good Night untukku. Bagiku ucapan selamat malam dengan bahasa
inggris sensasi membacanya lebih terkesan romantis. Aku pun tertidur lelap
dalam bayang-bayang wajah Kenzko yang ganteng.
------------
Aku duduk di depan cermin rias di dalam kamarku.
Menatap wajahku yang kayaknya sudah
cantik. Aku memakai bedak di wajah, kuratakan dengan telapak tangan. Lalu
menyemprotkan hairspray ke rambutku
supaya tidak berantakan ketika tersapu angin. Aku berdiri didepan cermin,
memastikan dress yang aku pakai untuk bertemu dengan Kenzko hari ini pas
membalut tubuhku yang langsing meski tidak terlalu tinggi. Maklum cuma 155 cm.
Sulit untuk jadi pramugari, ya, mentok-mentok aku palingan jadi pramuniaga.
‘Aku
udah di depan nih. Gercep
‘ pesan line dari Kenzko yang sudah tiba di
depan rumahku.
Pesan itu sungguh membuatku panik. Aku tidak mau di
cap ngaret sama orang yang baru aku kenal apalagi yang mengecap itu seorang
Kenzko, si ganteng dari goa hantu. Aku hantunya hehehe. Aku sergah tas
jinjingku, lalu mengalungkannya di lengan. Kemudian melangkah dengan cepat
keluar kamar.
Aku keluar gerbang ketika Kenzko sedang sibuk
menatap layar hapenya diatas motor.
‘Halo’ sapaku seraya menyunggingkan senyuman semanis
mungkin.
Wajah Kenzko berkerut. Ia melihat ku dengan tatapan ‘Nih orang ngapa dah ?’. Ia merasa aneh
dengan penampilanku. Setelah melihat ku dari ujung kaki hingga unjung
ubun-ubun, matanya memicing ke arahku tajam. Tatapannya tak bisa ku bayangkan,
ganteng pisan euy!!
‘Kok pake dress ?’ tanyanya heran.
‘Kan kita mau ngedate’ jawabku.
‘Kan kemarin aku bilang kita mau nobar bola’
‘Yah aku salah pake baju dong ?’ wajahku tiba-tiba
berubah jadi cemberut brutal ‘Lagian aku juga nggak punya baju bola. Aku ganti
aja kali ya, aku pinjem baju bola bokap deh’ aku langsung membuka gerbang namun
segera Kenzko menghalangi ku untuk masuk kembali kerumah.
‘Eitss..eh gausah ganti. Kamu pake jaket aku aja
ini. Keliatan sporty juga kok. Lagian kamu ada-ada aja sih pake baju pesta buat
nobar’ Kenzko megulurkan jaket Manchester United warna merahnyanya lalu aku
ambil dan aku pakai. Hari ini aku sepertinya menghianati bokap yang notabenenya
sebagai pendukung Manchester City.
‘Namanya juga nggak tau hehehe’ aku tersipu malu.
Meski malu, gapapa deh. Aku pun dapet bonus bisa memakai jaketnya Kenzko.
Kami pun meluncur ke cafe yang menggelar nonton
bareng Manchester United melawan Chelsea. Aku sama sekali nggak ngerti tentang
sepak bola. Yang aku tahu cuma David Bechkam dan Cristiano Ronaldo. Udah itu
doang, itu pun karena mereka ganteng. Bukan karena cara bermainnya yang bagus.
Kenzko menggandeng tanganku masuk kedalam Cafe. Kami
duduk diantara pendukung Manchester United yang dominan memakai jersey kebanggaan
berwarna merah. Untung saja aku tadi dipinjamkan jaket MU milik Kenzko, kalau
tidak aku bisa dikatain orang dugem nyasar.
Pertandingan dimulai, semua mata tertuju pada layar
putih yang tersorot cahaya dari infokus. Sambil bernyanyi-nyayi ala pendukung
sepakbola luar negeri, cafe ini terasa berevolusi menjadi stadion Old Trafford.
Kenzko begitu serius mengamati pertandingan yang justru membuatku sangat
membosankan. Aku menonton pura-pura ngerti aja, padahal dari tadi aku
nanya-nanya mulu ke Kenzko apa itu offside ? Kok bisa offside ? Kok pelatihnya
pake jas, kenapa nggak pake jersey juga ? kenapa kiper pake sarung tangan,
emangnya mau balapan motor ?
Pertanyaan-pertanyaanku selalu dijawab oleh Kenzko
meski Kenzko sepertinya agak terganggu dengan pertanyaan yang aku lontarkan ke
dia. Supaya tidak mengganggu dia menonton, akhirnya aku juga ikut menonton
dengan serius sambil menikmati kentang goreng yang sudah dipesannya tadi.
Pertandingan selesai dengan kedua tim berbagi angka
0-0. Kami lalu pulang. Selama perjalanan tidak ada obrolan yang asyik seperti
di chatingan. Kenzko berbeda 180 derajat saat di dunia nyata. Dia agak kaku.
Tidak ada pertanyaan yang sering ia ajukan seperti saat sedang chatingan. Kami
diam seribu bahasa. Apa ia sedang kalut karena Manchester United hanya bisa
bermain imbang ? Aku pun capek dengan situasi sepi seperti kuburan jeruk purut
ini. Aku pun mencoba mencairkan suasana.
‘Tadi berapa-berapa skornya Ken ?’ tanyaku. Lalu aku
tersadar pertanyaan ini adalah blunder.
‘0-0’ jawabnya singkat. Alhamdulillah dia tidak
sadar kalo pertanyaan tadi seharusnya tidak usah dijawab. Masa iyak,
jelas-jelas aku nonton tapi aku nggak tahu hasil akhirnya.
‘Manchester United mainnya bagus kok daripada
Chelsea.Kelihatan selama pertandingan tadi Manchester United offside mulu,
keren banget itu’ jelasku ngasal.
‘Hmmm’ Kenzko berdehem ketus.
Aku menghela napas panjang. Menduga-duga kalau
Kenzko ini sedang kesambet setan bengong.
‘Kamu sakit ya ?’ tanyaku sambil memegang pundak
sebelah kanan Kenzko.
‘Nggak kok’ jawabnya singkat padat, jelas, dan
menyakitkan.
Aku pun tak melanjutkan pertanyaan apa-apa lagi. Aku
lebih memilih diam sambil melihat-lihat sekeliling jalanan yang disorot lampu kuning.
Serta pohon-pohon yang tertiup diterpa angin malam minggu yang kelabu.
Sampai dirumahku, dia langsung pamit untuk pergi.
Tidak lupa aku kembalikan jaket yang ia pinjamkan. Ia tersenyum kecut. Jelas,
pertemuanku malam ini tidak berkesan. Ditambah aku memendam teka-teki aneh
tentang perbedaan sifat Kenzko. Perlahan motor Kenzko pergi, aku memandangi
punggungnya yang gagah dari depan rumah. Senyuman kekecewaan terlukis diwajahku
meski masih ada kebahagiaan kecil yang terselip. Diiringi senyuman dan angin dingin
malam minggu, Kenzko menghilang.
----------
Dua minggu tidak ada komunikasi aku dengan Kenzko.
Ditambah dua hari yang lalu aku harus menerima kenyataan pahit kalau Kenzko
ternyata sudah punya pacar. Di Instagramnya ia mengupload foto aniverssarynya yang ke-2 tahun. Sial,
aku hampir jadi madunya.
Fakta itu membuat hidupku jadi datar-datar saja.
Tidak ada chatingan yang membuatku tidak fokus saat pelajaran. Kini, semenjak
Kenzko tidak ada kabar aku lebih senang menggambar hati retak di buku tulis
bagian belakang. Aku merasa gambar ini cukup menjadi penenang hatiku karena
ditinggal Kenzko. Aku memang bukan milik Kenzko seutuhnya, jangankan seutuhnya,
bagian secuil hatiku pun tak ada di hatinya. Aku sering bertanya-tanya kenapa
begitu sakit ditinggal orang yang baru kita kenal ? Padahal siapakah dia ?
Apalah dia bagi kehidupan kita ?
Bosan menggambar hati yang lama-lama malah bikin
baper. Aku merogoh kantong rok. Lalu mengambil hape. Kemudian membuka aplikasi
Instagram, lalu memotret punggung Bu Nia yang sedang menulis contoh soal di
papan tulis dengan spidol. Foto itu aku upload
ke instagram dengan caption ‘Aku
percaya kalau mengenal fisika akan membuatku mengenal rumus-rumus yang rumit
namun aku lebih percaya lagi jika mengenalmu akan membuatku lebih mengetahui bagaimana
rasanya sakit hati yang dahsyat’
Dari postingan itu aku mendapat begitu banyak like.
Aku terkekeh dimeja sambil tertunduk menatap hape. Tiba-tiba Bu Nia curiga
dengan gerak-gerak mencurigakan yang aku buat, seperti biasa ia langsung teriak
dengan mode stereo.
‘Zizi! Hitung semua pertanyaan yang ada di papan
tulis ini didepan. Sekarang!’
‘Baik bu’
kali ini aku sudah bisa menjawab soal-soal dari Bu
Nia. Karena aku masih percaya setelah pelangi selalu akan ada badai lagi yang
datang. Oleh karena itu aku belajar. Dan aku tahu, badai yang tercipta itu
adalah kedatangan Kenzko di kehidupanku. Meski sebentar tapi merusak. Aku
melangkah kedepan dengan senyuman kemenangan, merengkuh spidol lalu menjawab
semua contoh soal dengan benar. Yes.
0 komentar:
Posting Komentar