123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 skypeid

Minggu, 03 Januari 2016

Cerpenkal : Secarik Pertemuan Singkat



Instagram, salah satu media social yang sedang buming saat ini. Banyak para remaja, orang tua, bahkan kakek nenek pun menggandrungi media social yang lebih dominan meng-update foto dan vidio ini. Bukan hanya pamer-pamer wajah tebal dengan bedak berukuran 5 cm, Instagram juga menjadi salah satu pasar online bagi para pedagang yang tidak ingin repot-repot buka lapak dagangan di pinggir jalan.

Aku mengusap layar handphoneku keatas, melihat postingan dari sebagian followersku di timeline Instagram. Ada vidio lucu yang membuatku tertawa, ada pula foto-foto cowok ganteng yang pasti aku like tak jarang juga aku screncapture lumayan buat dijadiin wallpaper. Tapi tingkahku menyimpan foto-foto cowok ganteng bukan kearah yang porno. Itu hanya sekedar hobi, aku rasa hobi ini cuma aku yang memiliki. Sedetik kemudian aku berhenti menurunkan timeline, aku stuck di salah satu account Instagram teman satu sekolahku bernama Koko. Koko itu kalo disekolah termasuk jajaran cowok-cowok keren yang banyak didemenin cewek-cewek, itu semua nggak lepas dari predikatnya sebagai kapten basket sekaligus ketua osis. Ih, perfect deh pokoknya. Sayangnya dia udah punya pacar.

Aku iseng menekan kalimat comment untuk melihat komentar yang jumlahnya ada dua puluh satu. Ada pula komentar yang membuatku tak berhenti tertawa yaitu komentar dari account obat kuat yang menawarkan pembesaran alat vital. Aku tak bisa membayangkan jika Kok benar-benar berhasrat mengorder obat itu. Aku yakin barangnya akan lebih besar dari pentungan satpam.

Selain tukang obat kuat ada juga salah satu akun yang membuat aku penasaran untuk segera mengunjungi profil instagramnya. Nama akun tersebut ‘Kenzko’ , namanya lumayan keren untuk ukuran anak remaja karena tidak menjurus ke nama-nama alay yang membuat aku kadang kala ingin muntah. Aku bertanya-tanya siapakah ‘Kenzko’ ini, ya, pastinya teman Koko. Pasti ganteng, toh Kokoh juga ganteng. Ah, buruan deh aku tekan tulisan ‘Kenzko’ dan aku dibawa ke dalam profilnya yang tidak dikunci. Wow, followersnya banyak juga, ada 2893. Hitz juga nih cowok. Aku tekan Follow disamping foto profilnya lalu terbesit dipikiranku untuk stalk nih profil. Sedetik kemudian aku meluncur keseluruh foto-foto yang keren dan ganteng-ganteng banget di profilnya. Dilihat dari beberapa fotonya, dia ternyata penggemar berat Manchester United. Dari foto Wayne Rooney cs yang ia posting sangat menggambarkan kalo dia pecinta  Manchester United yang fanatik. Begitu juga foto saat ia sedang nobar bersama teman-temannya mengenakan jersey Manchester United sambil mengibar syal bertuliskan Manchester United diatas kepalanya. Cool.

Aku nggak bisa menahan senyum ketika melihat salah satu postingan fotonya yang keren abis. Foto itu saat ia sedang di bibir pantai memakai kaca mata hitam, bibir bawahnya digigit, dan alisnya diangkat keatas. Masyallah, tuhan maafkan hambamu ini yang terlalu mengagumi manusia ciptaanmu yang gantengnya naujubileh.
----------------

Di kelas saat pelajaran fisika aku tidak terlalu memperhatikan Bu Nia menjelaskan tentang aliran air yang harus dihitung ketika melewati pipa yang diameternya kecil atau besar. Saat ini yang membuatku lebih perhatian adalah instagramnya Kenzko yang ternyata mem-Followback Instagram-ku. Aku tak kuasa menahan kegembiraanku ini. Sampai-sampai aku tak sengaja berteriak ‘Yessss!’ hingga membuat seisi kelas menatapku tajam. Apalagi tatapan Bu Nia lebih tajam daripada pedang samurai. Aku hanya bisa tersenyum malu. Lalu Bu Nia menanyakan pertanyaan kepadaku dengan matanya yang masih membelalak.

‘Zizi!, Coba tolong jelaskan bagaimana rumus mencari kecepatan  aliran air ketika melewati pipa yang berdiamer 45 ?’ tanya Bu Nia.

Mampus dah. Sialnya aku berteriak disaat-saat seperti ini. Aku hanya bisa pelanga-pelongo, membalik lembaran buku paket fisika berharap menemukan rumus yang diminta Bu Nia, dan aku juga menengok kearah teman-temanku sekaligus berharap ada yang memberikan belas kasihan kepadaku untuk memberi tahu rumus kecepatan aliran air. Namun sepertinya teman-temanku sengaja tidak melihatku. Oke, fix kalian jahat.

‘Nggak tahu bu’ aku menggaruk-garuk kepala sambil berpura-pura mencari rumus dibuku paket.

‘Keluar!’ teriak Bu Nia menunjuk ke arah pintu menyuruhku keluar dari kelas. Tanpa banyak pembelaan dan basa-basi yang hanya memperlambat waktu pelarajaran, aku segera berdiri dan keluar. Gapapa lah, setidaknya aku bisa lebih lama bermain-main instagram di luar kelas. Terimakasih Bu Nia.

---------------
Kabar baik bagiku hari ini, meskipun tadi di sekolah harus keluar saat pelajaran fisika. Ternyata itu awal dari keindahan hari ini. Aku percaya setelah badai akan muncul pelangi. Seperti yang terjadi denganku saat ini, setelah aku dikeluarkan dari kelas. Aku iseng chat Kenzko lewat fitur chating yang disediakan Instagram. Tak lama ketika aku chating, dia langsung balas. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu sedetik pun. Aku pun chatingan lewat instagram, namun Kenzko kurang suka chatingan via Instagram. Akhirnya ia memberikan Id Line. Tanpa harus diminta, dia yang memberikan. Voila!

Kami chatingan dari aku pulang sekolah. Di halte saat menunggu kopaja aku chatingan, di dalam kopaja aku chatingan, saat diminta uang oleh kondektur aku tidak menggubris sampai kondekturnya kesal, itu semua karena si Kenzko. Informasi yang aku dapatkan dari chat dengannya ternyata nama asli Kenzko itu adalah Keni dan dia anak futsal. Dia sekolah di SMA Tanujaya, jaraknya tidak jauh dari sekolahku, bisa ditempuh pakai gojek atau bajaj. Sepuluh menit lah. Usut punya usut ternyata Kenzko itu kakak sepupunya Koko. Pantas ganteng, ternyata satu pabrik toh. Dan yang paling membuatku senang adalah dia mengucapkan Good Night untukku. Bagiku ucapan selamat malam dengan bahasa inggris sensasi membacanya lebih terkesan romantis. Aku pun tertidur lelap dalam bayang-bayang wajah Kenzko yang ganteng.

------------

Aku duduk di depan cermin rias di dalam kamarku. Menatap wajahku yang kayaknya sudah cantik. Aku memakai bedak di wajah, kuratakan dengan telapak tangan. Lalu menyemprotkan hairspray ke rambutku supaya tidak berantakan ketika tersapu angin. Aku berdiri didepan cermin, memastikan dress yang aku pakai untuk bertemu dengan Kenzko hari ini pas membalut tubuhku yang langsing meski tidak terlalu tinggi. Maklum cuma 155 cm. Sulit untuk jadi pramugari, ya, mentok-mentok aku palingan jadi pramuniaga.

‘Aku udah di depan nih. Gercep  pesan line dari Kenzko yang sudah tiba di depan rumahku.

Pesan itu sungguh membuatku panik. Aku tidak mau di cap ngaret sama orang yang baru aku kenal apalagi yang mengecap itu seorang Kenzko, si ganteng dari goa hantu. Aku hantunya hehehe. Aku sergah tas jinjingku, lalu mengalungkannya di lengan. Kemudian melangkah dengan cepat keluar kamar.

Aku keluar gerbang ketika Kenzko sedang sibuk menatap layar hapenya diatas motor.

‘Halo’ sapaku seraya menyunggingkan senyuman semanis mungkin.

Wajah Kenzko berkerut. Ia melihat ku dengan tatapan ‘Nih orang ngapa dah ?’. Ia merasa aneh dengan penampilanku. Setelah melihat ku dari ujung kaki hingga unjung ubun-ubun, matanya memicing ke arahku tajam. Tatapannya tak bisa ku bayangkan, ganteng pisan euy!!

‘Kok pake dress ?’ tanyanya heran.

‘Kan kita mau ngedate’ jawabku.

‘Kan kemarin aku bilang kita mau nobar bola’

‘Yah aku salah pake baju dong ?’ wajahku tiba-tiba berubah jadi cemberut brutal ‘Lagian aku juga nggak punya baju bola. Aku ganti aja kali ya, aku pinjem baju bola bokap deh’ aku langsung membuka gerbang namun segera Kenzko menghalangi ku untuk masuk kembali kerumah.

‘Eitss..eh gausah ganti. Kamu pake jaket aku aja ini. Keliatan sporty juga kok. Lagian kamu ada-ada aja sih pake baju pesta buat nobar’ Kenzko megulurkan jaket Manchester United warna merahnyanya lalu aku ambil dan aku pakai. Hari ini aku sepertinya menghianati bokap yang notabenenya sebagai pendukung Manchester City.

‘Namanya juga nggak tau hehehe’ aku tersipu malu. Meski malu, gapapa deh. Aku pun dapet bonus bisa memakai jaketnya Kenzko.

Kami pun meluncur ke cafe yang menggelar nonton bareng Manchester United melawan Chelsea. Aku sama sekali nggak ngerti tentang sepak bola. Yang aku tahu cuma David Bechkam dan Cristiano Ronaldo. Udah itu doang, itu pun karena mereka ganteng. Bukan karena cara bermainnya yang bagus.

Kenzko menggandeng tanganku masuk kedalam Cafe. Kami duduk diantara pendukung Manchester United yang dominan memakai jersey kebanggaan berwarna merah. Untung saja aku tadi dipinjamkan jaket MU milik Kenzko, kalau tidak aku bisa dikatain orang dugem nyasar.

Pertandingan dimulai, semua mata tertuju pada layar putih yang tersorot cahaya dari infokus. Sambil bernyanyi-nyayi ala pendukung sepakbola luar negeri, cafe ini terasa berevolusi menjadi stadion Old Trafford. Kenzko begitu serius mengamati pertandingan yang justru membuatku sangat membosankan. Aku menonton pura-pura ngerti aja, padahal dari tadi aku nanya-nanya mulu ke Kenzko apa itu offside ? Kok bisa offside ? Kok pelatihnya pake jas, kenapa nggak pake jersey juga ? kenapa kiper pake sarung tangan, emangnya mau balapan motor ?

Pertanyaan-pertanyaanku selalu dijawab oleh Kenzko meski Kenzko sepertinya agak terganggu dengan pertanyaan yang aku lontarkan ke dia. Supaya tidak mengganggu dia menonton, akhirnya aku juga ikut menonton dengan serius sambil menikmati kentang goreng yang sudah dipesannya tadi.

Pertandingan selesai dengan kedua tim berbagi angka 0-0. Kami lalu pulang. Selama perjalanan tidak ada obrolan yang asyik seperti di chatingan. Kenzko berbeda 180 derajat saat di dunia nyata. Dia agak kaku. Tidak ada pertanyaan yang sering ia ajukan seperti saat sedang chatingan. Kami diam seribu bahasa. Apa ia sedang kalut karena Manchester United hanya bisa bermain imbang ? Aku pun capek dengan situasi sepi seperti kuburan jeruk purut ini. Aku pun mencoba mencairkan suasana.

‘Tadi berapa-berapa skornya Ken ?’ tanyaku. Lalu aku tersadar pertanyaan ini adalah blunder.

‘0-0’ jawabnya singkat. Alhamdulillah dia tidak sadar kalo pertanyaan tadi seharusnya tidak usah dijawab. Masa iyak, jelas-jelas aku nonton tapi aku nggak tahu hasil akhirnya.

‘Manchester United mainnya bagus kok daripada Chelsea.Kelihatan selama pertandingan tadi Manchester United offside mulu, keren banget itu’ jelasku ngasal.

‘Hmmm’ Kenzko berdehem ketus.

Aku menghela napas panjang. Menduga-duga kalau Kenzko ini sedang kesambet setan bengong.

‘Kamu sakit ya ?’ tanyaku sambil memegang pundak sebelah kanan Kenzko.

‘Nggak kok’ jawabnya singkat padat, jelas, dan menyakitkan.

Aku pun tak melanjutkan pertanyaan apa-apa lagi. Aku lebih memilih diam sambil melihat-lihat sekeliling jalanan yang disorot lampu kuning. Serta pohon-pohon yang tertiup diterpa angin malam minggu yang kelabu.

Sampai dirumahku, dia langsung pamit untuk pergi. Tidak lupa aku kembalikan jaket yang ia pinjamkan. Ia tersenyum kecut. Jelas, pertemuanku malam ini tidak berkesan. Ditambah aku memendam teka-teki aneh tentang perbedaan sifat Kenzko. Perlahan motor Kenzko pergi, aku memandangi punggungnya yang gagah dari depan rumah. Senyuman kekecewaan terlukis diwajahku meski masih ada kebahagiaan kecil yang terselip. Diiringi senyuman dan angin dingin malam minggu, Kenzko menghilang.

----------

Dua minggu tidak ada komunikasi aku dengan Kenzko. Ditambah dua hari yang lalu aku harus menerima kenyataan pahit kalau Kenzko ternyata sudah punya pacar. Di Instagramnya ia mengupload foto aniverssarynya yang ke-2 tahun. Sial, aku hampir jadi madunya.

Fakta itu membuat hidupku jadi datar-datar saja. Tidak ada chatingan yang membuatku tidak fokus saat pelajaran. Kini, semenjak Kenzko tidak ada kabar aku lebih senang menggambar hati retak di buku tulis bagian belakang. Aku merasa gambar ini cukup menjadi penenang hatiku karena ditinggal Kenzko. Aku memang bukan milik Kenzko seutuhnya, jangankan seutuhnya, bagian secuil hatiku pun tak ada di hatinya. Aku sering bertanya-tanya kenapa begitu sakit ditinggal orang yang baru kita kenal ? Padahal siapakah dia ? Apalah dia bagi kehidupan kita ?

Bosan menggambar hati yang lama-lama malah bikin baper. Aku merogoh kantong rok. Lalu mengambil hape. Kemudian membuka aplikasi Instagram, lalu memotret punggung Bu Nia yang sedang menulis contoh soal di papan tulis dengan spidol. Foto itu aku upload ke instagram dengan caption ‘Aku percaya kalau mengenal fisika akan membuatku mengenal rumus-rumus yang rumit namun aku lebih percaya lagi jika mengenalmu akan membuatku lebih mengetahui bagaimana rasanya sakit hati yang dahsyat’

Dari postingan itu aku mendapat begitu banyak like. Aku terkekeh dimeja sambil tertunduk menatap hape. Tiba-tiba Bu Nia curiga dengan gerak-gerak mencurigakan yang aku buat, seperti biasa ia langsung teriak dengan mode stereo.

‘Zizi! Hitung semua pertanyaan yang ada di papan tulis ini didepan. Sekarang!’

‘Baik bu’

kali ini aku sudah bisa menjawab soal-soal dari Bu Nia. Karena aku masih percaya setelah pelangi selalu akan ada badai lagi yang datang. Oleh karena itu aku belajar. Dan aku tahu, badai yang tercipta itu adalah kedatangan Kenzko di kehidupanku. Meski sebentar tapi merusak. Aku melangkah kedepan dengan senyuman kemenangan, merengkuh spidol lalu menjawab semua contoh soal dengan benar. Yes.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Pages

Super Stars

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Post

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Friendzone